⠀⠀
𖠳 ꜝꜝ 𖢨 ៸ TIME TURNER ꜝꜝ 𓂸
❛ Aku mencintaimu 𝐒irius, tapi aku harus memilih yang lebih masuk akal. Kau dari masa lalu dan aku dari masa depan. Maaf, aku memilih masa depanku ❜
── 𖡈 Bagaimana jadinya jika anak dari 𝐋una 𝐋ovegood, 𝐇arry 𝐏ot...
⠀⠀⠀AKU membalas pelukkannya perlahan, pikiranku mulai berputar. bukan kah voldemort tidak memiliki perasaan karena terlahir dari ramuan cinta. tapi kenapa dia bisa mengkhawatirkanku pikirku
"t-tom, kau baik-baik saja? b-bagaimana keluarga potter" suaraku ragu
tom melepas pelukannya dariku yang membuatku menatapnya sedikit takut yang membuatnya menatapku dingin
"kenapa dengan tatapanmu? kau takut ketahuan berbohong?. aku belum kesana, maksudku sudah setengah perjalanan tapi aku berbalik karena mengkhawatirkan kesehatanmu. aku kira kau akan memilih untuk mati perlahan dengan tidak makan"
ucapannya yang membuatku spontan mengganti ekspresiku menjadi senyuman miring
"mengkhawatirkanku? orang yang akan membunuhku sebentar lagi mengkhawatirkan ku?" ucapku sambil mendorongnya menjauh kemudian berjalan mengambil beberapa baju kotor dan berjalan kearah keranjang baju kotor dan meletakkannya
aku berbalik kearah tom yang sekarang menatapku marah dan berjalan cepat kearahku
"kau benar-benar memboho-" suaranya terhenti oleh suara cepatku "ya, aku takut. bagaimana jika mereka ternyata sudah memindahkan keluarga potter dari amerika dan saat kau datang ternyata mereka tidak ada, lalu kau pulang dan membunuhku. tragis sekali" ucapku sambil menggelengkan kepala dan mengeluarkan suara "ck, ck, ck"
mungkin aku harus bermain peran lagi, setidaknya aku harus bisa menyelamatkan nyawaku, bukan?
wajah tom berubah menjadi ekspresi berpikir, mungkin dia akan menyetujui kata-kataku itu
"lalu, jika benar. kemana mereka memindahkannya ?" tanyanya kepadaku matanya mengikuti gerakkanku yang sedang duduk di ranjang sambil menatapnya bingung
"kau bertanya kepadaku? lalu aku bertanya kepada siapa?. kau kan mengurungku disini tidak mengizinkanku untuk mengintai mereka" ucapku membuat wajah cemberut dan merotasikan mata
"iya juga" ucapnya singkat sambil mendudukkan dirinya di bangku rias "nah, kalau begitu biarkan aku keluar dar-" suaraku terhenti oleh suaranya
"jangan berpikir aku akan mengeluarkanmu sebelum perang" ucapnya kemudian bangkit menatapku tajam dan menunjuk kearahku
