End

10.1K 1K 211
                                    

Hari yang membosankan.

Terutama di restoran sekarang. Yang mana siang menjelang sore tidak terlalu sibuk karena bukan jadwal makan siang atau malam. Jadi kesempatan para karyawan untuk membentuk kelompok kecil di satu meja, sudah biasa.

Lagian.. mumpung boss mereka juga sedang menyendiri, sibuk dengan handphone padahal sedang berada di dapur.

"Aku sudah bekerja dengannya selama hampir 7 tahun disini, tapi jujur. Chef Wen tak pernah membawa handphone ke dapur waktu masih lajang."

"Ya. Setelah menikah, jadi sedikit ada perubahan."

"Sedikit?
Banyak, bro. Apalagi setelah Xiao Huan lahir."

"Benar, benar! Aku baru ingat pernah satu lift sama chef Wen terus kaget karena dia tiba-tiba menepuk dada seperti orang kena serangan jantung!

Tapi ternyata cuma karena dapat chat berisi foto anaknya yang lagi pakai kostum keropi."

"Aku bayangin, sepertinya reaksi yang wajar sih.
Dia kan seorang ayah."

"Hey hey, menurutmu bagaimana boss kalau di rumah?"

"Maksudmu?"

"Kalau berhadapan sama istri.. atau anak, gitu.
Kita kan sudah mengenalnya, beberapa dari kita bahkan pernah bekerja sama istrinya.
Jadi ayo main tebak-kondisi-rumah-Chef-Wen!"

Kelompok berisi 6-7 orang dengan gender berbeda tersebut kompak menolehkan kepala pada boss mereka. Tangan serempak menopang dagu. Mata saling tertuju, lalu bergantian mengeluarkan suara masing-masing.

"Chef Wen pasti perfectionist. Pasti istrinya tiap hari harus makan sumpah serapah darinya kalau tidak nurut atau buat sedikit kesalahan."

Ucap satu pendapat, padahal aslinya..

--

"Kamu ngapain?"

"..."

"Aku dengar suara aneh tadi, terus kenapa dapurku berasap begini??"

"......."

"Haohao, you okay baby?"

"Aku cuma coba masak popcorn di microwave.."

"Terus?"

"Baam~"

"..kamu masukin berapa bungkus?"

"Lima.
Habisnya satu terlalu sedikit. Kan aku butuh satu bowl, jadi ku tuang lima bungkus biar penuh."

"Kita ke bioskop aja yuk, makan popcornnya sekalian sambil nonton film."

"Is this a date?!"

"Yes.
C'mon. Kamu siap-siap, aku bersihin dapur dulu sebentar."

"Ayay, captain!"

Perfectionist? Jelas.

Jun sangat menuntut kebahagiaan sempurna istrinya. Keluarganya.

Maka seiring berjalannya waktu, ia lupakan ego dalam diri. Karena yang ia tanggung sekarang bukanlah emosi sendiri, tapi juga milik orang lain.

"Kamu kenapa tadi tidak marah saat microwavenya aku rusak?"

"Percuma.
Toh kalau aku marah, kamu pasti lebih marah."

"No. Aku mungkin sedih tau, kalau kamu marahin."

"Terus aku jadi lebih sedih setelahnya kalau liat kamu sedih."

"...."

"......"

"Junie kamu ada salah makan hari ini??"

✓Black and White [JunHao MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang