Pulang kuliah seharusnya istirahat dengan tenang. Ini enggak.
Karena pacar Indah gangguin Niko dengan nyembunyiin mainannya.
Niko udah pundung dengan pergi ke kamar Egi buat mereka ketawa, karena greget. Egi pun menarik kerah baju belakang calon Abang iparnya dan mengunci lehernya dengan lengannya.
Pahamkan?
"mainan Niko mana?" tanya Egi dingin dengan memiting badan Jidan. Walau badan Jidan lebih besar dari Egi, tapi tenaganya nol.
"mampus! Emaknya ngamok." celetuk Febbi.
Mereka memang berkumpul dengan pasangan masing masing, cuma Egi yang belum punya pasangan.
"lepasin dulu Gi, ampun. Iya gua balikin." ujar Jidan berusaha melepas belitan tangan Egi.
Egi melepaskan pitingannya secara perlahan dan Jidan pun memberikan boneka bentuk kepiting pada Egi. "Niko sini," panggilnya namun Niko gak kunjung dateng.
"NIKO MAINANNYA KETEMU, HAJAR BANG JIDAN YOK!" teriaknya dan siapa sangka respon cepat di berikan oleh Niko dengan datang langsung menggigit ujung celana Jidan hingga celananya melorot.
Tapi ingat, Niko hanya menggigit gemas. "ampun boy, canda doang. Itu mainannya udah ketemu." ujar Jidan memohon.
Akhinya lepas, Niko pun pergi dengan boneka kesayangannya. "adek kapan mau punya pacar?"
Egi cuma mengangkat bahu acuh sebagai jawaban dan sibuk dengan hpnya. "emang kenapa sih Ma, suruh Egi cepet nikah gitu? Noh 6 human yang ngebet nikah aja belum mentas masa Egi mau duluin." ujar Egi malas.
"ya kan Mama nanya,"
"mending nikahin mereka dulu aja dari pada dosa ngebucin terus, pacaran kan nggak boleh dalam agama. Hukumnya haram, nikahin mereka dulu biar bisa ngebucin setelah halal." ucap Egi jengah. Kenapa selalu dirinya yang ditanya soal pasangan. Mentang mentang ia jomblo sejak lahir begitu?
"ya kan kita takut kalo lo gak suka cowo, sapa tau lo belok." celetuk Jidan buat Egi melotot.
Tak.
Egi menjitak kepala Jidan dan kembali mengapitnya lehernya dengan tangannya, "gua normal, asal nyablak aja congor lo."
"Egi sopan dong sama calon iparnya," tegur Indah
"nggak bakal jadi Ipar kalo restunya gua cabut." ucapnya datar.
Mereka tiba tiba menegang dan saat Egi hendak pergi, Jidan segera menahannya, "eh--canda doang gua, jangan ngambek gitu." ucap Jidan memohon.
"2 minggu lagi Bang Tama nikah, sebulan setelahnya Mbak Indah abistu Bang Juna 2 minggu setelah Mbak Indah." mereka melongo tak percaya, dengan mudahnya menetukan pernikahan orang, dasar Egi.
"ya enggak bisa gitu dong." bantah Papa dengan nada tak suka.
"lebih cepet nikah lebih baik Pa, dari pada mereka pacaran kan juga haram hukumnya." ucap Egi yang kemudian pergi begitu saja.
"ini yang posisinya Kakak tuh siapa sih?" tanya Juna heran.
"laiyak, masa dia yang nentuin." sahut Jidan.
"tapi Mama setuju, karena omongan Egi bener setelah kalian bertiga mentas kita bisa nikahin adek kalian."
"hah?" bingung mereka berenam, mereka belum tau maksud orang tuanya.
"kita bakal jodohin adek kalian, ini udah rencana Mama dan Papa sejak lama." sahut Papa buat mereka semua menampilkan senyum devilnya. Tentu ini tak di ketahui Egi.
