26.

6K 614 63
                                    

3 hari berlalu setelah Yibo terbangun dari komanya.

Sekarang dia menjalin terapi dan ditemi dengan sabar oleh Xiao Zhan.

"Mau mandi?" Tanya Zhan saat melihat Yibo sedang melepaskan bajunya.

"Mn.." Yibo mengangguk.

Zhan mendekat, lalu mengambil handuk. "Bisa mandi sendiri atau aku mandikan?"

Pertanyaan Zhan membuat pipi Yibo merona dan sedikit salah tingkah.

"A.. Aku bisa sendiri."

Zhan tersenyum sipu saat melihat telinga Yibo memerah.

"Ya sudah. Jangan terlalu lama berendam di dalam air." Kata Zhan sambil berjalan untuk duduk di sofa.

Yibo mengangguk dan sudut bibirnya terangkat menyungging kan senyuman kecil. Rasanya benar-benar canggung.

Zhan duduk bersantai di sofa sedangkan Yibo masuk ke dalam kamar mandi dan mandi.

     
                               •••

Hari ini Yibo sudah di perbolehkan untuk pulang.
Keduanya kembali ke rumah yang mereka tinggali saat datang di antar oleh Wowo.

"Masuk dulu, aku buatkan minum untuk kalian." Kata Zhan mempersilahkan Wowo untuk masuk.

Wowo tidak bisa menolak. Lelaki itu turun dari mobil dan mengikuti keduanya masuk ke dalam.

Yibo dan Wowo duduk di ruang tengah, sedangkan Zhan langsung bergegas ke dapur untuk membuat minuman.

"Jadi, apa keputusanmu sekarang?" Tanya Wowo pada Yibo.

"Aku akan mengatakan semuanya dan memulai hidup baru. Zhanzhan sudah banyak menderita selama ini."

"Dia benar-benar memberimu kesempatan, padahal dia bisa meninggalkanmu kalau dia mau, tapi rasa cintanya padamu belum tenggelam seluruhnya, karena itu dia masih memilihmu."

"Aku merasa sangat malu. Apa aku pantas untuk bahagia setelah melakukan semua itu padanya?"

Wowo tersenyum kecil. "Jalan yang kalian tempuh saat ini adalah pilihan kalian sendiri tanpa paksaan, karena itu mau pantas atau tidak, kamu harus membahagiakan nya dan jangan terlalu menyalahkan dirimu."

Yibo tersenyum samar. "Terimakasih banyak atas semuanya. Aku benar-benar beruntung memiliki sahabat sepertimu."

"Aku yang seharusnya berterimakasih. Berkat kamu, aku masih bisa melihat dunia."

Flashback.

Anak kecil berusia 7 tahun itu berlari-lari di lorong koridor dengan nafas yang terengah-engah dan air mata yang bercucuran.

"Tunggu hikss.. Tunggu.. Tolong... Tolong pinjamkan aku uang..."

Bukk...

Sebuah tendangan melayang di perut anak kecil itu hingga membuatnya terlambat cukup jauh dari tempat semula.

"Argghh.." Dia meringis sambil memegang perutnya, walau begitu dia tetap berusaha untuk bangun.

"Anak kecil sialan! Utang ibumu bahkan belum lunas dan kau ingin meminjam uang lagi dari kami? Mati saja sana!" Kata seorang pria bertubuh tinggi dan kepala botak itu dengan nada suara yang tinggi.

"Hikss.. Tolong.. Tolong selamatkan ibu saya.." Anak kecil itu berbicara dengan suara yang lemah, tenanganya seperti sudah terkuras habis.

"Dasar tidak tahu malu! Ku bunuh kau bocah!!"

Chance (YIZHAN/END 🦁🐰)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang