'Cintai diriku,
tanpa harus merubah sikapku, biarkan waktu yang merubahku'-Megi Okta Vahrani-
Egi sampai dirumah dengan panik, tak biasanya ia merasa takut seperti ini. "assalamualaikum," ucapnya saat masuk rumah.
Ia nampak santai namun dalam hatinya ia cemas. "tadi pamitnya sampe jam 9 ini malah pulang jam 10 lebih. Mending gak usah pulang." ucap Albi marah bersedakep dada.
Egi tau, Albi tak bisa tidur tanpa ada dirinya. Karena setiap tidur Albi akan memeluknya dan minta di usap. "mereka datengnya telat." jawab Egi tak kalah datar.
"alesan, seharusnya konsisten dong. Kalo pamit jam 9 ya jam 9 gak lebih dari itu."
"ya jamnya tinggal di puter ulang." ujar Egi santai.
Albi menggeram sebal, harus sabar. Ternyata Egi bisa buat emosi seperti ini.
Woy ngaca! Situ yang lebih nguras emosi!
Egi berjalan ke arah sofa buat Albi heran, "ngapain ke situ. Sana masuk kamar."
"tadi suruh gak usah pulang, sekarang suruh masuk kamar. Yang kosisten dong." balas Egi membalik omongan Albi. "masuk kamar!"
Egi menggeleng, "aku tidur di sini aja, kamu tidur di kamar saja." ucap Egi merebahkan tubuhnya ke sofa, namun sebelum berhasil berbaring, Egi sudah dibopong Albi menuju kamar. "apaan sih!" sentak Egi tak suka ia memberontak namun itu sia sia, mereka sampai di kamar dan Albi langsung melepas sepatu Egi.
Albi memeluk Egi dengan erat, "kamu tau kan aku gak bisa tidur kalo gak peluk kamu." cicit Albi di telinganya.
Egi pasrah, akhirnya ia memilih tidur saja.
**
Tak ada angin tak ada hujan, hanya ada cuaca cerah dengan suasana yang menyejukan. Hari ulang tahun pernikahan Mama dan Papanya Egi, jadi mereka liburan di Bali.
Dan surprisenya ketiga sabahatnya di ajak. Siapa lagi jika bukan Anza, Rava dan Kori. Kenapa tidak dengan Min dan Isa?
Isa bulan madu, sementara Min dia sedang mempersiapkan pernikahannya.
"cie Egi yang udah ada pawangnya nih," goda Anza.
"cie yang bikin masalah tros pergi tanpa minta maaf." sindir Egi buat Anza mengerucutkan bibir. "Gi, lo cinta gak sama suami lo?"
Seketika mertua Egi, orang tuanya dan para kakaknya menghentikan aktivitasnya. Dan Albi pun tengah menatapnya intens.
Sedangkan Kori yang melontarkan pertanyaan itu tertawa tertahan saat melihat raut gugup Egi, "tanya Niko sana." ujar Egi malas memalingkan wajah dari Albi.
"eh kalian berempat nyanyi geh buat Mama," pinta Mama pada Egi dan ke-3 sabahatnya. Rava dan Kori setuju, untung mereka bawa gitar.
(Anza part)
Biarkan aku
Jadi sesuatu yang berarti untukmu
Tapi tidak sesaat🎵🎵🎵🎵
Biarkan aku
Jadi sesuatu yang berarti untukmu
Tapi tidak sesaatBiarkan aku
Jadi tempat untuk bersandar disaat
Kau terpuruk rapuh(Kori part)
Jangan sampai kau lemah
Kuyakin kau pasti bisa bangkit
Jangan anggap kau sendiri hadapi
Ada aku disiniWalau dia kini tlah lama dihidupmu
Namun sampai kini tak bahagiakan kamuLupakan semuanya tinggalkan saja percuma.
Bukalah matamu selebar dunia ini
Dan rasakan banyak orang yang perduli
KAMU SEDANG MEMBACA
Megi's life [END]
Teen Fictionterkenal kata cantik, pintar, baik? udah pasaran! tapi pernah gak si lo terkenal karena males? tapi males dalam kata lain yang luar biasa. "Gi, lo gak mau gitu partisipasi dalam acara?" "males" kata itu selalu diucapkan oleh Megi. ⚠JADWAL UPDATE SET...