__
"JUNA BALIKIN BANDO GUA!"
"PINJEM BENTAR PELIT AMAT SIH MBAK!"
"MAU GUA PAKEK!"
"GUA JUGA MAU PAKEK!"
"TAPI LO ITU COWO NGAPAIN MAKE BANDO!"
"KARENA GUA PENGEN COBA DOANG, BIAR MIRIP BIAS GUA!"
"ASTOGE LU! BALIKIN BANGSUL!"
itulah kegaduhan yang timbul akibat pertengkaran Indah dan Juna, hasilnya? Ruang keluarga jadi berantakan!
"JUNAAAAA BALIKIIIIN!"
"KAGAK WLE!"
Juna itu Fanboy dari Ikon dan Bigbang, entah virus dari mana hingga Juna menyukai hal yang namanya kpop. Mereka saling mengejar dan melempar bantal juga bacotan masing masing.
Egi geram karena ia paling jengkel bila ruangan yang sudah ia bereskan di buat kacau lagi, "STOOOP KALIAN BERDUA!"
Gubrak!
Juna terjatuh tersandung bantal, dilihatnya wajah Egi yang merah padam, "kalian apa apaan sih, udah gede masih rebutan hal sepele. Liat nih ruangan, berantakan karena kalian!" seprotnya menceramahi.
"siniin bandonya!" perintahnya digelengi oleh Juna. "siniin!" ia ambil paksa bando itu dari tangan Juna.
"bando gua sita dan bakal gua balikin setelah ruangan ini rapi seperti semula!" ucapnya marah.
Sudah bisa di tebak, bila ia berujar panjang pasti ia sedang mode on marah.
"tapi ini salah Juna, bukan Mbak!" elak Indah membela diri.
"aku nggak peduli ini salah siapa, tapi yang aku lihat kalian berdua udah berantakin ini ruangan. Beresin sekarang!" perintahnya tegas, ia paling tak suka keadaan ruangan yang kacau.
"tapi--"
"BERESIN SEKARANG!" bentaknya marah. Dadanya naik turun dengan nafas memburu mengatur emosi, "elo sih Mbak! Marahkan Egi."
"elo duluan yang cari gara gara sama gua,"
"elo yang mulai dengan lempar bantal duluan."
"elo yang ngebacot duluan!"
"elo kutil!"
"elo kurap!"
"dasar bajing loncat!"
"manusia biting!"
"INDAH KUTIL BAJING LONCAAAAT!"
"JUNA KURAP MANUSIA BITING!"
"GAK ADA AKHLAK LO SEBAGAI KAKAK!"
"ELO NGAK ADA AKHLAK SEBAGAI ADEK!"
"DIEM! KALIAN KAGAK ADA AHLAK SEBAGAI MANUSIA YANG DI CIPTAKAN DENGAN AKAL SEHAT!" sahut Egi marah dari dalam kamar buat Kakak beradik itu kicep, mereka melanjutkan acara berberes dengan menggerutu kecil.
Omongan Egi menyayat hati lembut mereka, pendiem sih tapi sekali berucap pedesnya ibarat bon cabe level 100.
"wah, aku suka saat kalian di marahin sama Egi." ujar Tama terkekeh mengejek buat mereka berdua saling tatap lalu mengangguk.
Lalu mereka melancarkan aksinya dengan melempar Tama dengan bantal, "JANGAN GANGGU KITA YANG LAGI BERES BERES, DASAR LUWAK!" pekik mereka berdua bersamaan melempar bantal pada Tama.
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
Megi's life [END]
Teen Fictionterkenal kata cantik, pintar, baik? udah pasaran! tapi pernah gak si lo terkenal karena males? tapi males dalam kata lain yang luar biasa. "Gi, lo gak mau gitu partisipasi dalam acara?" "males" kata itu selalu diucapkan oleh Megi. ⚠JADWAL UPDATE SET...