Minghao memantapkan diri untuk melangkah ke dalam, dimana banyak orang berkumpul sedang menyantap hidangan dan objek pandangannya jelas sedang mondar-mandir sana sini di balik counter yang memisahkan antara area pelayan dining room dengan kitchen.
Bukan masalah pakaian yang terlalu terang di siang benderang, Minghao hanya ragu untuk mendekat bersandar di counter tempat meletakkan tiket pesanan tersebut namun tetap ia lakukan guna menarik perhatian seseorang.
"Junie."
"Huh?
Sayang?
Wah..
Kamu ke sini?
Ada apa?
Perlu sesuatu?""Mau makan siang sama kamu.
Sibuk?""..ne?"
"Di sini tidak apa-apa. Aku cuma bosan makan sendiri di rumah, jadi-"
"Mau makan apa?
Aku yang buat.""Kkkk~ head chef tidak memasak."
"Maaf, aku suami mu sekarang."
"Mwoyaa"
"Cream soup, mau?"
"Iya. Pakai jamur sama ayam crispy please."
"Duh, mahal dong."
"Huh?"
"Bayar pakai ciuman, ya?"
"Wen Junhui, gombalan mu tidak akan membuatku kenyang."
"Aish. Ya sudah sana. Tunggu 10 menit."
"Ah. Junie."
"Ya?"
"Mau panna cotta satu."
"........"
"Aku bayar pakai ciuman, tenang saja."
Dan setelahnya, Minghao tak peduli suara apa di belakang punggungnya yang bisa kita pastikan, tuan Wen berulah lagi hanya karena tidak mampu melawan serangan balik dari si kesayangan.
Kaki jenjang tersebut bersilang cantik selama duduk menunggu makanan di sisi dinding transparan. Dari sini dapat terlihat bagaimana kondisi lounge yang bertetanggaan dengan restauran.
Entah sejak kapan hotel ini dirombak jadi serba transparan, yang jelas Minghao kesal. Kenapa tidak dari dulu seperti ini?
Setidaknya ia tidak perlu merepotkan diri tiap kali ingin memata-matai Junhui.
"Ani.
Kalau sejak dulu sudah seperti ini, mungkin Jun yang duluan mencintai ku.""Kau bicara sendiri?"
"Yah! Bilang permisi!"
"Permisi."
"Ck. Menyebalkan."
"Nah, sup jamur creamy dan ayam krispinya.
Dessert nanti, aku akan-""Pfftt lucu. Pakai seragam koki tapi antar makanan ke meja pelanggan."
"Kamu spesial berarti."
"Aw, sayangku.
Suapin.""Kau baik-baik saja?"
"Apa aku terlihat tidak baik?"
"Ya.. baik. Tapi-"
"Palli.
Anggap saja aku sedang ngidam.""hUH?!"
"Anggap, ku bilang.
Aku belum hamil lagi.""O-oh.
Astaga.. aku sudah gemetar.."Senyum pahit menghiasi bibir namja manis di seberang Junhui sebelum membuka mulut dan menerima satu suapan penuh. Tidak ada kebisingan selain denting alat makan dan beberapa omelan Junhui karena table manner Minghao kadang meresahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Black and White [JunHao MxM]
FanfictionBukankah mereka sama, meskipun penampilannya berbeda? Warn! MxM Alternative Universe OOC Mpreg Disclaimer! Pictures and names are used to visualise only. They're not mine and credits belong to their original owners.