Family

8.5K 1.2K 117
                                    

"Junie."

"Junie sayang."

"Hey."

Sebenarnya Minghao sangat menikmati caranya membangunkan si dominan dengan menggunakan satu tangan untuk mencapit kedua pipi Wen Junhui. Menjadikan bibir si pangeran tidur maju mundur padahal matanya terlelap, belum lagi decakkan kesal dari alam bawah sadar.. sangat sangat menghibur.

"Junie, Hao hitung sampai tiga.. kalau tidak mau bangun juga, dapat serangan poppo di bibir."

"....."

"Tiga!"

Dan yah, lagi-lagi pria manis kita berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan meskipun dengan cara curang.

Kekasihnya bangun, begitu pula bagian selatan Junhui yang masih terbalut selimut.

Jangan salahkan nafsu, memang french kiss di pagi hari bukan lah hal yang lumrah untuk memulai aktivitas. Jadi yah.. mau tidak mau walaupun dirinya sudah berpakaian rapi, tapi dalam hitungan detik Minghao terbaring di bawah kungkungan Wen Junhui.

"Kkkk~ mau apa kau?"

"Menurutmu?"

"Yah. Nyawamu belum terkumpul, sayang."

"Tapi kau terlanjur membangunkan dia. Masa iya tidak mau tanggung jawab?"

"Kondomnya habis bekas semalam."

"..benar.
Sial."

"Kenapa mundur?"

"Nah. Aku tidak mau ambil risiko."

"Mwoya?
Bukankah kau orang yang sama yang kemarin memintaku menjadi pendamping hidupmu?"

"Apa urusannya?"

"Ck!
Itu artinya kita akan jadi suami istri, bodoh!
Kenapa masih takut soal keluar di dalam tanpa pengaman?!"

Sejenak wajah Jun terlihat flat tak mencerminkan apapun. Benar kata Hao, ia belum sepenuhnya sadar.

Jadi ketika seratus persen nyawanya kini terkumpul, senyum miring jelas tercetak sebelum Minghao menjerit kaget karena kedua tangannya ditahan paksa di atas kepala.

"Kamu yang minta."

"Ah, sakit!"

"Tidak lama. Rileks, sayang."

It's just about adult things and thinks, guys.

Kita tidak pernah tau seberapa Junhui yang hampir berkepala 4 mendambakan sosok keturunan dari pasangan tersayang. Membangun keluarga kecil dalam sebuah rumah tangga harmonis adalah impian tertinggi tuan Wen.

Sebelumnya ia selalu menghormati keputusan para mantan yang kadang mengaku belum siap, atau bahkan tidak mau punya anak sehingga Minghao adalah satu-satunya yang berani berucap demikian.

Senang? Tentu.

Ia dominan. Ia tidak akan tau bagaimana rasanya mengandung atau sakitnya melahirkan. Jadi apabila kekasihnya menolak.. maka ia hanya bisa menuruti. Juga apabila kekasihnya menyetujui.. surga sudah Junhui siapkan untuk masa depan mereka nanti.

Ingat, Jun tidak sebrengsek kelihatannya.

"Hao."

"Ne?"

"Aku ingin seorang baby.."

"I know.
Akan ku buat kau menjadi seorang daddy.
Janji."

Dan Minghao.. sudah terlanjur jatuh ke dalam lubang tak berdasar atas nama cinta pada sosok pria di atasnya sehingga apapun harapan si dominan, dengan senang hati akan ia kabulkan.

✓Black and White [JunHao MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang