36.

82 5 0
                                    

Hari ini Kori beserta Egi, pergi bersama. Egi juga sudah izin pada Albi bila ia akan pergi bersama Kori.

"Kor?"

"oi."

"beberapa waktu lalu gua liat dia." ujar Egi sembari mengunyah makanannya. "seriusan?!" sahut Kori terkejut.

Pasalnya si 'dia' sudah tak ada kabar selama 7 tahun lamanya. "dimana?" tanya Kori.

"di cafe ini, pas gua jalan sendiri." jawab Egi.

"kalo Rava tau, jelas dia bakal marah." tuturnya mengingat kejadian itu.

Sementara di meja lain ada 4 cowo yang menatap heran mereka berdua, "bukannya dia istrinya Albi?" tanya Aldi.

Aldi, Aldo, Aldren dan Alden, adalah sahabat dari Albi. Mereka berempat berkumpul setelah urusan bisnis masing masing selesai. "dia kok sama cowo lain, apa dia selingkuh?" tanya Alden.

"mungkin aja, mereka berdua kan nikah gara gara dijodohin." ujar Aldi.

Mereka berempat masih sibuk memperhatikan Egi dan Kori. Sedangkan Egi sendiri memutuskan pergi setelah membahas si 'dia'

"nanti kita kasih tau aja si Albi," ujar Aldo sinis menatap nyalang kepergian keduanya. Mereka pun mengangguk setuju.

Sedangkan Egi dan Kori memutuskan pulang. Tujuan mereka bertemu hanya untuk membahas si 'dia' yang muncul kembali.

Egi sendiri bingung, apa ia harus memaafkannya atau tidak. Sudah lah, pikir nanti.

Siang pun beranjak sore, Egi yang malas malasan di sofa sambil nonton tv pun beranjak saat Albi pulang. Akhirnya suaminya pulang, biasanya ia tak terlalu peduli karena ia biasanya ditemani oleh Niko.

Tapi Niko gak boleh di bawa :( kata Mama Dea.

"assalamualaikum."

"waalaikumsalam." jawab Egi.

Egi mengambil tas kerja Albi kemudian menyalami suaminya, "lagi ngapain?" tanya Albi berjalan beriringan ke kamar.

"nonton tv, boring banget."

"bukannya tadi main sama Kori?"

"bentar doang sih, abis tu pulang."

Albi mangut mangut saja, ia meraih handuk kemudian pergi mandi. Sementara Egi menyiapkan pakaianya Albi kemudian melenggang pergi ke lantai dasar.

Ting tong.

Tepat Egi akan pergi ke dapur, bel rumah berbunyi. Ia pun bergegas ke pintu dan membukanya. Ia melihat 4 cowo datang dengan pakaian yang cukup keren menurutnya. Ia menatap mereka dengan satu alis terangkat, "eum--Albi di rumah?" tanya salah satu cowo itu, Egi mengangguk kemudian membuka lebar pintu rumahnya. "masuk." titahnya.

Mereka ber-4 saling bertatapan, setelahnya mereka masuk juga. "sayang, nanti kamu masak nasgor, ya." ucap Albi sembari turun dari tangga.

"iya." jawabnya pelan, setelahnya Egi menujuk arah ruang tamu buat Albi menoleh ke sana. "lho heh! kalian. Tumben nyamperin ke rumah?" ujar Albi saat melihat ke-4 sahabatnya.

"hehe biasa, jarang kan kita ngumpul bareng. Sekalian ada yang kita sampein." ucap Aldi dengan senyum andalannya. "apa?" tanya Albi.

Aldo melirik arah dapur dan tak ada tanda tanda dari Egi, "tadi siang, kita liat bini lo jalan sama cowo lain." ucap Aldo serius.

"huh? Dimana?" tanya Albi. Bukannya Egi izin pergi bersama Kori?

"di cafe yang ada di Mall Centro." jelas Alden.

"silahkan di minum." ucap Egi tiba tiba datang menyuguhkan minuman dengan cemilan. "tadi kamu pergi ke Mall mana?" tanya Albi sembari menahan tangan Egi yang meletakan minuman.

"Centro." jawabnya singkat.

"nih ya bro, jangan salah paham dulu. Dia emang pergi ama cowo cuma berdua. Tapi udah izin sama gua, dan cowonya itu sahabat kecilnya dia. Namanya Kori." jelas Albi buat Egi menangkap maksud dari mereka ber-4.

Jelas mereka nyangka gua selingkuh_batin Egi remeh.

"kalo gak tau, mending diem. Jangan sampe nyebar hoax." ujar Egi datar buat mereka ber-4 menelan ludah kasar.

Egi pergi dan Albi tertawa saat melihat ekspresi koyol kawannya ini, "jangan belagu depan Egi, dia paling bisa buat orang mati kutu." ujarnya terkekeh.

Mereka akhirnya mengobrol membahas banyak hal, sampai akhirnya mereka pamit pulang.

Makan malam tiba dan Egi membuatkan masakan yang Albi minta, "sayang."

"eum?" jawab Egi dengan gumaman.

Albi nampak memperhatikan Egi dengan lekat sampai ia  mengutarakan isi pikirannya, "besok aku mau ajak kamu ke rumah nenek. Waktu nikah kemaren nenek gak mau dateng karena kamu bukan pilihannya." ujarnya sendu.

Egi menghentikan aktivitas makannya, "trus?"

"nenek aku galak juga cerewet, dia mau ketemu kamu dan aku yakin nenek bakal kasih ujian atau tantangan di luar nalar." ujar Albi kesal. Padahal baru membayangkan namun ia sudah kesal duluan.

"pilihan nenek kamu?"

Albi mgerti maksud Egi, namun tak mau menyakiti Egi dengan menyebutkan nama perempuan itu, "bilang aja,"

"Citra, dia mantan aku." jawabnya pelan.

"gak usah sedih, lupa kah kalo aku ini siapa?"

"aku tau kamu siapa, tapi kan aku belum terlalu kenal kamu." ucap Albi pasrah. Neneknya itu bisa di ibaratkan tirani.

Hoy Albi, istrimu juga tirani saat masih remaja. Sekarang dia udah pensiun dari sifat tirani!

Sedikit cerita tentang Dera. Neneknya Albi, masa hidupnya ia adalah seorang bad girl. Bahkan ia masuk ke dalam anggota genk motor yang di takuti, namun sifat negatif nya adalah mudah tertipu dengan cover dan sifat baik seseorang.

Nenek Dera bercita cita memiliki cucu menatu yang ia idam idamkan.

Lemah lembut dan pandai urusan dapur? Bukan yang seperti itu, namun pandai dalam baku hantam atau pandai dalam kejeniusan belajar. Meski Nenek Dera itu seorang bad girl tapi kejeniusannya tak perlu di ragukan.

Sedangkan nenek Dera menyukai Citra karena ia mengaku sebagai XG si ratu balapan dan nilai plusnya adalah, ayahnya Citra adalah meneger di MOV COMPANY.

Egi sih tak ambil pusing, ia tak pernah takut kecuali dengan boneka. Ia takut dengan boneka, apalahi yang bisa mengeluarkan suara.

Lihat saja besok, bagaimana caranya menghadapi sang nenek.

-tbc-

Megi's life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang