Cry

6.6K 1K 99
                                    

"Mama Hao jangan sedih.."

Si empunya nama sontak terkekeh mendengar kalimat pertama dari tamu yang datang berkunjung tiba-tiba.

Bukan permisi atau apa, tapi dua kurcaci ini dengan kompak malah memeluknya seraya menyampaikan kalimat penenang yang sungguh, berdampak sangat baik baginya.

"Kims, lepas sepatu kalian astaga lantai rumahku.."

"Yaa, lebih baik masuk dulu daripada pelukan disini-"

"No!
Papa Jun, Mama Hao!
Kita sudah sepakat kalau datang mau langsung peluk biar kalian tidak sedih!"

"Ne, ne.
Terima kasih.
Aku baik-baik saja kok."

"Jinjja?
Kehilangan adik kecil, bagaimana bisa baik?"

"A-ah.."

"Igeo.
Ambil saja adik Lexa buat mama Hao.
Lexa ikhlas."

"Nuna!!!"

"Wae?
Kita masih bisa bertemu kok, tenang saja."

"Bilangin papi nanti!!"

"Ck. Berisik, bocah.
Hey princess. Kau tidak akan dipanggil nuna lagi kalau give away adik seperti itu. Mau?"

"..shireo.
Mau jadi nuna selamanya."

"Nah, kan.
Minta maaf."

Cemberut wajah bocah perempuan disana menghantarkan tawa kecil bagi Minghao dan senyum lega dominan di belakang.

Perlahan Junhui memberanikan diri menelusupkan tangan ke pinggang istri, membawanya mendekat dan sekilas mengecup pipinya guna menarik perhatian.

"Apa?"

"Kau cantik hari ini."

"Aku cantik setiap hari."

"Kkkk~ pede."

"Wonwoo sendirian di parkiran. Aku mau bantu dia ambil barang."

"Aku saja."

"Kau pikir aku rela membiarkan mu berdua dengan Wonwoo?"

"..kau tau aku menyukai cemburu kecil mu."

"Kalau begitu diam disini sama anak-anak."

"Iya, sayang."

Junhui belum rela menanggalkan tangan dari pinggang ramping namja manisnya, tapi terpaksa lepas karena Minghao sudah bergerak pergi.

Tidak, tidak ada yang aneh dengan kemesraan mereka.

Masih dengan Junhui yang manipulatif, dan Minghao yang posesif.

Sejenak Wonwoo sampai lupa beban di tangan karena asik memandangi keduanya dari jauh.

Benar kata Mingyu, tak perlu mengkhawatirkan mereka lagi. Semua sudah kembali pada tempatnya.

"Kenapa kau senyum sendiri seperti orang gila?"

"Ah. A-ani."

"Ada lagi di mobil?"

"Ya. Ada tas anak-anak, isi mainan saja sih."

"Okey."

"Hao-ssi.
Aku senang melihat mu bahagia seperti dulu."

"Aku terlihat bahagia?"

"Um. Better than before."

"Nah. Seseorang menyadarkanku bahwa aku tidak kehilangan segalanya.
Masih ada milikku yang perlu dicintai sepenuhnya."

"Benar. Jun sangat mencintai mu. Aku bisa lihat itu dari sini."

"......"

"Ada apa?"

✓Black and White [JunHao MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang