ALTA 35 | Alex's Sayings

21.3K 3.6K 1.7K
                                    

o0o
H A P P Y
R E A D I N G
o0o

Alex terdiam, menatap tubuh istrinya yang terbaring lemah di atas ranjang. Setelah, Tania tidak sadarkan diri di dekapan sang Ayah, perempuan itu langsung dibawa ke ruangan khusus yang di desain seperti rumah sakit kecil. Letaknya tepat di lantai dua rumahnya.

Tangan lelaki itu bergerak mengenggam tangan lemah istrinya. Berulang kali ia mengecup punggung tangan lembut itu. Alat bantu pernafasan yang terpasang di hidung serta mulut istrinya, entah kenapa membuat hatinya merasa tidak nyaman. Karena jika Tania terluka, ia jauh lebih terluka.

Kenapa Tania selalu menderita?

Seakan luka Tania adalah sebuah kewajiban yang harus selalu hadir di hidup perempuan itu.

Jika ia bisa merubah takdir, sudah pasti ia akan memberikan limpahan kebahagiaan kepada Tania. Bukan luka terus menerus, yang berujung kesakitan yang tiada henti.

Dan andaikan ia bisa membeli kebahagiaan, mungkin sedari kecil ia sudah mendapat banyak kebahagiaan.

Sayangnya, berandai tidak akan pernah mengubah nasib. Hanya ada harapan, dan tidak akan pernah kejadian.

"What should I do?"

Lalu matanya menatap tajam ke arah perut Tania. Rahangnya mengeras seketika, ada rasa amarah yang tertahan dalam batinnya. Ia lalu meremas pelan tangan Tania yang ia genggam.

"Whatever happens, please, hold on and stay with me."

"Aku cuma mau kamu," gumamnya. Alex mengecup punggung tangan Tania berkali-kali. Ada rasa sesak yang terus menyerang dadanya.

Alex tak akan bisa bernapas dengan tenang jika melihat kondisi Tania yang seperti ini. "Sudah terlalu banyak luka yang kamu dapatkan,"

Pintu ruangan terbuka, ada Bara, Nathan serta Saka yang memasuki ruangan.

"Gimana kondisi Tania?" tanya Bara, setelah ia menyempatkan mengecup pelipis putrinya.

"Buruk," Alex terkekeh hambar, ucapan Dokter pribadi Tania terus menghantui dirinya. "fisiknya lemah, dan mentalnya buruk."

"Apalagi Tania sedang hamil. Sulit janin itu untuk bertahan di tubuh lemah Tania," jelasnya.

Entah kenapa mendadak ia menyesali keputusan membiarkan Tania hamil, dan tidak memikirkan kondisi tubuh Tania yang mudah sakit. Akan ada banyak resiko yang harus Tania terima, jika janin itu masih ada dalam perutnya.

Dan itu jelas, membuat Alex tidak pernah tenang barang sedetikpun. Memikirkan Tania, yang selalu berada dalam masalah tiada henti. Seakan dunia tengah mempermainkan perempuan itu terus menerus. Sebentar merasa bahagia, setelah itu kesedihan akan dengan cepat menyerang begitu saja.

"Jadi?" Saka berdehem kecil. Entah kenapa suasana di ruangan ini mendadak tegang, yang membuat dirinya merinding ngeri. "Lo disuruh milih?"

Alex mendesah kecil. "Nggak juga. Tapi kalau kondisi Tania semakin menurun, pilihan itulah yang akan terjadi."

"Sedari dalam kandungan Tania memang sedikit bermasalah. Sama seperti ibunya saat mengalami pendarahan hebat karena terlalu lelah, yang mengakibatkan kita hampir kehilangan Tania. Tania dalam kandungan sangat rentan, dan terlalu memprihatinkan." jelas Bara.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang