"What?"
"Aku tau kau belum memulainya, jadi kumohon. Jauhkan karyawanku."
"Maksudmu?"
"Xu Minghao."
"Yah, Jeon- salah. Kim Wonwoo. Kau tidak ingin melihat kawanmu bahagia?"
"Aku lebih ingin melihat karyawanku bahagia."
"Cih.
Sudah kuduga akan begini, makanya tidak mau memberi tau kalian.""Kau menyewa room di hotelku, tanpa beri tau pun Mingyu pasti sudah heboh gosip sana sini."
"Kkkk~
Jadi ada apa? Kenapa kau mengkhawatirkan kehidupan karyawanmu yang sebenarnya pasti akan terjamin bahagia kalau berhubungan dengan pria bermasa depan cerah sepertiku, hm?""Kau mau aku kirimkan latar belakang kehidupannya?"
"For what?"
"Kesehatan.
Dia pernah dapat rujukan untuk ke psikiater dari dokter umum di tahun sebelumnya karena sakit.""Semua orang pernah sakit. Jangan berlebihan."
"Jun..
Walau kelihatannya kuat, dewasa, dan selalu tenang, Minghao cukup sensitif.
Mentalnya mudah sakit hanya karena masalah sepele. Aku tidak mau kau membuatnya kembali memiliki riwayat kesehatan seburuk ini.""Apa yang membuatmu berpikir aku bisa menyakitinya? Segitu brengsek kah aku di mata mu, Kim?"
"Ya.
Buktinya sekarang kau sedang gaslighting, mengetes reaksi Minghao dengan membawaku ke kamarmu. Kan?""Bukan gaslighting. Aku cuma memancing, ingin tau apakah dia memenuhi kualifikasi untuk menjadi pendampingku atau tidak."
"Man, kau masih sama.
Toxic.
Pencari kesalahan. Agar dengan mudah membuang orang yang katanya kau sayang.""Aku mencintainya dengan sangat kali ini."
"Prove me."
"Astaga, okay. Lihat saja nanti.
Dah, itu saja? Kau kesini cuma memberiku warning?"Kilas pembicaraannya dengan Wonwoo kemarin kembali terngiang di kepala saat Junhui bersandar pada pintu lounge, memerhatikan sosok yang selalu tersenyum melayani tamu.
Pukul 3 sore. Lewat sudah jam makan siang. Mungkin hanya akan ada beberapa yang datang untuk late lunch, tapi Jun tidak peduli. Ia sudah punya janji.
"Hey, pelayan."
"Ya?"
"Bisa tolong panggil Xu Minghao?
Suruh tukar shift dengan karyawan lain untuk tiga jam ke depan, please.""T-tapi.."
"Oh. Kalau kau takut sama atasanmu, bilang ini suruhan Wen Junhui."
Tidak ada keraguan di wajah pria muda yang menenteng nampan untuk berlari riang ke arah Minghao. Berbisik, menunjuk Junhui di pintu masuk, kemudian saling melempar senyum sebelum keduanya berpisah.
Sang mixologist tak ingin repot mengganti pakaian karena pasangannya pun masih rapi berbalut seragam kerja. Padahal keduanya tau mereka mau kemana.
"Maaf, aku tidak lihat jam.
Apa kau lama menunggu?""No. Cuma waktu kita tidak banyak. Let's go."
"Wait.
Apa disana akan ada Wonwoo?""Kalau dia ada, mana mungkin aku perlu datang ke sekolah anaknya, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Black and White [JunHao MxM]
FanfictionBukankah mereka sama, meskipun penampilannya berbeda? Warn! MxM Alternative Universe OOC Mpreg Disclaimer! Pictures and names are used to visualise only. They're not mine and credits belong to their original owners.