ALTA 25 | Troubleshooting Point's

25.8K 4.2K 1.2K
                                    

Jangan lupa spam comment

o0o
H A P P Y
R E A D I N G
o0o

Tania tersentak akan pelukan erat yang ia dapat dari Bara, Ayah-nya. Ia bisa merasakan tubuh Ayah-nya itu terasa bergetar, seperti orang yang tengah ketakutan. Ia diam, mulutnya tertutup rapat, tidak tau harus melakukan apa.

Tiba-tiba mata Tania bertubrukan dengan seseorang yang kini menatapnya lekat. Tania balas menatapnya. Ia tidak mengerti kenapa di mata itu ia menemukan sorot akan sebuah penyesalan?

Nathan. Menurutnya, laki-laki itu tidak ada salah apapun kepadanya. Nathan sama sepertinya, Sama-sama menjadi korban. Tapi setelah mendengar cerita yang di ucapkan Elea, entah kenapa ia merasa ingin membenci Nathan walau lelaki itu tak melakukan kesalahan apapun.

Tania menebak itu hanya perasaan iri dalam dirinya. Nathan dari dulu sudah mendapatkan semuanya. Walaupun Ayahnya meninggal, setidaknya Bara yang berperan menggantikan posisi Ayah Nathan.

Nathan sudah mendapat banyak kasih sayang dari orang disekitarnya. Terutama Ayah kandungnya sendiri! Seolah Bara tidak memperdulikan ia yang tengah kesakitan. Sedangkan dirinya? Dari kecil dia selalu mengais perhatian dari Alka, dan hanya luka yang ia dapat.

Tania jadi membayangkan, saat ia terluka, mungkin Bara, Elea serta Nathan mungkin sedang tertawa bahagia.

Ia membenci Bara, karena pria itu penyebab masalah ini. Ia membenci Elea karena wanita itu egois dan ingin merebut Bara yang bahkan baru sebentar bersamanya. Dan ia membenci Nathan karena, Nathan seakan merebut posisinya!

Tania melepas pelukannya. Dapat ia lihat mata Bara memerah seakan ingin mengeluarkan air mata. "Boleh Tania tanya sesuatu?"

Bara diam.

"Kenapa sih, dulu Papa nggak jemput Tania lebih awal, saat Tania butuh Papa dan kasih sayang Papa? Tapi kenapa—— Papa malah membahagiakan Tante Elea sama Nathan, disaat Tania sedang menderita? Dan Bunda Azura pasti menderita melihatnya."

"Mungkin saat Tania hampir mati, Papa lagi ketawa sama Tante Elea dan Nathan. Kalau kaya gitu caranya——lebih Papa nggak usah tunjukin diri Papa ke Tania! Tania lebih milih nggak ketemu Papa, daripada denger fakta, kalau——Papa selama ini bahagia diatas penderitaan Tania."

Bara tercenung. "Tania bukan begitu——"

"Bukan begitu apanya?"

"Kamu tau, ibu Papa bukan? Kalau saja Papa jemput kamu lebih awal, pasti kamu akan kenapa-kenapa. Papa nggak mau itu terjadi. Demi Tuhan Tania, tidak ada yang bisa menggantikan posisi kamu dan Bunda kamu." jelas Bara. Dia menggenggam tangan Tania dengan erat.

"Tapi kenapa Papa malah——sama Tante Elea sama Nathan?"

Bara terdiam. Dia tidak bisa menjawab karena memang benar ia salah. Memberi harapan pada Elea, tanpa memikirkan kedepannya.

"Karena Papa sama Tante Elea, sahabat? Bulshit!"

"Papa tau nggak, seberapa sakit hatinya Tania saat kemarin Tania mendengar cerita Tante Elea? Tante Elea mohon-mohon sama aku, supaya Tante Elea bisa sama Papa. Dan dia——bahkan secara nggak langsung bilang kalau aku ini penyebab Papa menjauh."

"Gue minta maaf soal nyokap gue," Itu suara Nathan.

Tania menatap Nathan. "Nathan, selama ini kamu selalu anggap aku adik, dan seolah-olah kamu emang kakak aku beneran. Tapi ternyata, kamu tau, kalau Papa aku itu orang yang pertama kali kamu sebut Papa! Orang yang memberikan kasih sayang untuk kamu bahkan lebih besar dari anak kandungnya sendiri."

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang