Kuliah Hani baru saja selesai. Dosennya juga belum lama keluar dari ruang kuliah. Hani masih mengemasi barang barangnya di mejanya. Sesekali menanggapi Hyunju yang sedang antusias karena akan pergi kencan dengan pacarnya malam nanti.
"Ke pantai. Kemping semalem di sana," katanya mengulas senyum lebar dengan pipi chubby-nya yang merona membayangkan bagaimana suasana akan sangat romantis nantinya.
"Gue doain cuaca hari ini bagus. Bisa liat bintang di sana. Katanya bintang keliatan cantik dari pantai." Hani menanggapi, berucap dengan tulus. Pasalnya dari cerita yang di bagikan Hyunju, rencana kemping ini sudah lama ada di dating wish mereka tapi baru hari ini akan terealisasi.
"Yah, jangan ujan lah! Duh, lupa nggak ngecek ramalan cuaca lagi! Ih, Han, gimana dong?" Paniknya.
Hani tertawa terhibur melihat kepanikan Hyunju. Sampai matanya menangkap sosok laki laki memasuki ruang kuliahnya. Celana denim panjang, dan kaos pendek berwarna hitam. Juga beannie hitam bertuliskan sebuah merk ternama dengan ransel yang di selempang sekenanya. Terlalu santai berjalan naik ke meja Hani berada mengabaikan beberapa gadis yang menaruh kagum pada dirinya.
"Jadi?" Tanya Christian Yu begitu sampai di samping Hani. Hani mengangguk lalu Ian kembali berkata, "Ayo kalau gitu. Keburu sore."
"Apenih?" Celetuk Hyunju yang kini jadi lebih akrab dengan Ian dan gengnya karena Hani.
"Kencan lah! Lo doang emangnya yang bisa?" Ian memberikan wajah mengejeknya pada Hyunju. "Awas kuyup nanti malem ujan."
"Han, pacar lo tuh!"
"Dih, bukan! Single aku tuh, bukan album." Hani kemudian terkikik bersamaan dengan Ian mengangkat tangannya untuk bertos dengan Hani.
Hyunju mencibir tapi kemudian bertanya penasaran, "Mau kencan kemana emang?"
"Kepo lo!" Sahut Ian sengaja menambah kekesalan Hyunju. Berbeda dengan Hani yang menjawabnya dengan benar.
"Nggak kemana mana kok. Dia kan malesan kalau di ajak kemana. Ujung ujungnya di rumah doang, ngabisin stok makanan di dapur."
"Oh, home date." Hyunju manggut-manggut.
Setelahnya Hani dan Ian meninggalkan Hyunju yang katanya masih harus menunggu sang pacar.
Dan jadilah Ian dan Hani pergi ke grocery store deket deket apartemen Ian. Ian bilang, bahan makanan di dapurnya sudah menipis, jadi sekalian saja. Mereka pergi dengan menggunakan mobil Ian. Khusus hari ini Ian yang biasanya kemana mana setia dengan motor besarnya, memilih keluar dengan Jeepnya. Memikirkan banyaknya barang yang nantinya akan mereka bawa membuatnya memilih bermobil seharian ini.
Beberapa menit mereka berkendara, mungkin 20 menit, sudah sampai saja di grocery store. Mereka turun di basement, lalu naik eskalator ke lantai 1, ngambil troli terus mulai keliling mencari bahan bahan masakannya nanti sekalian kebutuhan dapur lainnya.
Hani sibuk memilih barang, Ian yang bertugas mendorong troli. Dan lucunya, bukannya mendorong troli dengan benar, malah di pakai jadi semacam papan luncur. Satu kakinya naik di bawah troli, kaki lainnya dia gunakan untuk mendorong troli itu. Ian terlihat sangat senang layaknya anak kecil bertemu mainan baru. Gemas sekali di mata Hani. Badan gede, tatoan sebadan, tapi kelakuan gemes begini. Kan Hani jadi pingin ngunyel unyel.
"Gemes banget sih!" Tidak tahan, di suarakan juga oleh Hani pas mereka berhenti di rak sereal. Ian sedang memilih, memegang dua karton di masing masing tangan, sambil membaca ingredient di masing-masing kotak. Menimbang-nimbang yang mana yang paling cocok dengan seleranya. Bibirnya Ian manyun sedikit, entah sengaja atau tidak.