12.

7.3K 765 218
                                    

Sinar matahari merambat masuk melalui celah-celah gorden dan mengusik tidur kedua insan yang masih berkelana di alam mimpi itu.

Yibo mengeratkan pelukannya, membawa xiao Zhan kedalam dekapannya lebih dalam.

"Ughh" Zhan menggeliat tak kalah ia merasa sesak seolah tak bisa bernafas.
"Ughh" ia menggeliat sekali lagi, kemudian membuka matanya dan sedikit terkejut saat melihat dada bidang di hadapannya.

Ia melepaskan tangan Wang yibo yang memeluknya secara perlahan tapi.. "Zhan, sebentar lagi" ujar Wang yibo dengan suara serak dengan mata yang masih tertutup.

"Jangan memelukku" cegah Zhan dengan sedikit membanting tangan yibo yang melingkar di perutnya.

"Hanya sebentar, ayo tidur lagi" kali ini matanya sedikit terbuka dengan tatapan memohon, namun zhan seolah tidak luluh dengan hal itu. "Minggir!" Ia mendorong yibo sekali lagi kemudian beranjak pergi dari sana.

Suara percikan air dari kamar mandi terdengar, yibo bangun dan melihat sekitarnya, sepertinya Zhan sedang melakukan ritual paginya. Yibo beranjak turun dari ranjang,  "Ah, kepalaku" ia memegang kepalanya yang terasa sedikit pening, kemudian hidungnya terasa basah seolah ada air yang mengalir keluar dari sana.
Keningnya mengerut sambil tangannya terangkat menyentuh cairan itu. "da...rah?" Matanya melebar, ia terkejut tak kalah melihat cairan berwarna merah di tangannya. Wajahnya terlihat sedikit panik, ia melangkah ke depan cermin dan melihat apa yang terjadi.

"Benar darah? Apa yang terjadi?" Ia bergumam pelan, sebelum ia bertanya lebih lanjut pada dirinya sendiri, pintu kamar mandi terdengar seperti akan di buka. Dengan cepat ia mengambil tisu dan menyeka darah disana, kemudian dengan cepat ia berbalik, berdiri di jendela dengan membelakangi seolah ia sedang melihat cuaca di pagi hari.

Zhan keluar dari kamar mandi dan mengabaikan yibo seperti biasa.

"Aku pergi ke rumah" ujarnya pelan sambil mengeringkan rambutnya.

"Um" yibo menjawab singkat tanpa menoleh, sedangkan zhan sedikit heran dengan yibo yang tiba-tiba setuju, tetapi sesaat kemudian ia mengabaikan yibo lagi.

___________________

"Ibu, makan ini" Zhan tiba di rumahnya sekitar 30 menit yang lalu dan saat ini ia sedang duduk di taman bersama ibunya dengan semangkuk buah-buahan di tangannya.
"Sean.." ibunya memegang tangan xiao Zhan, matanya terus menatap punggung tangan anak lelakinya itu. Sedangkan xiao zhan tersenyum menunggu ibunya berbicara. "Sean, mengapa kau seperti ini? Kau..  seperti zhanzhan" suara wanita paruh baya itu bergetar,
tetapi Zhan dengan cepat berusaha menghibur ibunya.

Iya Bu, ini aku..

Ingin rasanya dia menjawab seperti itu, tetapi ia tak berani melakukannya.
"Bu, Zhan atau aku, kami sama-sama adalah anak ibu. Walau pun berbeda, kami tetaplah terhubung, karena bagaimana pun kami adalah kembar"

Nyonya xiao tersenyum. Ia mendongak dan menatap wajah putranya "benar. kalian berdua sangat mirip, kau tau? Terkadang ibu lebih berharap yang berada disini adalah zhanzhan, tapi sekarang ini sadar, siapapun kalian, kalian berdua tetaplah anak-anak ibu, maafkan ibu Sean"

Zhan tersenyum, walaupun air matanya sedang menetes. ia menggenggam tangan ibunya, memeluknya pelan, kemudian meletakkannya di pipinya. "Bu, tidak peduli siapapun aku, aku akan menyayangi ibu, seperti yang selalu ku lakukan"

Nyonya xiao cukup terkejut karena ini adalah pertama kalinya ia mendengar Sean berbicara seperti itu. Biasanya anak itu selalu cuek, tetapi sekarang sifatnya malah benar-benar terbalik dengan yang dulu. Rasa senangnya mengalahkan rasa keterkejutannya. Ia tersenyum, kemudian mengecup pelan kening putranya. "Kapan-kapan ayo pergi ke makam adikmu"

Chance (YIZHAN/END 🦁🐰)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang