ALTA 33 | Alex Has Fever

26.2K 3.9K 2K
                                    

o0o

H A P P Y
R E A D I N G
o0o

Alex menatap sekelilingnya dengan kening yang mengkerut. Telinganya masih mendengarkan ucapan salah satu karyawannya yang tengah menjelaskan sesuatu. Merasa tidak nyaman dengan situasi ini, ia mulai mengangkat tangannya.

Semua orang yang ada di dalam ruangan serempak terdiam, menatap Alex dengan bingung.

"Akhiri," Setelah itu ia bangkit dari duduknya. Tangannya meraih jas yang tersampir di kursi dan memakainnya dengan cepat.

"Tapi Pak——"

Alex mengisyaratkan Dito agar segera menyelesaikan semua ini.

"Baik Tuan."

Memijit keningnya sekilas, ia lalu berlalu pergi diikuti beberapa anak buahnya. Salah satu anak buahnya membukakan pintu mobil untuk dirinya, yang dengan cepat memasuki mobilnya yang entah ke berapa itu.

"Air,"

"Ya Tuan?"

Alex mendesah kecil. Dia meregangkan dasi yang terasa mencekik di lehernya itu. "Tuli?"

Terlihat jelas kalau bodyguard yang bertanya pada Alex itu sedikit ketakutan. Ini hari pertamanya bekerja, tidak lucu kalau langsung di pecat.

"Tuan ingin air?"

Alex mengibas tangannya. "Ya, cepat."

"Ta——tapi air apa? Air putih atau air biasa atau——"

Alex menatap tajam bodyguard yang menurutnya sangat bodoh itu. "Pergi,"

"Tuan——"

"Hentikan mobil, dan keluar!" geramnya.

Kenapa orang lemot ini bekerja dengannya? Bukannya setiap orang yang akan bekerja dengannya itu melalui seleksi ketat, dan ia paling benci orang yang tidak cepat tanggap, mungkin nanti dia akan memberi peringatan kepada Dito karena sudah membuat dirinya sedikit kesal dengan bodyguard  baru ini.

Supir yang mengendarai mobil Alex pun menghentikan lajunya.

Dan dengan gemetar bodyguard tersebut keluar dari mobil. Ingin memohon dan membantah pun rasanya percuma, dia masih menyayangi tubuhnya. Kali ini dia benar-benar sial.

"Jalan,"

"Baik Tuan."

Sesampainya di kediamannya, Alex langsung melenggang masuk ke dalam rumah.

"Tumben cepet banget pulangnya, katanya ada meeting?" tanya Tania.

Perempuan itu tengah duduk di ruang tengah seraya membaca sebuah majalah fashion di pangkuannya. Ada beberapa pelayan di sekitarnya. Ada yang petugas memijat kaki Tania, karena perempuan itu mengeluh sering mengalami kram tiba-tiba di kakinya.

Ada juga yang tengah menghias kuku Tania, karena perempuan itu merasa bosan melihat kuku cantiknya terlihat kusam. Dan beberapa pelayan lainnya, nampak berdiri di sekitar Tania, berjaga-jaga jika Nona mereka menginginkan sesuatu.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang