ALTA 28 | Only for Tania alone

25.2K 4K 1.1K
                                    

o0o
H A P P Y
R E A D I N G
o0o

Tania mengedarkan pandangannya, dia sedikit mengernyit saat rasa nyeri menyerang kepalanya. Apalagi bagian belakang, terasa berat dan sangat tidak nyaman. Mengerjap pelan, seketika ia ingat apa yang terjadi kepadanya.

Dia yang diculik oleh Mellisa, lalu kedatangan Alex yang langsung menembak Mellisa dengan pistolnya, dan ia yang kemudian tidak sadarkan diri. Tangannya spontan bergerak memegang kepalanya, yang kini terbalut perban.

Tania kembali menatap sekelilingnya, tidak ada satupun orang disini. Dia tau kini ia telah berada di rumahnya dengan Alex. Tepatnya berada di rumah sakit kecil yang dibuat Alex. Tania jelas mengenalinya, karena dia sudah beberapa kali datang kesini.

Suara pintu yang terbuka, membuat Tania menoleh.

Saka, lelaki yang terlihat mengenakan kemeja dengan lengan disisi kan hingga siku itu terlihat berjalan mendekat ke arah Tania seraya merapikan rambutnya yang terlihat basah.

"Saka,"

"Gimana perasaan lo sekarang?" tanya Saka ketika setelah memeriksa keadaan Tania.

"Ba——" Tania meringis, merasakan kepalanya berdenyut nyeri. "Perasaan aku baik, tapi kepala aku yang lagi nggak baik."

Saka terkekeh.

"Ini dijahit?" tanya Tania seraya mengelus perban yang melingkar di kepalanya.

"Iya."

"Ini nya nggak botak'kan?" Mata Tania melebar dengan jemari yang memegang belakang kepalanya yang terasa begitu ngilu.

Saka mengusap pelan bahu istri sahabatnya itu. "Nggak botak, cuma di potong pendek. Aelah kalaupun lo botak, tinggal minta Alex buat beliin obat penumbuh rambut dalam waktu sehari!"

Tania mendengus. "Baby-nya nggak papa kan?"

"Nggak papa. Keturunan Alex pasti kuat-kuat lah," ucap Saka dengan tenang.

"Ini di rumah utama ya?"

"Iya." Saka berdecak. "Lo baru bangun tapi banyak tanya! Tidur lagi sana!"

Mata Tania mengerjap, "Entar kalau aku nggak bangun, kamu pasti sedih." Matanya melirik ke segala arah, ruangan ini terasa begitu hening dan tenang.

"Iya sedih. Soalnya nggak ada yang bisa gue jailin sampe nangis," ketus laki-laki itu. Walaupun dalam hati ia ketar-ketir melihat Tania tadi dibawa dengan kondisi pingsan dan kepala perempuan itu berdarah mampu membuat ia begitu panik. Saka sudah menganggap Tania sebagai adiknya sendiri, kejailannya selama ini hanya bentuk perhatiannya, dan cara pendekatan agar tidak canggung.

Mulut Tania menggembung. Benar juga ya. "Alex mana?"

"Lagi ngobrol bentar sama Nathan, bentar lagi juga dateng." jawab Saka.

Tania tertegun. "Mereka nggak papa kan? Nggak luka kan?"

"Luka aja takut sama si Alex." Saka berdecak heran.

"Ngaco. Alex juga pernah luka tau,"

"Iya, di cakar lo pas——"

"Saka!" Tania memekik tertahan dengan wajah merona menahan malu.

"Yaelah Tan, kita berdua doang kali, nggak bakal ada yang denger juga." gumam Saka.

Pintu ruangan kembali terbuka. Dan kini datanglah seorang yang tadi di bicarakan mereka berdua. Alex, lelaki itu berjalan mendekati tempat Tania berbaring. Diikuti dengan Nathan di belakangnya.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang