—o0o—
H A P P Y
R E A D I N G
—o0o—
Tania tau, kini pikirannya terpenuhi dengan banyak pertanyaan serta argumennya sendiri. Dan dari banyaknya pikiran itu, semuanya terkesan negatif. Ia sulit untuk berpikir positif.Ketakutan selalu menghantuinya ketika mengingat semua yang terjadi padanya di hari ini. Mendengar suara perempuan di ponsel Alex, dan sekarang melihat Suami-nya itu tengah bersama dengan seorang perempuan, tanpa ada orang lain di sekitarnya.
"Alex ngapain anjir!" Itu teriakan tertahan yang berasal dari Nata. Mata jernihnya menatap tajam dimana Suami temannya itu nampak terlihat tengah berbicara serius bersama dengan perempuan berpenampilan layaknya wanita malam alias jalang. Itu menurut Nata.
Tania sendiri hanya diam, seraya menatap kosong ke arah Alex. Pikirannya kini tengah tak menentu. Semua terasa mengejutkan baginya. Ia tengah berusaha berpikir positif, namun hatinya menolak itu.
"Rekan kerjanya kali," Sela Ajeng. Ia melirik Saka yang nampak terdiam juga. Suasana disini, terasa sangat canggung.
Nata bangkit dari duduknya, ia berniat menghampiri kesana. Namun tangannya di cekal oleh Saka.
"Jangan gegabah. Percuma kalau lo mau kesana, nggak bakal bisa masuk." Dia tau, masuk ke dalam sana memerlukan akses berupa kartu yang memang sudah disediakan Restoran itu.
"Tapi---"
"Lenatan," Tegur Saka.
Nata diam. Kalau Saka sudah menegurnya seperti itu, berarti lelaki itu tengah serius, dan tidak ingin di bantah. Walaupun Saka orangnya santai dan terkesan gila seperti dirinya, namun jika waktunya serius maka, kalian akan melihat sisi berbeda yang dikeluarkan oleh lelaki tampan itu.
Tiga sekawan, Alex, Nathan, dan Saka, memang terlihat berbeda dilihat dari segi sikap, namun kalian akan menemukan persamaan ketika ketiga lelaki itu dirundung amarah.
Saka sendiri juga bingung, kenapa bisa Alex berduaan dengan wanita yang sangat asing baginya. Setelah ini mungkin ia akan berbicara dengan Alex. Mencari kebenaran yang ada. Ia tak mau rumah tangga, Alex dan Tania hancur, hanya karena salah paham.
Saka menoleh, menatap Tania yang nampak melamun. Ia menepuk punggung tangan perempuan itu. Dapat ia lihat, ada pancaran terkejut dari mata beriris coklat itu. "Nggak usah di pikirin, paling juga mereka lagi bahas soal kerjaan."
Saka mengkode Nata lewat dari mata-nya. Nata yang memang cukup peka pun, mengangguk mengerti.
"Iya, paling itu juga sama si Dito. Dito nya lagi kebelet kali, makanya nggak ada." Ucap Nata.
Ajeng menggenggam tangan Tania dengan lembut. "Kalau kamu mau, kamu bisa nanya ke Alex langsung. Tapi nanti, sekarang tenangin pikiran kamu, jangan terlalu overthinking ya?"
Walaupun ia bukan seorang pakar wajah, namun ia dapat menangkap raut cemas dan takut yang ada di wajah Tania. Perempuan itu sangat mudah di tebak.
Tania mengangguk kecil. Ia membalas genggaman Ajeng dengan tenang. "Iya,"
Senyumnya melebar mendapati orang disekitarnya sangat peduli kepadanya. Ia akan bertanya kepada Alex nanti. Dan ia berdoa, semoga apa yang ia pikirkan takkan pernah terjadi.
"Nanti kita liburan bareng ya? Udah lama kita nggak pergi bareng." Ujar Ajeng.
Nata mengangguk semangat. "Ide bagus! Gue juga udah kehabisan stok foto buat di post ig."
"Kalau gue foto bareng sama kalian semua kan, like sama komen nya jadi tambah banyak!" Sambung Nata.
Saka mendengus geli. "Gila."
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Literatura Feminina[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA!] SQUEL : FATE OF TANIA *** Masih tentang Tania yang mencoba mencari jawaban di setiap perjalanannya. Dan masih tentang Tania yang terikat kuat dengan sosok Alexander. *** "Ketika kita sudah dipersatukan, percayalah cobaa...