9.

7K 829 41
                                    

Xiao zhan bersama ayah dan ibunya beserta yibo duduk di ruang tengah. Zhan masih memeluk lengan ibunya dan enggan untuk melepaskannya.

"Sean" sang ayah memanggilnya pelan. Zhan menoleh menatap sang ayah yang duduk di depan mereka.

"Maafkan ayah dan ibu, sampai kamu sembuh pun, kami tidak datang mengunjungimu" raut wajah penuh penyesalan dan kesedihan itu benar-benar membuat xiao zhan ingin menangis lagi.

"Tidak apa-apa ayah" zhan melihat ke arah ibunya yang masih diam saja sejak tadi. "Bu, bisakah ibu tidak seperti ini? Ini membuatku sakit bu. Aku tidak bisa melihat ibu seperti ini"

Sang ibu melirik sekilas melihat anaknya. Entah kenapa hatinya bergetar mendengar perkataan itu. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Air matanya mulai kembali mengalir.

"Zhanzhan, apakah ini zhanzhanku? Zhanzhan selalu mengatakan ini hiks"

Xiao zhan mengepal erat tangannya. Hatinya terasa sakit seolah dicabik-cabik. Ia memeluk  erat sang ibu. Air matanya ikut mengalir. Tuan xiao dan wang yibo hanya bisa melihat hal itu tanpa bisa melakukan apapun. Benar-benar menyakitkan ketika kita kehilangan seseorang yang kita sayang dalam sekejap mata.

_______

Xiao zhan berjalan ke halaman belakang, dimana ia biasa memetik bunga dan berkebun disana. Langkah kakinya terhenti saat melihat seorang gadis tengah duduk di bangku yang biasa ia duduki, kemudian matanya menelusuri setiap halaman yang berada di belakang rumahnya. Beberapa bunga telah layu, pohon yang baru ia tanam sebelum menikah dengan yibo pun tampak layu, halaman luas itu menjadi usang seolah tidak ada lagi kehidupan disana. Air matanya kembali menetes, tetapi dengan cepat ia menghapusnya. Langlah kakinya berjalan maju mendekati gadis kecil yang sedang duduk itu.

Tanpa sadar xiao zhan menyentuh kepalanya, membuat sang hadis mendongak menatap wajahnya.

Zhan tersenyum samar.

"Tuan muda sean" sapa gadis itu hendak berdiri dari duduknya, tapi di tahan oleh xiao zhan.

"Duduk saja" ujarnya, lalu ia ikut duduk di samping anak itu.

"Siapa namamu?" Tanya xiao zhan sekedar berbasa-basi karena ia tau, sean pasti tidak mengenalnya, sebab saat sean datang ke rumah, dia sama sekali tidak menyapa para pelayan.

"Rong Rui tuan muda" jawabnya pelan memperkenalkan diri.

Zhan benar-benar sangat ingin memeluk gadis kecil itu, tetapi akan aneh rasanya jika dia tiba-tiba memeluk karena Rui tidak dekat dengan sean.

"Rui, apa yang kau lakukan disini?" Tanya zhan.

"Saya hanya duduk saja tuan" jawabnya.

"Bunga-bunga disini tampak layu, pohon-pohon juga mati. Apa yang terjadi?"

Rui hanya menatap datar ke arah bunga-bunga yang layu itu. "Biarkan saja, tuan muda xiao zhan tidak kembali lagi ke sini. Biarkan saja semua yang disini mati"

Xiao zhan tersenyum gentir. "Mengapa seperti itu? Bukankah dia sangat menyukai tanaman?"

"Benar!! Dia sangat menyukai tanaman" jawab anak itu sedikit tegas.

"Lalu, apakah kamu membencinya?"

Rong Rui berdiri dengan kasar membuat xiao zhan sedikit terkejut. "Benar! Aku sangat MEMBENCINYA!! aku memetik bunga setiap hari, merawatnya dengan penuh kasih, menyiramnya setiap saat agar tidak layu, aku memetiknya lalu memasukannya kedalam vas bunga seperti yang dia katakan!!" air mata anak itu mulai menetes, dengan kasar ia menyapu tetesan bening itu dengan tangannya.

Chance (YIZHAN/END 🦁🐰)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang