Hari akan berganti, waktu terus berputar dan sudah jauh hari jadwal piket kelas telah ditentukan. Sekarang Hana sedang menyapu ruang belajarnya karena saat ini gilirannya untuk membersihkan kelas.
Sebagai murid baru Hana juga tidak mau melanggar apa yang telah ditentukan dan hal yang tidak dikira oleh Hana, teman-temannya sangat disiplin meski hal kecil seperti membersihkan ruang belajar mereka di sekolah.
Namun, tiba-tiba para siswa-siswi bergerombol lari membuat Hana bingung sendiri, ia pun mencoba tanya kepada temannya yang sedang piket bersama, tapi nihil hasilnya. Akhirnya, setelah gadis berambut hitam pekat itu menuntaskan kegiatannya menyapu, Hana berjalan ke arah mading yang di geromboli siswa-siswi itu, dan di sana pula ternyata ada Yeshy yang masih menggendong tasnya.
"Eh, Yesh. Ada apa sih?" tanya Hana mengerutkan alisnya.
Yeshy sedikit terkejut tiba-tiba di sampingnya ada Hana.
"Eeh kapan ke sininya coba," ujar Yeshy tertawa sendiri.
"Yeeah."
"Itu tuh mau ada lomba," katanya sambil mengunya permen karet.
"Emang lomba apa, Yesh?"
"Banyak ... ada fashion show, tari, pidato tiga bahasa, sama puisi," terangnya.
Hana mengangguk-angguk paham.
Yeshy mulai berjalan pergi meninggalkan kerumunan di mading, Hana pun mengekorinya.
"Eh emang ada apa kok tiba-tiba ngadain lomba?"
Yeshy menatap Hana dengan dahi yang dikerutkan.
"Yaa, gak ada apa-apa, sekolah ini tuh tiga bulan sekali ngadain lomba-lomba gitu, dan tiap lomba itu kadang beda-beda." Hana mengangguk-angguk mencoba memahami.
"Kayak sekarang nih, seni-seni kan lombanya, mungkin besoknya lomba olahraga, gitu-gitu lah," lanjut Yeshy menerangkan.
"Kenapa? Lo mau ikutan? Ikut gih sono," seru Yeshy.
Hana masih menimbang perkataan Yeshy barusan. "Pengen sih, tapi ...."
"Alaah gak usah banyak tapi, nih ya gak perlau takut kalah tau. Tiap bulannya yang juara tuh ganti-ganti, bukan anak itu-itu doang jadi seru gitu pas pengumuman juaranya siapa," terang Yeshy lagi.
Mereka mulai memasuki kelas dan duduk di bangku masing-masing. "Rencana mau ikutan lomba apa?" tanya Yeshy.
"Pengen ikut lomba puisi sih-"
"Wahh, cepet deh sono ambil formulir terus daftar dan lo kudu banget persiapan diri, teksnya juga jangan lupa, abis itu sering-sering latihan gue jamin lo bakal menang," sahut Yeshy begitu antusias.
Hana tertawa terpingkal-pingkal mendengar itu. "Kamu bersemangat banget, Yesh."
"Iya lah biar temen gue jadi juara," katanya yang masih mengunyah permen karet.
Hana hanya menggeleng-geleng seraya tersenyum dan tertawa.
***
Di saat bel istirahat pun Hana dan Yeshy pergi ke kantin seperti siswi pada umumnya. Di sana mereka pun sudah tak merasa sungkan lagi, terbukti jika saat ini Yeshy sedang bercerita dan begitu pun sebaliknya.
Dan di SMA Warna selain disiplin, juga tidak ada geng-geng atau pun siswa-siswi ter-hits. Mungkin beberapa, tapi tidak menonjolkan diri seperti dalam cerita di novel-novel. Semua sama, dan itu yang membuat mereka selalu akur. Hana pun merasakan kenyamanan bersekolah di sana.
"Haus, Han. Dari tadi gue ngomong mulu," ujar Yeshy dengan cengiran.
Hana tertawa. "Iya juga sih, beli es yuk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary |End|
Ficção AdolescenteReyhan Alkantara "Biarkan angin ini menerpa kehidupan yang penuh akan kebahagiaan, kebahagiaan yang hanya sementara kita rasakan. Namun, setiap hembusan angin yang menerpa, aku mencoba untuk mengikhlaskan apa yang telah datang dan akan pergi layakny...