22.

77 7 0
                                    

Bangun tidur suruh dandan tiba tiba, sungguh aneh. Namun nyatanya ada yang lebih mengejutkan karena Juna sudah duduk di depan penghulu saat Egi selesai dandan.

Baru juga nyawanya kumpul langsung dapet senam jantung.

Juna menikah.

Di percepat, atomatis dia juga...?!

Sudahlah Egi tak bisa berkata apa apa sekarang.

Hp Egi berbunyi. Telpon dari Isa.

Egi keluar dari tempat acara mencari tempat sepi, baru saja ia mengangkat telpon Isa, suara tangis langsung ia dengar. "Is, kenapa?" tanyanya panik.

"hiks ... hiks gua di lamar cowo sialan. Ternyata ortu hiks... kenal dia dan di iya-in gua nolak hiks ... hiks ortu marah ama gua, sekarang gua di nikahin sama cowo itu. Lo dimana sekarang, gua butuh lo Egi..." tangis Isa sengguh menyayat hati, namun apalah dayanya?!

"gua gak lagi di Bandung. Setelah nikahan Mbak Indah, kita sekeluarga di bawa liburan sama Mbak Indah ke Bali. Hari ini juga gua kaget, bangun bangun Bang Juna udah depan penghulu, jadi hari ini nikahannya Bang Juna." ucap Egi datar namun menyiratkan rasa bersalah.

Kalau ia tak mendorong Isa dan mengatakan perasaan Isa pada Firdaus, mungkin sahabatnya nggak akan kenal. "hiks ... rekor ini lo ngomong hiks hiks panjang tapi gua gimana ini. Egiiiiii huaaaaa."

sempat sempatnya kamu bercanda wahai Isa, "udah nikmati aja, lo suka dia juga suka. Cocok udah." goda Egi.

"ish iya juga, tapi masa gua nikah muda."

"clam down dia baik, gua yakin. Kalo dia sakitin lo temuin gua. Maaf gak bisa dampingi."

"iya Gi, gua percaya ama lo. Bye."

Egi mematikan sambungan. Ini lebih buruk dari mimpi buruk atau pun film horror.

Baru juga nyawa terkumpul dan ia dikejutkan dengan pernikahan kakaknya dan sahabatnya!

Gercep juga tu Firdaus!

"gua gak ultah tapi ini udah bikin gua kaget." gumamnya lemas. Ia kembali ke tempat acara dan disana ia lihat Juna tersenyum bahagia.

Tapi yang ia lihat bukan senyum bahagia karena pernikahan namun bahagia karena berhasil mengejutkannya, "gimana Gi, terkejut?!" tanya Indah.

"mana laki lo?"

"ngapa nyari gua." sahut Jidan muncul dekat Indah. "dapet undangan pernikahan dari Firdaus?" tanyanya dijawab gelengan.

"dia nikah hari ini, sahabat gua sampe nangis gara gara dia maksa." ucapnya datar, "wah gua gorok tu anak, liat aja nanti." kesal Jidan.

"tapi gercep juga tu bocah." sambung Jidan.

"Megi Okta Vahrani di minta naik ke panggung." ujar Mc acara pernikahan Juna. Pernikahan Juna tergolong mewah dari pada kedua kakaknya yang lain. "Gak minat." sahutnya buat Juna terkekeh.

"saya selaku Mc tau pasti perasaan anda, bangun tidur langsung dikejutkan dengan pernikahan. Nyawa belum kumpul pastinya, alhamdulillah nyawanya nggak kaget trus kabur ya, hahaha" para tamu ikut tertawa.

"karena pernikahan Bang Juna dadakan jadi gua kagak ada persiapan hadiah. So hadiah atau pun persembahan dari gua kapan kapan aja." ujarnya enteng kemudian tersenyum remeh. Juna tersenyum masam.

**

Hari yang melelahkan, apalagi tadi pagi. Sungguh tragedi yang tak baik untuk jantungnya. "masa nggak kasih hadiah buat gua Gi, persembahan nyanyi atau apa masa nggak ada." ujar Febbi.

"gak ada."

"yah!!!" sahut Juna dan Febbi bersamaan lesu.

"kemaren bikin gua kena beling sekarang lo kejutin gini. Not funny, hadiah lo deadline." pungkas Egi.

"liat noh calon lo diam aja dari kemaren." ucap Indah menunjuk Albi yang duduk diam dengan pandangan lurus ke depan pada lautan. "truss?" tanyanya sok gak peka.

"gua tau lo lagi pura pura gak peka, samperin gih. Hibur kek atau apa" ujar Indah.

"ogah."

"lo mah gak beperasaan." tuding Jidan.

Egi memilih diam dan memainkan hp-nya, "Gi, care dikit aja lah sama Albi." nasehat Nia.

Egi menghela nafas, "males. Kaki gua gak bisa diajak kompromi." ucap Egi datar kemudian pergi masuk villa.

Albi merasa resah, ia ingin curhat namun ia tak tau akan bercerita dengan siapa. Bahkan sampai tengah malam ia belum masuk villa. Sampai akhirnya ia merasa ada seseorang yang menatapnya, ia menoleh dan melihat Egi.

Egi tengah menatapnya datar seperti biasa, "sini." panggil Egi melambaikan tangannya, Albi menurut. Awalnya ia takut bila itu hantu namun hatinya yakin bila itu Egi.

"kenapa?" tanya Albi setelah berhadapan dengan Egi. "mau cerita?" tanya Egi tiba tiba buat Albi mengerutkan dahi tak percaya.

"kamu mau jadi temen curhat aku?"

"why not?"

Albi menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan, "ada masalah. Aku keinget kejadian lampau ditambah aku ada meeting minggu depan dan orang itu sombong banget tapi aku butuh banget karena kerjasama antar perusahaan itu penting banget." jelas Albi.

"masalah lampau lupain aja, dan kalo boleh tau siapa yang bakal lo ajak kerja sama?"

"perusahaan DHEE'LL Crop dan kalo gak salah nama orangnya itu Ari Dheeoszy" ucap Albi.

Egi sempat diam sebelum bicara lagi, "kenapa nggak minta perusahaan MOV COMPANY buat nanem saham di perusahaan lo." ujar Egi memberi saran.

"sempet sih mikir kesana, tapi susah. Pendirinya galak banget dan yang aku denger dari orang kepercayaan aku, yang menjabat sebagai CEO nya itu bukan pendirinya yang asli, kaya kamuflase gitu. Tapi gak tau lah itu bener apa enggak," jelas Albi buat Egi mangut mangut.

"kalo lo mau, minggu depan gua bantuin buat tu orang mau nanda tangani kerjasama itu."

"emang bisa?" tanya Albi ragu, "gampang. Kebetulan gua kenal."

Mata Albi berbinar senang, "beneran?" tanya memastikan di jawab anggukan.

"masuk gih, udah malem juga." titah Egi di angguki Albi.

-tbc-

Megi's life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang