28.

90 6 0
                                    

Egi datang dengan tampilan sama saat pertama kali datang. Banyak mata yang memandangnya aneh. "maaf anda siapa ya?" tanya resepsionis mencegahnya masuk.

"orang." jawabnya singkat.

"maaf, maksud saya anda ke sini mau cari siapa?" ujar resepsionis itu meralat pertanyaannya. "cari  Albi."

"maaf Nona, Pak Albi sibuk. Dia sedang meeting." ujar wanita itu.

Baru akan berucap telpon di meja resepsionis berbunyi, "tuh bunyi."

"halo pak?"

"jika ada wanita yang mencari saya, suruh saja langsung masuk. Ingat, yang namanya Megi."

"sebentar Pak,"

"maaf, Nona. Nama anda siapa ya?" tanyanya. "Megi."

"iya Pak, langsung saya suruh masuk."
Telpon mati dan sih Mbak resepsionis itu nyengir. "silahkan masuk saja Nona," suruhnya.

"nama anda siapa?" tanya Egi.

"Isma."

Egi mengangguk, "kerja yang bener, jangan melototin hp trus." ucapnya kemudian pergi. "dari mana dia tau?" gumam Isma.

Sampai di ruangan Albi, ia langsung masuk dan duduk begitu saja. Karena Albi tak ada, sepertianya belum selesai meeting.

Ceklek.

"bikin pening aja, Egi dah dateng belom ya?" monolog Albi, ia belum menyadari kehadiran Egi di ruangannya. "aish Egi mana sih?" kesalnya.

"disini." sahut Egi buat Albi menoleh.

"mana?" tanya Albi menyapu pandangan ke seluruh ruangan namun tak menemukan sosok yang ia cari, "sebelah sini, bodoh!" Albi menoleh ke arah belakang dan disanalah Egi.

Albi tersenyum menghampiri Egi, "aku mau peluk ish!" kesal Albi karena ia merentangkan tangan hendak memeluk Egi namun kepalanya di tahan oleh Egi agar tidak mendekat lagi. "gak mau." tolak Egi.

"Egi sayang" ujar Albi menjeda kalimatnya, ditariknya pinggang Egi agar lebih dekat dengannya. "aku itu suami kamu, jadi jangan nolak." lanjutnya sambil menyingkap tudung hoodie dan melepas masker Egi.

Egi menatap horror Albi, kenapa suaminya tiba tiba bersikap manis? Albi memeluk Egi erat, menghirup aroma tubuh Egi. Dengan gerakan kaku, akhirnya Egi membalas pelukan Albi buat sang empu tersenyum. "usap." pintanya manja.

"manja." cibir Egi.

"emang," jawab Albi membenarkan ucapan Egi. "eh! Maaf Pak, saya gak liat." mereka berdua terkejut, Egi reflek mendorong tubuh Albi menjauh darinya. "SAKAAAA!"

Plak.

Egi memukul lengan suaminya akibat kaget, "ngapain triak?" kesal Egi pada Albi.

"i-iya Pak, maaf." ujar Saka.

"lain kali ketuk pintu." peringati Albi geram. "maaf Pak, lupa." jawab Saka kikuk.

Egi kembali membenarkan masker dan tudung hoodienya, "ngapain?" tanya Albi duduk di kursi kekuasaannya. "ini Pak, berkas yang harus di tanda tangani dan ada laporan tentang perusahaan MOV COMPANY."

Albi mengangguk dan menerimanya, setelah menandatangani ia beralih membaca laporan tentang MOV COMPANY, Albi sempat melirik Egi yang ternyata sibuk membaca komik online. "eum... Pak?"

"kenapa?"

"cewe cantik itu siapa Pak?" tanya Saka tersenyum simpul. Ia sempat melihat wajah Egi tadi. "istri saya, macem macem saya sambit kamu!" ancam Albi sengit. Saka terkejut, tak ada hujan tak ada angin, demi apa bosnya sudah menikah?

Megi's life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang