ALTA 5 | Feel Doubt

45.5K 6.4K 2.4K
                                    

Ragu - Rizky Febian

-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-

Tania meraih susu coklat di meja kecil, tepat di samping ia duduk. Matanya fokus menatap layar laptop yang menampilkan hasil ketikannya. Seperti biasa, jika ia tengah di landa bosan, maka yang ia lakukan adalah menulis.

Lagipula, tak ada yang bisa ia lakukan di dalam rumah sebesar ini. Status nya yang sebagai istri dari Alexander, membuat semua orang ikut segan ke padanya. Hampir para pekerja di rumah ini, terlihat kaku dan sangat menghormati tuan rumah.

Bahkan ketika Tania ingin mendekati, dan mengajak ngobrol para pekerja, semuanya nampak menjauh seakan mencari aman. Hal itu membuat Tania sedikit tidak nyaman, karena ia merasa tengah dijauhi, dan tak ada yang bisa ia ajak ngobrol. Hanya Caroline teman mengobrolnya, itupun ketika wanita itu datang berkunjung.

Ada juga Roseline. Wanita itu terlihat segan namun santai. Ia menyukai itu. Mungkin karena Roseline adalah pelayan pribadinya, sudah menjadi tugas Roseline membuat Tania nyaman.

Jari Tania yang sibuk mengetik, kini terhenti seketika. Ingatannya berputar, mengenai omongan Sherly yang perempuan itu ucapkan kemarin. Ada sedikit rasa tak nyaman mengingat ucapan itu.

Sherly tak salah berucap seperti itu, wajar jika teman mengingatkan temannya. Dia lantas mengingat ucapan Nata yang memojokkan Sherly, dan Sherly hanya diam tak menjawab.

Tania tak memusingkan itu, yang ia pikirkan adalah bagaimana Alex di luar sana. Bukan Tania nggak percaya kepada Alex, namun ada rasa resah mengingat Alex bukan orang sembarangan, dan dapat dipastikan banyak perempuan yang berusaha menarik perhatian Suami-nya itu.

Ada rasa tak rela, melihat bagaimana tatapan penuh puja itu ditunjukan kepada Alex. Tania tidak salah bukan, kalau ia merasa cemburu?

"Ada apa?"

Tania menoleh, ada Suami-nya yang kini tengah duduk di samping-nya. Memakai pakaian rumah yang terlihat santai. Alex berpenampilan sesederhana itu saja, masih terlihat tampan. Apalagi ketika lelaki itu berpakaian formal, jauh lebih tampan dan sangat berkharisma.

Mudah untuk lelaki itu mendapatkan perempuan yang jauh lebih segalanya dari dia. Entah kenapa Tania selalu merasa Insecure ketika melihat banyaknya perempuan disana yang begitu memuja Suami-nya.

"Ada yang mengganggu pikiran kamu?" Alex menepuk ringan puncak kepala Tania.

Tania tersenyum, ia lantas menggeleng. "Nggak ada,"

Tangan Tania bergerak menyingkirkan laptop-nya, dan meletakan benda itu di atas meja.

Mata Alex selalu mengawasi pergerakan Tania. "Sudah selesai?"

"Belum,"

Alex menggenggam tangan Tania. "Kenapa?"

Tania tahu maksud Alex itu apa, bukan pasal kenapa ia belum selesai menulis karena apa, tetapi tentang dirinya yang terlihat jelas sedang tidak baik-baik saja.

Tania menghela nafas, ia menoleh seraya menatap wajah tampan Suami-nya. "Kamu kenapa milih aku buat jadi pendamping kamu?"

Alex mengangguk mengerti. "Karena itu kamu." Jawaban Alex selalu sama.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang