ALTA 20 | About Overthinking

27.6K 4K 1.5K
                                    


H A P P Y
R E A D I N G

-o0o-

"Aku pergi."

Kecupan manis di dapat perempuan yang tengah memakai dress biru muda itu. Tania juga sempat mengecup singkat pipi Alex, seperti biasa. Matanya bergerak menatap mobil yang dikendarai Alex melaju meninggalkan perkarangan tempat tinggal mereka.

Ia senantiasa berdiri di depan pintu. Suaminya itu pergi ke kantor atas paksaannya. Karena ia tahu, dengan kondisinya yang tengah berbadan dua serta, kejadian kemarin, sangat sulit untuk Alex meninggalkan Tania sendirian.

Tadi ia berusaha meyakinkan Alex, agar lelaki itu bekerja saja. Tapi laki-laki itu menolak. Perdebatan kecil pun terjadi, hingga akhirnya dimenangkan Tania.

Sebelum berangkat bekerja, Alex selalu memperiganti Tania, agar dia jangan ini, jangan itu, harus dan harus itu. Tania mendengarkan dengan seksama. Dia tak menyela, dia hanya diam mengamati wajah Alex yang terlihat begitu serius.

Dering ponsel miliknya yang berada di genggamannya, membuat Tania tersentak pelan. Ia menatap nama yang terpapang jelas di layar ponsel keluaran terbaru itu.

"Hallo?"

"Jadi kan?"

"Jadi."

Tadi Tania sempat meminta izin Alex untuk pergi ke apartemen Nata. Alex sempat menolak, dan menyarankan agar dia di rumah saja. Tapi Tania tetap keukeuh ingin pergi.

Alex lalu berkata, lebih baik Nata yang datang kesini dibanding ia yang kesana. Tapi Tania menolak, dia ingin pergi keluar. Dia bosan di rumah. Tidak ada hal yang bisa ia lakukan.

Tania sempat mengeluh kepada Alex tapi lelaki itu hanya menanggapi seadanya.

"Demi kebaikan kamu."

Tania muak mendengarnya. Tania ingin bebas. Tania ingin keluar rumah dengan bebas, bermain ke tempat-tempat yang ia sukai tanpa ada orang-orang berbaju hitam yang mengikuti.

Tanpa takut bahwa dia sedang diamati oleh orang-orang yang mengincar Alex lewat dirinya. Dia ingin melakukan apa saja yang ingin ia lakukan, tanpa ada larangan atau peringatan.

Terkadang, entah kenapa Tania merasa dia hidup menjadi manusia tidak berguna yang selalu menyusahkan orang.

Tania tahu, Alex melakukan ini semua untuk kebaikannya. Tapi tidak kah lelaki itu berpikir kalau lama-lama Tania merasa muak dengan semua ini?

Ia menghela nafas pelan, saat memikirkan semuanya. Kakinya melangkah pelan mendekati mobil yang sudah di siapkan oleh supir dan beberapa bodyguard pun mulai mengikuti langkahnya.

Sebenarnya tadi Alex menawari dirinya agar berangkat bersama. Tapi ia menolak, karena arah apartemen Nata berbeda dan sangat jauh dari kantor milik Alex.

Dan disinilah Tania berada, di dalam apertemen Nata yang saat ini tengah mengambil minuman untuknya dan untuk perempuan itu sendiri. Tania sempak menolak, namun Nata yang keras kepala tidak memperdulikan penolakan Tania.

Mata Tania mengedar, memandang ke segala arah.

"Ada masalah apa lagi?"

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang