17. jungkook gapapa

2.6K 327 14
                                    

Masih pagi, namun Taehyung yang belum sarapan sedang duduk di kursi tunggu rumah sakit karena suaminya tiba-tiba pingsan. Untung saja saat itu Taehyung segera menghubungi Jimin, kemudian dengan cekatan CEO itu membawa Jungkook ke rumah sakit.

"Makan dulu, Taehyung." Yoongi yang duduk di sebelah Taehyung, dari tadi sudah berusaha membujuknya namun dia selalu menggeleng. "Astaga makanlah sedikit, demi bayimu."

"Aku mau makan kalo Jungkook udah selesai diperiksa Kak, aku mohon." Taehyung menyatukan kedua tangannya.

Yoongi menghela napas, "Jangan bersikap kekanakan Tae."

Taehyung menunduk, memainkan ujung pakaiannya.

Jimin yang melihat interaksi mereka menggelengkan kepalanya, "Jungkook cuma kelelahan Tae. Dia mantan pemain basket, rajin olahraga lagi, aku yakin dia gapapa."

"I-iya..." ucap Taehyung lirih.

"Permisi? Anggota keluarga Jeon Jungkook?" Seorang Dokter keluar dari ruangan, Jimin yang berdiri di dekat pintu langsung mendekat. Menanyakan bagaimana keadaan Jungkook, apa dia baik-baik saja?

"Aku sungguh panik saat bawa dia ke sini karena tubuhnya sangat panas, apa dia sakit tifus?" Jimin baru selesai dengan pertanyaannya pada Dokter.

"Tenanglah Tuan, tidak apa-apa." Dokter itu menggeleng pelan, "Dia hanya demam dan kelelahan. Mungkin akhir-akhir ini dia sedang stress?"

Taehyung yang mendengar itu akhirnya bernapas lega, dia segera berdiri dan mendekati sang Dokter. "Dia banyak pekerjaan tapi aku gak tahu apa dia merasa stress karena itu. Apa kami boleh masuk?"

"Iya, untuk sementara dia harus dirawat di sini sampai beberapa hari-"

"Tidak," Yoongi menyela dengan sangat tidak sopan, lantas berjalan mendekati Taehyung. "Kalo Jungkook cuma demam, dia harus pulang sekarang juga."

"Yon?" Jimin mendelik ke arah istrinya.

"Kalo dia butuh infus, kita beri di rumah saja." Yoongi masih kukuh melanjutkan ucapannya, "Istrinya butuh Jungkook. Aku gak akan biarin Taehyung nginap di rumah sakit sendirian atau sendirian di rumah."

Dokter itu mengangguk memahami, "Baiklah jika itu yang keluarga pasien inginkan. Saya izin pamit, terimakasih."

Mereka bertiga terdiam beberapa saat hingga dokter pergi, kemudian segera masuk ke dalam ruangan bercat putih tempat Jungkook diperiksa. Mereka mendapati seorang pria berambut hitam tengah memejamkan matanya di atas ranjang pasien.

"Jungie?" Taehyung memeluk Jungkook dengan erat, masih teringat bagaimana dia sangat terkejut melihat suaminya tiba-tiba pingsan.

"Iya, Tae?" Jungkook membuka matanya perlahan, mengusap surai istrinya. "Argh-"

"Kenapa?" Taehyung menangkup wajah suaminya, menatapnya dengan khawatir.

Jungkook tersenyum kecil, "Aku gapapa, sayang. Tadi aku pingsan, ya? Maaf udah ngerepotin istriku." Dia mengecup pipi istrinya dengan sayang.

Taehyung menggeleng, "Enggak, kamu gak pernah ngerepotin aku Jungie."

"Terus aku kok bisa ada di sini?"

"Aku telepon Kak Jimin."

Jungkook mengalihkan pandangannya, melihat dua pasangan tengah berdiri di depan ranjangnya lantas kembali tersenyum. "Makasih Kak udah bantu aku sama Taehyung," ucapnya pada Jimin.

"Makasih sama Yoongi aja Jung, mobilku lagi di bengkel jadi pakai mobil dia. Untung aja Yoongi udah kayak pembalap jadi bisa cepat sampai," ucap Jimin sambil tersenyum hingga matanya menjadi segaris.

Yoongi malah mencubit lengan suaminya dengan sayang, "Jim!"

"Aduh, ya gimana Yon, emang bener kan? Terus tadi kamu bilang apa sama dokter?"

"Oh iya, k-kak Yoongi makasih..." Taehyung tidak tahu harus berkata apa lagi karena senang mendapat Kakak ipar seperti Yoongi.

Jimin juga tiba-tiba terdiam, dia heran kenapa Yoongi bisa menjadi sangat peduli pada Taehyung. Dia kira kekesalan Yoongi pada Jungkook bahkan belum menghilang.

"Jangan heran Jim, kamu lihat kan Taehyung gak mau sarapan juga dari tadi. Dia gak mikirin dirinya sendiri, apalagi kalo dia gak di awasi terus suaminya lagi sakit," ucap Yoongi seakan membaca pikiran Jimin.

"Di rumah dia juga sakit Yon." Jimin merotasi bola matanya.

"Tapi dari pada Jungkook nginap di rumah sakit, lebih enak di rumah kan?"

Dua pasangan suami istri itu jadi bertengkar sendiri. Jungkook dan Taehyung yang melihatnya tertawa kecil.

"Udah Kak, makasih kalian udah banyak bantuin aku," ucap Jungkook menengahi.

"Ya, ya, jaga kesehatanmu biar gak ngerepotin istrimu lagi." Yoongi mendengus, "Taehyung, kayak janjimu kamu harus makan sekarang juga." Dia memberikan sebuah roti coklat kepada Taehyung.

Jimin terkekeh lantas mendekati ranjang Jungkook, "Dia tadi sampai membelikan roti untuk Taehyung agar dia makan."

"Oh iya? Kamu harusnya makan sayang meski sedikit." Jungkook menatap Taehyung khawatir, tangannya terulur mengusap rambut istrinya itu.

"Aku gapapa, aku bisa makan nanti." Meski menolak Taehyung tetap menerima roti pemberian Yoongi.

"Setidaknya kamu sekarang tahu Jung, kalo Yoongi sangat peduli sama Taehyung. Dan oh iya, kayaknya kita mau keluar bentar sambil ngurus pembayaran, kalian pasti butuh waktu berdua kan." Jimin masih menyunggingkan senyuman, segera menarik Yoongi meninggalkan ruangan.

"Iya, sekali lagi makasih Kak," ucap Taehyung.

"Sayang, ayo makan dulu. Aku lupa kamu belum sarapan, harusnya tadi aku bagi sarapanku sama kamu, maaf." Jungkook memeluk Taehyung begitu erat setelah Jimin dan Yoongi sudah pergi.

"Iya aku makan, Jungie... kenapa kamu gak bilang kalo lagi stress?" Taehyung mengusap kepala Jungkook dengan lembut, masih nyaman berada dalam pelukannya.

"Aku enggak stress sayang, emang mungkin aku terlalu banyak pikiran. Aku khawatir sama kamu, sama kerjaan-"

"Dan kamu gak mikirin dirimu sendiri," sela Taehyung sambil melepaskan pelukan. "Aku gak suka kamu kayak gitu, aku khawatir banget. Aku shock lihat kamu tadi, pikiranku kemana-mana."

Jungkook malah terkekeh, "Iya sayang maaf, astaga aku gak tahu kalo bakalan pingsan." Dia mengusap pipi Taehyung yang merah, "Maaf juga, aku bikin kamu nangis."

"Yang penting Jungie gapapa, aku seneng banget. Lain kali kalo udah ngerasa gak enak badan, kamu harus cepet bilang." Taehyung mengusap lengan Jungkook yang masih terasa panas.

"Iya sayang... makasih."

"Gak perlu bilang makasih, aku ini istrimu, wajar aku kayak gini." Taehyung menatap suaminya garang.

"Iya Mama, dasar bawel." Jungkook mencubit hidung istrinya gemas. "Oh iya, kakimu gimana? Masih bengkak, ayo kamu periksa juga."

Taehyung menggeleng, "Gapapa Jung, ini normal. Kamu gak perlu cemas."

"Tapi aku yakin kamu pasti gak enak jalan pakai-"

"Sst, kok jadi kamu yang bawel? Badanmu aja masih demam padahal, dasar. Iya nanti aku obati kakiku Jungie, tenang aja, ya? Sekarang kamu harus banyak istirahat."

Jungkook kembali tersenyum, rasanya dia ingin terus hidup selama-lamanya bersama Taehyung dan keluarga kecilnya. "Ayo kamu juga sarapan."

Taehyung mengangguk, lantas menikmati roti dari Yoongi. Dia duduk di kursi sebelah ranjang Jungkook, "Apa kamu pusing?"

"Iya, agak pusing, sayang. Baby kita gimana kabarnya di sana?"

Taehyung menunduk, mengusap perutnya dengan sayang, "Dia baik-baik aja, dia juga ikut khawatir sama Papa."

"Oh ya?" Jungkook mengusap perut istrinya, "Papa gapapa sayang, kamu cepet gede ya."

TBC

Semoga masih bisa dinikmati :)
Tekan bintang, lalu komentar juseyo!
Aku sungguh senang lihat komentar kalian.

Spoiled Wife ; kookv [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang