11. Tebak tebakan

93 8 0
                                    

Keluarga Egi jarang berkumpul, tapi akhir akhir ini mereka sering berkunpul. Apalagi Tama yang akan menikah sebentar lagi.

"dengerin gua, gua ada tebak tebakan bagus." ujar Juna memecah keheningan yang tercipta.

"apa?" tanya Indah bersemangat.

"anjing, anjing apa yang kakinya 10?" ujar Juna cengengesan. Indah dan dan Tama nampak berfikir sementara Egi fokus dengan hp-nya dan satu tangan lagi sibuk membelai Niko.

"5 anjing baris." ujar Indah penuh keyakinan.

"deng! Salah. Kalo 5 anjing baris ya kakinya ada 20, bego!" ujar Juna.

"kagak ada lah anjing kakinya 10, bego lu." sahut Tama.

"ada." sahut Egi masih fokus dengan benda pipih ditangannya.

"apa coba?" sahut Juna menantang. Mereka bertiga fokus pada Egi karena penasaran apa jawaban si triplek satu ini.

"anjing babi lu." jawabnya buat Juna meneguk saliva kasar sementara dua lainnya kebingungan.

"anjing kakinya 4 tambah, kaki babi 4 tambah kaki lu 2 jadilah 10." jawabnya buat Juna menahan tawa.

"lha anjing bisa gitu." sahut Indah.

"bener gak?" tanya Tama pada Juna, "bener, haha" jawab Juna ngakak.

"gua juga punya." ujar Indah dengan tampang sombongnya.

"gajah kakinya?" ucapnya memulai soal tebak tebakan.

"4" jawab Tama dan Juna berbarengan.

"ayam kakinya?"

"2"

"kalo ular kakinya ada?"

"ya kagak ada lah, ular kan hewan melatah mana punya kaki dia." sahut Juna.

"sok tau lo, kenapa coba ular nggak dikasih kaki?"

"kenapa emangnya?" sahut Tama heran.

"ular dikasih kaki ya auto gigit." jawab Indah santai.

"huh? Kok bisa?" ujar Tama dan Juna bersamaan.

"coba ada ular lagi jalan lo kasih kaki, pasti nggigit." jawabnya bangga kemudian tertawa keras di hadiahi lemparan bantal oleh Juna.

"gua juga punya," ujar Egi buat mereka menghentikan pertengkaran antara Juna dan Indah. "apa coba?"

"ayam deket kandang dipanggil ya ayam, kalo ayam masok kotak dipanggil?" ucapnya menyunginggingkan senyum jahil.

"ayam warna warni?" tebak Tama dijawab gelengan.

"ayan eh ayam box?" Egi menggeleng lagi.

"ayaman?"

"ayam kfc," sahut Egi terkekeh di hadiahi hujan bantal. "tebakan sesat!" kesal Indah menguyel uyel Egi.

**

Tamu tak di undang datang buat Egi kesal.

Dela Angre.

Orang yang paling Egi benci, Kakaknya juga tak menyukai Dela. Dela itu perebut, Dela itu selalu iri dengan yang Egi punya, Papa dan Mama juga tak suka dengan Dela saat tau tingkah lakunya.

Alasan ini pula, yang menjadi kebiasaan bagi Egi untuk mengunci kamar meski keluar hanya untuk ke dapur, itu juga alasan untuk meminta Papanya untuk membuatkan kamar rahasia.

"Hello Every--euww kenapa ada musang." keluh Dela saat baru masuk ke rumah. Ia merasa jijik saat melihat Vanila.

"ngapin lo kesini?" sewot Juna dan tiba tiba Huti datang dan nangkring di bahunya dengan suara yang terdengar berbeda dari biasanya pertanda tak suka dengan kehadiran Dela.

"berkunjung ke rumah sepupu apa salahnya?" ucap Dela ikut sewot. Dengan lancangnya Dela langsung duduk sebelum di persilahkan.

"kalo namu tuh sopan, dateng dateng langsung nyelonong. Masuk tanpa salam mana ngejelekin hewan gua lagi." Sembur Tama tak suka.

"Dela kalo kamu kesini cuma mau bikin keributan sama Egi mending pergi." usir Mama buat Dela kesal.

Memang tujuannya kali ini ingin melihat bagaimana Egi sekarang, sekedar mengolok olok atau meminjam barang berharganya dan tak di kembalikan.

"Nanti aku bakal pergi setelah ketemu sama Egi." ujarnya sambil pamer kuku tangannya yang berwarna merah.

Perlu kalian tau, Dela belum tau perihal hewan peliharaan milik Egi maupun Kakaknya. "ih lucunya, mau!!" girang Dela saat melihat Suga, dengan sigap Indah langsung menyembunyikan Suga dalam kantung bajunya.

"ish Kak, aku mau--"

"BIG NO!" ketus Indah kemudian melenggang pergi.

Mereka lelah, pulang kerja langsung di pertemukan dengan mahkluk halus beda dimensi ini.

"assa--astagfirullahalazim Ma, ada Jin." ujar Egi terkejut. Baru saja hendak mengucap salam namun langsung beristigfar saat melihat Dela.

"jin pala lo, gua cantik dibilang Jin. Oh ya, Egi baru pulang. Gimana kabar lo selama gua nggak ada." ujarnya menyeringai.

"Bang Jun. Telpon perawat RSJ, ini pasiennya kabur satu." ujar Egi buat Dela kesal namun tidak dengan keluarganya yang kesulitan menahan tawa.

"jahat lo, gua kan peng--"

"enggak! Lo udah seeeeeeeering ngerecokin idup gua. Sekarang gua udah beda, bukan anak SD yang bisa lo tipu lagi. Mending sekarang pergi dari rumah gua sebelum gua usir dengan cara kasar." ujar Egi dingin buat Dela sedikit merinding.

RAAWRR~ARR

sudah bisa di tebak, Niko keluar kandang dan tak menyukai kehadiran Dela.

"Ma--mac-macan." ucap Dela gelagepan saat Niko datang. "Gi, ada macan di rumah lo." imbuhnya mulai berjalan mundur.

"denger ya DELA ANGRE. Jangan pernah ganggu hidup gua. Elo emang sepupu gua, tapi sikap lo bikin gua jengkel. Kalo elo bersikap baik maka gua walcome, tapi kalo lo dateng cuma mau ganggu gua, siap aja say good bye." ujar Egi tajam. "pergi lo dari sini, kalo perlu lo pergi dari dunia ini, SAMPAH!" Dela kesal namun ia juga takut. Ternyata dugaannya salah, Egi berubah total.

Sebenarnya Egi heran, Dela itu anak orang kaya. Namun kelakuannya bak kekurangan saja. And you know something!? Egi sangat benci Dela karena dulu Egi pernah diajak ke cafe dan selanjutnya terjadi, Egi di tawarkan ke om om. Saat itu Egi baru lulus SD, ia ketakutan dan lari dari sana. Sampai akhirnya ia tahu bila Dela berniat menjualnya dan menjadikannya sepertinya yaitu jalang!

Orang tua Egi jelas marah bahkan orang tua Dela juga, karena itu pula Egi sangat benci pada Dela.

Dela masih diam menatap Egi, antara takut, bingung dan menantang. Itulahnya Egi lihat dari mata Dela.

"GET OUT FROM MY HOME, BITCH!" sarkas Egi buat Dela terkejut kemudian pergi dengan raut ketakutan. Sementara Egi berusaha mati matian tuk mengontrol emosinya. Ia muak melihat wajah Dela, wajah yang buat ia mengingat kejadian lampau itu.

Tak hanya Dela, keluarga bahkan hewan peliharaan mereka juga terkejut dengan bentakan Egi barusan.

-tbc-

Megi's life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang