"Lo serius?" seorang pria dengan wajah datar menatap gadis yang sendari tadi menggigiti kukunya.
Gadis itu beralih menatap pria yang duduk di hadapannya. "Gue serius, gue yakin mereka team yang di bentuk langsung sama raja Guardian, team Treasure, mereka juga yang bakalan jadi kesatria gabungan." jelasnya.
Seorang pria lainnya datang dengan sebuah pisau lipat di tangan kanannya. "Kenapa lo bisa yakin banget?"
Gadis tadi menghembuskan nafasnya. "Kalian tau kan? Setiap team pasti akan dibagi menurut kaum masing-masing, tapi team Treasure? Mereka terdiri dari kaum berbeda, bahkan Demon sama Guardian ada di sana."
"Lo liat mereka di mana?"
"Hutan terlarang tadi siang, gue liat Violetta sama Victoria juga di sana." jawab gadis tadi dengan pandangan tajam ke arah dua pria di hadapannya.
Kedua pria tadi saling berpandangan. "Jadi?"
Gadis itu mengacak rambutnya frustasi "Akhh itu semua urusan kalian, tujuan gue cuma satu, Asahi" ucapnya.
Salah satu dari mereka tersenyum miring. "Lo yakin bisa dapetin putra Zeus? Setelah rencana lo buat dapetin tahta raja Demon hampir pupus? Ah, atau mustahil?"
Mendengar penuturan temannya, sontak ia mendelik lalu bangkit dari duduknya. "Gak ada yang gak mungkin buat gue."
"Setelah gue bunuh mate nya, Asahi bisa jadi milik gue." lanjutnya lalu pergi dari tempat itu.
"Cewek sinting."
"Ogah banget gue bantuin dia, mending ke bumi, makan-makan." ucap pemuda yang lainnya.
"Perut karet."
☆
Tigabelas remaja tadi sedang berkumpul di ruang tengah, jangan lupakan sosok Hyunjin yang dengan tidak tau malunya malah enak-enakan menonton tv dengan satu cup ramen-yang sengaja dibawa oleh Hyunsuk-di tangannya.
"Jin, lo disini niatnya mau ngasih wand apa numpang makan sih?" tanya Jihoon, hari sudah gelap, dan Hyunjin masih betah berada di rumah itu.
Hyunjin tersenyum sambil menjentikkan jarinya. "Nah, itu lo peka, lagian gue males balik ke asrama, palingan juga di suruh bersih'bersih, kalo nggak ya belajar, udah tau kapasitas otak gue cuma seperempat biji selasih." jalasnya sambil meneguk sekaleng cola.
"Lagian gak papa kali gue disini, lagian ini rumah juga punya Junho, sesekali gue bersilaturahmi ke rumah temen." lanjutnya.
Semua anak saling berpandangan satu sama lain. "Junho siapa?" tanya Doyoung yang sedang asik mengutak atik remot tv beralih menatap Hyunjin.
"Temen, anak Ravenclaw."
Doyoung mengangguk, lalu menatap Junkyu dan beralih kembali menatap Hyunjin. "Kalo gue sama bang Junkyu?"
Hyunjin terdiam sebentar sambil memejamkan matanya. "Lo Hufflepuf, dan Junkyu...." Hyunjin menjeda ucapannya beberapa saat.
"Gryffindor, maybe...." lanjutnya.
Sontak semua orang menganga tak percaya. "HAH?"
"JUNKYU? GRIPIN?"
"Tapi ini belum tentu bener ya, ini cuma dari ramalan yang gue liat sih gitu." ucap Hyunjin menengahi.
Sedangkan yang dibicarakan hanya santai seperti di pantai sambil memeluk bantal hello kitty yang ia temukan di atas pohon mangga saat kospley jadi monyet tadi sore.
"Iri bilang bos." celetuk Junkyu.
"Oh iya, tadi juga ada adek gue yang satunya, si Victoria, dia gak berisik kan?"
Yoonbin mendengus. "Jangankan berisik, ngomong aja irit dia, sama tuh kayak tuh tuh." ucap Yoonbin sambil menunjuk Asahi dengan dagunya.
"Adek lo penyihir?" tanya Asahi.
Hyunjin mengangguk. "Mereka keturunan Demeter setengah penyihir." jawabnya, yang lain hanya mengangguk.
"Kecuali Violetta sama gue." lanjutnya.
"Mereka?"
"Kembar dua biji."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE: TREASURE13 [Praquel of retaliation by cloning]
Fantasy"Jangan mati, jangan pecah, kita bertigabelas, gak kurang gak lebih." Warning‼️ Harsh word ꜱᴛᴀʀᴛ: 1 ᴍᴀʀᴄʜ 2021