Unromantic

8.4K 1.2K 99
                                    

Manik Minghao terus berbinar memandangi isi kotak di tangannya yang nanti berpindah tempat ke jari manisnya. Jun benar-benar gila sampai mengeluarkan uang sebanyak ini padahal kencan mereka tak terkesan mewah dari awal.

"Sayang, kau tidak lupa untuk berkedip kan?"

"Aku tidak mau berkedip."

"Seram sekali.."

"Hiks Juniiiieee kenapa romantis sekaliiii???!!!"

Iya, ini yang kesekian kali Minghao menjerit sambil memeluk erat kotak merah di depan dadanya.

Dan pria bernama Junhui di sisi cuma bisa tersenyum tipis. Bangga pada diri sendiri karena bisa membahagiakan kekasih.

Jangan tanya kenapa senyumnya tak bisa penuh lima jari. Tentu saja karena gugup masih menyelimuti terlebih saat mobilnya terparkir di halaman rumah berwarna putih.

Siap, kau siap menghadap orang tua kekasihmu, Wen Junhui. Kau siap meminta restunya. Kau siap menikah. Kau siap punya anak. Kau siap menjalani hidup seperti para sahabatmu. Kau siap-

"Huh?
Pintunya dikunci??"

"..kenapa?"

"Sebentar, aku tanya tetangga.
Jihoon hyuuuungg~!"

Okay, aroma tidak sedap mulai terpancar. Sama seperti saat di restoran tadi.

Yap. Bau sesuatu yang tidak sesuai rencana. Sangat Junhui benci.

"Haohao, tumben pulang?"

"Hehe.. ne.. mau liat ayah.."

"Umm, tapi sepertinya beliau baru kembali besok."

"Maksudmu ayah pergi?"

Kan.

Benar.

This date is fucked up.

"Iya, ayahmu sama ayahku main golf di tempat biasa. Soalnya Soonie datang bawa voucher gitu.
Oh, kunci rumahnya. Kau mau masuk? Sebentar, aku ambil dulu."

Dari gerak-geriknya, Jun tau bahwa Minghao sangat tidak enak hati kala berbalik menghampiri.

Anak itu lekas mengeluarkan benda dari saku. Mengembalikan kotak merah yang dari tadi ia jaga sepenuh hati.

"Ayah tidak di rumah. Ini aku kembalikan."

"It's yours, baby.."

"Ani.
Kau memberinya hanya untuk menjaga citra baik di depan ayah, supaya dia punya kesan hebat padamu kan?
So.. simpan saja untuk lain kali. Aku tau kau tidak ingin buru-buru melamarku, apalagi ini first date dan kita-"

Panjang ucapan Minghao terputus oleh ciuman tak tau tempat dari seorang tuan Wen.

Yah, mereka dikelilingi perumahan lain. Tapi dengan seenak jidat saling bermesraan begini tidak peduli beberapa orang memandang iri.

"Aku bukan orang yang brengsek seperti itu, sayang.

Ambil. Kalau perlu pakai sekarang. Biar dunia duluan yang tau bahwa kau milikku seorang."

Sulit untuk memilih, kemudian memantapkan hati.

Tapi sekali ia berambisi, maka kemenangan telak harus menjadi ending untuk Junhui.

--

Sunyi ruangan memantulkan setiap langkah dua orang yang berjalan beriringan menyusuri sekitar rumah.

Benar kosong.

Bahkan tidak ada bekas makanan di meja, yang mengindikasikan bahwa ayahnya pergi sebelum sarapan.

✓Black and White [JunHao MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang