—o0o—
H A P P Y
R E A D I N G
—o0o—"Sejak kapan lo disini?"
Saka menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal. Dia menatap Alex yang terlihat berdiri di hadapannya dengan menatapnya tanpa ekspresi. Matanya melirik ke arah Nathan yang juga terkesan biasa saja.
Alex mengendikan bahunya acuh. Dia malah melewati keduanya dengan santai, duduk di kursi dengan menenggak segelas jus yang baru saja pelayan berikan padanya. "Sejak lo nyebut nama istri gue."
Saka tertawa. "Kapan?"
Alex menaikkan sebelah alisnya. "Hm?"
"Hukumannya," ketus Saka.
Alex mendesah kecil. "Gue nggak peduli kalian ada rasa atau nggak sama Tania," Jemarinya mengetuk pelan pada meja. "Karena sekarang, besok atau selamanya, Tania tetep milik gue."
Nathan berdecih sinis. "Nggak niat pengen bunuh gue sama Saka?"
"Kalian mati, gue nggak punya babu yang setia lagi."
"Bangsatnya mulai keliatan," ketus Saka.
Mereka bertiga memang memiliki perbedaan yang sangat mencolok, namun mereka pernah memilih sebuah rasa yang sama untuk Tania. Tentunya lebih besar milik Alex, dibanding Nathan dan Saka.
Kebersamaan yang sering terjalin memang terkadang mampu menimbulkan sebuah rasa yang berbeda terhadap lawan jenis. Seperti Saka, dia selalu menemani Tania ketika Alex tidak ada. Sama seperti Nathan.
Intensitas pertemuan mereka sangatlah sering bahkan nyaris tiap hari, hingga tanpa disadari rasa itu mulai hadir. Tapi semakin lama mereka sadar, tidak ada yang pantas bersanding dengan Tania kecuali Alex. Mereka juga sadar, bahwa perasaan yang mereka miliki tidak lebih dari perasaan sayang seorang Kakak terhadap Adik-nya. Walaupun sedikit nyesek memang.
Mereka sering memprioritaskan Tania lebih dulu, hal itu membuat posisi spesial Tania tidak pernah tergantikan. Tania layaknya seorang putri, yang di belakangnya dilindungi para pangeran tampan. Jika Tania terluka, bukan hanya Alex yang akan bertindak tapi Nathan serta Saka pun akan ikut turun tangan.
Tania bahkan tidak jarang bermanja ria dengan Nathan ataupun Saka, karena bagi perempuan itu kedua lelaki tersebut sudah menjadi Kakak baginya. Dan anehnya, Alex membiarkan semua itu terjadi. Tidak ada larangan, hanya saja lelaki itu berkata kalau Nathan dan Saka tidak boleh melebihi batas.
Saka pun sempat dibuat bingung dengan maksud dari Alex itu apa? Ditanya juga pasti jawabannya ;
Takdir
"Entar malam ke club yok?" seru Saka. "Gue butuh pelampiasan,"
"Jangan jadi brengsek lo——"
"Gue cuma mau minum elah," sela Saka cepat memotong ucapan Nathan.
Nathan menggeleng. "Kayanya lo lebih pantes jadi Dokter hewan dari pada Dokter manusia,"
Saka mendelik sinis.
"Minum tinggal ngambil, ngapain ke club segala?" timpal Nathan. "Lo nggak lupa lantai paling atas rumah ini? Lo tinggal pilih aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
ChickLit[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA!] SQUEL : FATE OF TANIA *** Masih tentang Tania yang mencoba mencari jawaban di setiap perjalanannya. Dan masih tentang Tania yang terikat kuat dengan sosok Alexander. *** "Ketika kita sudah dipersatukan, percayalah cobaa...