H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-Mentari mulai menampakan sinarnya. Hembusan angin pagi terasa begitu dingin, disebabkan hujan tadi malam. Perempuan yang berada di balik selimut itu, semakin bergelung nyaman. Tidak terganggu sama sekali oleh suara di sekitarnya.
Suara tirai di geser, membuat silau cahaya mulai menyorot ke arah Tania yang masih nampak pulas dalam tidurnya.
Alex.
Lelaki yang baru saja membuka tirai itu, kini berjalan mendekat ke tempat tidur Tania dan dirinya. Ia memilih duduk di sisi kasur, seraya mengamati wajah pulas Tania. Masih terlihat cantik seperti biasanya.
Tetesan air yang mengenai wajahnya membuat tubuh Tania bergerak tak
nyaman. Saat tangannya bergerak ingin meraih selimut untuk menutupi wajahnya, tangannya sudah di cekal terlebih dahulu oleh seseorang.Tania melenguh, "Jangan ganggu!" katanya, dengan mata masih terpejam.
Tetesan air itu berasal dari surai Alex yang masih basah, karena lelaki itu baru selesai mandi. Tangannya yang mencekal tangan Tania, kini berganti mengelus pipi Tania.
"Bangun,"
Hening.
"Bangun,"
Alex menarik selimut yang membelit tubuh Tania. Setelah itu, ia menepuk pelan pipi wanita itu.
"Alex!" Tania menjerit, ketika Alex dengan sengaja mencubit pipinya.
"Bangun,"
"Jangan ganggu ih, ini masih pagi!" gerutu Tania. Ia menepis tangan Alex yang masih asik mencubit pipinya.
"Udah siang, sayang."
Tania terdiam. Jarang sekali lelaki itu mau memanggilnya dengan kata manis itu. Paling juga kalau ia tengah marah, ataupun sedang sedih.
"Tania,"
Tania menghela nafas kasar, ia bangun dari tidurnya. Tidak langsung berdiri, karena ia lebih memilih bersandar pada dinding ranjang. Matanya masih terpejam malas.
Namun sedetik kemudian, matanya terbuka lebar, saat merasakan kecupan kecil di sudut bibirnya. Ia menoleh, nampak Alex yang tengah menaikkan sebelah alisnya. Terlihat sangat tampan.
"Just morning kiss."
Itu kata Alex.
"Aku belum mandi." Tania berusaha menetralkan wajahnya agar terlihat biasa saja. Sebenarnya ia belum terbiasa dengan fakta bahwa Alex kini adalah suaminya. Ia masih terlihat kaku.
"Sekarang mandi,"
Tania meletakkan kepalanya di bahu Alex. Ia masih mengantuk, lagipula ia juga masih lelah. Matanya melirik jam yang tertempel di dinding kamar, jam 10 siang.
Alex sendiri sibuk merapikan surai Tania yang terlihat berantakan, sesekali bibirnya mengecup wajah lesu Tania, yang nampak terlihat menggemaskan di matanya.
"Mandi dulu,"
Tania menggeleng, "Pengen tidur lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Chick-Lit[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA!] SQUEL : FATE OF TANIA *** Masih tentang Tania yang mencoba mencari jawaban di setiap perjalanannya. Dan masih tentang Tania yang terikat kuat dengan sosok Alexander. *** "Ketika kita sudah dipersatukan, percayalah cobaa...