ALTA 31 | Which Is Actually

21.3K 3.8K 1K
                                    

—o0o—H A P P YR E A D I N G—o0o—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


o0o
H A P P Y
R E A D I N G
o0o


Tania menatap seseorang yang tengah duduk dengan tenang di hadapannya. Bersamaan dengan seorang pelayan yang datang membawa minuman pesanan mereka. Ia mengulas senyum kecil. "Terimakasih," ucapnya kepada pelayan yang memang sangat ia kenal itu.

Pelayan bernama Lea, itu mengangguk serta melempar senyum ke Tania.

Tempat dia berada ini merupakan hasil kerja keras sahabatnya, Nata. Sebuah Caffe modern yang memang sering dikunjungi oleh berbagai kalangan itu. Dulu, semasa awal Caffe ini dibuka, ia sering kali datang kemari untuk bertemu dengan Nata, tapi setelah dia menikah, ia mulai jarang, karena suaminya yang semakin overprotective kepadanya.

"Tania! Sorry gue telat!"

Nata datang dari arah pintu masuk dengan tergesa-gesa. Penampilannya yang terlihat berantakan serta suaranya yang yang keras itu sempat mencuri perhatian pengunjung yang tengah menikmati menunya. Tapi, itu tak berlangsung lama, setelah itu mereka kembali melengos acuh.

Nata meraih minuman di hadapan Tania dengan cepat, menenggaknya dengan rakus. Perempuan yang mengenakan kaos dengan celana jeans itu mulai duduk di samping Tania. Ia lalu menyeringai sinis ke arah perempuan di hadapan Tania.

"Hallo! Gimana kabarnya? Wah, masih hidup ya? Gue kira udah ilang ketelen dosa!"

Perempuan di hadapan Tania adalah Ajeng. Tania menyetujui ajakan Ajeng,  setelah ia berbicara dengan Alex dan juga Nata. Alex sempat menolak, karena keadaan Tania yang tengah hamil, takut jika Ajeng membuat masalah dan  menimbulkan kesakitan untuk Tania.

Tapi Tania mencoba bernegosiasi, Alex bebas memberikan berapapun pengawal untuk dirinya, lagipula Nata juga ikut. Sampai akhirnya Alex menyetujuinya, dengan berbagai syarat yang harus Tania patuhi. Salah satunya, tempat bertemu harus di Caffe Nata, karena itu merupakan wilayah mereka. Nata juga bilang, dia yang akan menjadi tameng jika Ajeng melakukan hal diluar batas.

Tania hanya terlalu penasaran apa yang ingin di ucapkan perempuan yang dulunya sudah ia anggap sebagai Kakak perempuan itu. Ia merasa pisahnya Saka dengan Ajeng, terlalu tiba-tiba dan begitu mengejutkan. Ia juga terkejut mendengar fakta tersembunyi tentang Ajeng yang mulanya tertutup rapat kini mulai terkuak secara perlahan. Tentang siapa sosok Ajeng yang sebenarnya.

"Lucu ya. Dulu kita akrab, tapi sekarang malah kaya gini," ucap Ajeng.

Tania sedikit tertawa kecil. "Bukannya kamu yang buat semua ini berubah?"

Nata mengangguk setuju.

"Gue ngaku salah, tapi keadaan yang maksa gue buat ngelakuin kesalahan itu." balas Ajeng.

"Gue sama Saka beda. Gue ngaku, gue cewek murahan yang haus akan——" Ajeng berdehem singkat. "Tapi, dari awal gue nggak berniat ngehianatin Saka."

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang