Date

8.8K 1.2K 234
                                    

Finally.

Setelah beberapa purnama dan gerhana, akhirnya kesempatan ini tiba.

Kencan.

Bukan sesuatu yang spesial. Amat biasa bagi mereka yang mudah melakukannya tapi tidak dengan Jun dan Minghao.

Dua minggu mereka jalani tanpa sentuhan berarti. Sebagai rekan kerja beda spesialis, sulit untuk menyisihkan waktu apalagi seharian begini.

Mungkin itulah sebab yang membuat Wen Junhui tiba lebih awal dengan helaan nafas berkali-kali.

Gugup. Entah kenapa, ia seperti orang yang baru pertama kali jalan berduaan dengan kekasih.

"Ini kan apartemennya?"

"Okay.
Aku tunggu sini."

"......."

"Masa jemput pacar tunggunya di parkiran, astaga Wen.."

Berbekal handphone di tangan, pria ini akhirnya keluar dari mobil. Sekali lagi menarik nafas panjang, lalu melangkah ke dalam lobby untuk duduk di sana sesuai permintaan Hao kemarin.

Cukup lama. 30 menit Junhui sendirian memgamati orang lalu-lalang sambil menenangkan diri. Tak terlintas sama sekali di otaknya untuk menghubungi orang terkait atas penantian yang sedang dialami.

Maklum, tuan Wen sedang merencanakan sebuah kencan supaya dapat memberi kesan hebat pada sang kekasih.

Hingga tidak sadar ada hawa keberadaan pria lainnya di belakang yang kini tersenyum lebar kemudian memeluk lehernya sebagai kejutan.

"Mwohae?"

Bisik Minghao, setelah menampakkan senyum terbaiknya dari sisi wajah Junhui.

Bebas dari keterkejutan, si dominan malah tertawa membalas sapaan tak biasa dari orang tersayang.

Ia pun turut mengusakkan wajah pada sosok yang masih memeluknya dari belakang. Sedikit berbagi kecupan sebelum menggenggam lengan yang kini bersilang menggantung di lehernya.

"You ready?"

"Uh-huh.
Maaf membuatmu menunggu."

"It's okay. Tidak lama kok."

30 menit, tidak lama?

Waw.

"Anyway, kenapa hyung-"

"Jun.
Just call me Jun. Aku mulai merasa aneh dipanggil hyung oleh mu."

"Kkkk~ baiklaah, Junie."

"Yes, baby?"

Minghao mengerjapkan mata. Lalu menenggelamkan wajah di pundak lebar si dominan, menyembunyikan tawa malunya di sana.

"Ah, berhenti menggodaku.. Kita bahkan baru bertemu.."

"Aku tidak menggodamu. Geer sekali."

"Ish!
Anyway. Tadi aku mau tanya ini. Kenapa kamu cuma pakai kaos? Polos, lagi.."

"Ya masa mau pakai jaket, padding, gitu? Bukan musim dingin kan."

"Setidaknya dandan sedikit, dong~
Lihat. Aku saja dandan keren."

Kini Junhui yang berbalik. Menenggerkan tangan dan dagunya pada sofa, lalu terkekeh menatap sosok di belakangnya secara full body yang dibaluti kaos lengan panjang fluffy dengan jumper levis juga sepatu tali.

God, is he really 30?

"Kita batalkan kencannya, boleh?"

"Huhhh???! Wae?!"

✓Black and White [JunHao MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang