Lantunan jazz dari live music di sisi kanan dan kiri bagian atas restoran tidak terlalu berisik, tidak juga terlalu kecil suaranya sehingga cukup pas mengiringi dinner mewah yang Wonwoo rencanakan untuk perayaan ulang tahun ayahnya sekarang.
Namja manis itu datang menuntun sang pria lanjut usia, didampingi anak laki-laki dan perempuan beda 3 tahun yang kini mulai menghambur ke dalam.
Yap. Kita tau tujuan mereka kemana.
"Oven panaskan.
Semua sauce jangan lupa dicicipi.
Pilah daging. Jangan sampai-""Papa!"
Oh, shit.
Jun berada dalam krisis saat ini.
Tidak. Ia tidak bisa menang melawan egonya kala berhadapan dengan anak kecil.
Untung tamu mereka baru Wonwoo yang datang. Jadi masa bodo dengan profesionalitas, Jun terlanjur mengangkat sudut bibir dan bersidekap menghadap pangeran dari keluarga Kim.
"Halo, jagoan."
"Axel."
"Baik, Axel.
Datang sama mami papi?""Ung!
Halabeoji juga!""Oh iya.
Sampaikan ucapanku pada harabeoji, ya.""Ne~
Tapi, tapi.
Apa ada kue ulang tahun, pa??""..harabeoji tidak boleh makan banyak gula. Jadi sepertinya tidak akan ada double choco kesukaanmu, sayang."
"Huuuhhh???!!!
Jahat!
Masa ulang tahun tanpa kue??!!""Astaga, kan memang-"
"Axel aduin papi nanti! Liatin!"
"Axel Kim, mami bilang apa tadi di mobil soal papa Jun?
Jangan ganggu. Kau tidak boleh mendekati dapur sama sekali malam ini."Teguran Wonwoo dibalas cemberut tak bersuara anak laki-laki yang kini beringsut ke arah kakeknya. Jun dapat mendengar beberapa keluhan yang hanya dibalas anggukan atau senyum hangat pria di sana. Benar-benar hilang fokus kalau sudah melihat anak kecil sampai obrolan Wonwoo saja terabaikan.
"Yah, Wen Junhui!"
"Wha-
Oh. Iya, Won? Bicara apa tadi?""Aku bilang, jangan buat dessert untuk ayah.
Mingyu sudah siapkan kue yang ia minta dari nutritionist Lee. Jadi-""Iya, iya paham.
Ngomong-ngomong mana suamimu?
Aku mau mewawancarainya terkait resiko reputasi yang ia pikirkan saat membuat dapurku menjadi total transparan begini.""Kkkk~ tenang saja. Dia yakin kok reputasi hotel akan semakin keren karena executive chef andalannya."
Minghao kira posisi bar yang berseberangan dengan dapur akan membahagiakan matanya selama di restoran.
Tapi ternyata malah momen menjijikan yang ia dapat.
Ingin sekali dirinya melempar shaker di tangan ke kepala sosok di hadapan Junhui.
Cemburu, mungkin.
Entahlah. Ia tidak menemukan alasan untuk menyebut perasaan resah ini sebagai cemburu, makanya bisa menahan diri untuk tidak maju.
Beruntung pula perhatiannya teralihkan karena seorang anak perempuan dengan gaun putih dan bandana kucing senada di bawah sana memanggilnya lembut.
Senyum manis tertular.
Minghao refleks balas menyapa dengan segala keramahan alami hanya kepada anak kecil.
"Oppa!"
"Waah, nuna Lexa. Halo~"
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Black and White [JunHao MxM]
FanfictionBukankah mereka sama, meskipun penampilannya berbeda? Warn! MxM Alternative Universe OOC Mpreg Disclaimer! Pictures and names are used to visualise only. They're not mine and credits belong to their original owners.