Hani mengalihkan atensinya pada gadis di sampingnya ini. Di tengah acara wisuda mereka pagi ini, saat rektor beserta dekan dan anggota penting universitas sedang memberikan kata sambutan di depan sana. Hyunju mencondongkan badannya hanya untuk berbisik, menanyakan mantan kakak tingkat mereka yang kini sedang berusaha membangun Dream Perfect Regime.
"Gila lo!" Desis Hyunju saat Hani menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaannya. "Gue nggak mau denger lo curhat kak Ian ngamuk gara gara itu ya Han!"
Hani menunduk, menatap tangannya sendiri yang sedang mengusap perutnya pelan. "Gue tau gimana Ian, Hyunju. He will be fine with this."
"Bodo amat ya kalau sampai dia marah ke lo. Kadang cowo nggak bisa nerima hal begini dengan mudah." Hyunju kembali memperingatkan Hani. Sudah tidak terhitung berapa kali Hyunju melalukannya sejak beberapa hari kemarin. Yah, gadis itu hanya ingin hubungan sahabatnya baik baik saja dengan mantan kakak tingkat sekaligus founder DPR yang populer sedari lahir itu.
"Its ok, i'll handle it my self then." Sahut Hani memberikan sebuah wink kepada Hyunju dengan senyum kecil. Lalu keduanya kembali tenang mengikuti rundown acara wisuda mereka kali ini. Yang beruntungnya, Hani mendapat IPK yang bisa di bilang memuaskan dengan status cumlaude. Salah satu mahasiswi yang di panggil naik ke atas panggung di depan sana untuk menerima penghargaan.
Beberapa puluh menit setelahnya, Hani dan Hyunju keluar dari aula tempat dilaksanakannya wisuda tadi. Keduanya tampak gembira karena bisa menyelesaikan pendidikan kuliah mereka dengan baik. Hani bahkan merasa kuliahnya ini berlalu begitu saja dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Tapi sayangnya, Hani dan Hyunju yang sudah seperti saudara kembar di masa kuliahnya, tidak bisa selalu bersama. Hyunju di terima magang di salah satu perusahaan animasi terkemuka di Jepang. Email-nya datang seminggu yang lalu dan nanti sore, sahabat terbaik Hani itu akan langsung terbang ke sana. Maka dari itu keduanya tak melewatkan kesempatan berfoto bersama di boot foto yang telah di sediakan. Berpamitan dan mengumbar janji untuk tetap saling berhubungan meski hanya sebatas pesan teks setiap bebarapa minggu sekali. Setelahnya mereka berpisah menuju keluarga masing-masing yang telah menunggu.
Hani pun sama. Wanita yang kini tampak cantik dengan sebuah dress warna putih itu menghampiri Mama dan Papanya. Memeluk mereka satu persatu dengan bahagia. Sementara Mama dan Papa tak hentinya menghujani Hani dengan kata selamat dan rasa bangga pada anak semata wayangnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ian mana Pa?" Adalah kalimat Hani setelah dia berterima kasih pada orang tuanya. Tadi mereka memang datang terpisah. Hani datang terlebih dahulu sementara Mama dan Papa datang bersama Ian. Ian menjemput Mama dan Papa pagi tadi.
Papa tidak menjawab. Malah saling pandang dengan Mama lengkap dengan senyum tertahan di bibir masing-masing. Hani jadi bertanya apa maksudnya. Dan langsung saja terjawab saat sebuah buket bunga super besar berjalan menghampiri Hani. Dan lagi, saat Hani bilang buket bunga super besar, memang super besar sampai menutupi wajah dan badan Ian saat pria itu membawanya di pondongan.