Wang Yibo dan Xiao Zhan menyusuri jalan kota dalam diam. Keduanya terlarut dalam pikiran masing-masing..
Xiao Zhan melihat sekeliling jalan yang mereka lewati, Ia sedikit tertegun, semuanya tampak tidak asing baginya.
Tempat ini...
Yibo menghentikan mobilnya di pinggir jalan, kemudian ia keluar dari mobil tersebut. Xiao Zhan yang masih kebingungan ikut keluar dari mobil, ia melihat sekitar tempat itu dan rasanya benar-benar tidak asing.
"Kamu ingat pohon yang disana?" Yibo menunjuk sebuah pohon besar yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Xiao Zhan mengangguk antusias. "Tentu.. aku ingat dengan jelas, lagipula ini tempat yang berharga untukku." Jawab Zhan dengan sedikit menunduk sedih.
"Kau ingat dengan apa yang kau lakukan disini?" Yibo bertanya lagi.
Xiao Zhan mengangguk.
"Zhan.. banyak hal yang berubah ketika kita tumbuh dewasa, aku selalu merindukanmu dan selalu ingin bertemu denganmu. Tempat ini memberiku kenangan yang indah, karena itu terkadang aku datang kemari kalau sedang merasa sedih."
Xiao Zhan terkejut sekaligus bingung saat mendengar perkataan yang terdengar seperti sebuah pengakuan itu.
"Yibo apa kau... Juga punya sebuah kenangan di tempat ini?" Tanya Zhan dengan hati-hati.
Yibo mengangguk sambil menatap lurus ke arah pohon besar itu. "Bukan kenangan ku, tapi 'kita.' kenangan tentang kita Xiao Zhan."
"A-apa?" Mata Zhan terbelalak lebar. "A-apa maksudmu?"
Yibo tersenyum kecut. "Kamu mengingat segala hal yang terjadi disini, tapi kamu melupakan satu hal yang penting." Wang Yibo sedikit mundur dan menatap mata Xiao Zhan.
"Xiao Zhan, ijinkan aku memperkenalkan diriku sekali lagi dengan benar, Aku Wang Yibo anak yang pernah kamu tolong dibawah pohon itu."
Mendengar pengakuan itu, mata Xiao Zhan berkaca-kaca, ia menggeleng tak percaya.
"Wa..Wangyi?" Ucapnya dengan suara yang bergetar.
"Iya.. Ini aku Zhanzhan."
"Ti.. tidak. Tidak mungkin.. Ba..bagaimana itu bisa kamu? Tidak mungkin...pasti ada yang salah.." Xiao Zhan menggeleng dan menolak untuk mempercayai apa yang dikatakan Wang Yibo.
"Aku tahu kamu tidak akan mempercayaiku, memang sulit di percaya, tapi Zhan.. aku mengatakan yang sebenarnya." Tekan Yibo dengan wajah yang serius.
"La..lalu.. lalu kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal? Kita sudah bersama selama ini, tapi kenapa...kenapa.." Xiao Zhan menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk menahan air matanya yang akan segera tumpah.
"Kenapa kamu tidak pernah mengatakan apapun? KENAPA WANG YIBO.." Teriak Xiao Zhan dengan susah payah."Aku..." Yibo menunduk. "Aku sama sekali tidak punya keberanian untuk mengatakannya, aku pengecut.. aku hanya bisa melarikan diri dan tidak bisa mengakui kesalahanku.. aku..." Yibo terjatuh dan berlutut di hadapan Xiao Zhan.
"Aku benar-benar seorang bajingan.. Aku hanya bisa menyiksamu.. terus dan terus.. aku... Aku.." Yibo kehabisan kata-kata, dia sudah mencapai batas dimana tidak ada lagi yang bisa ia pikirkan seolah rasa bersalah memblokir semua isi pikiran nya.
Saat di tengah rasa putus asanya, sebuah tangan yang hangat tiba-tiba memeluknya."Wangyi.. aku menunggu mu.. sangat lama hikss... Aku selalu menunggu, aku selalu ingin bertemu dengan mu walau hanya sekali, saat bertemu aku hanya ingin bilang bahwa aku merindukanmu.. akhirnya, akhirnya hari ini aku bisa bertemu lagi denganmu, syukurlah.."
Mendengar kata-kata lembut itu membuat hati Wang Yibo seperti di cabik-cabik. Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Xiao Zhan, lelaki itu menangis.. Ia memeluk Xiao Zhan dengan erat dan mengeluarkan air mata yang selalu ia tahan selama ini.
"Marah.. tolong katakan kalau kamu marah padaku.. jangan seperti ini, jangan memperlakukan ku dengan lembut.. Tolong, tolong benci aku.. aku tidak pantas di......"
Xiao zhan segera melepaskan pelukan mereka dan menatap Wang Yibo dengan lembut dan dalam.
"WangYi, aku merindukanmu.. akhirnya aku bisa menyampaikan hal ini padamu.." katanya memotong pembicaraan Yibo.
Mata Yibo seketika melebar sempurna..
"Cih.." ia mendecih kesal pada dirinya sendiri, ia menggigit bibir bawahnya dengan kuat.
"Kenapa.. Padahal kamu bisa langsung menghajarku..." Suara Wang Yibo melemah. Xiao Zhan duduk bersimpuh di hadapan Wang Yibo sambil matanya melirik ke arah pohon.
"Kamu tahu? Dulu aku punya mimpi, aku selalu bermimpi, kalau suatu hari nanti aku bertemu kembali dengan cinta pertama ku, aku akan bilang kalau aku merindukannya, setelah itu aku akan bilang kalau hatiku selalu untuknya, aku akan mengatakan hal itu dalam keadaan apapun, entah dia sudah menikah atau belum, aku akan tetap menyampaikan perasaanku.. Tapi Yibo.. sejak pertama kali bertemu denganmu, kamu berhasil menarik perhatianku seolah separuh jiwa milikku sudah di ambil olehmu, begitupun dengan hatiku.."
"Dulu aku selalu menyesal, kenapa aku harus menikah denganmu? Kenapa aku harus jatuh cinta padamu, kenapa aku harus terus berada di sisimu walau tahu aku tidak bahagia, aku selalu menginginkan kebebasan, dan aku mengubur semua perasaanku padamu, tapi setelah terlahir kembali, mimpiku berubah, Aku tidak lagi ingin menyatakan cinta pada cinta pertamaku, tetapi aku ingin bilang kalau aku merindukannya saat bertemu kembali, dan untuk Wang Yibo yang menjadi suamiku, aku ingin berada di samping nya dan hidup dengan bahagia tanpa harus lari dan mengingkari perasaanku sendiri.."
"Kemarahanku sudah lenyap, dan sekarang.." Xiao Zhan memegang kedua pipi Wang Yibo.
"Entah Yibo yang dulu ataupun yang sekarang, hatiku tetaplah hanya milik mu, karena itu.. aku tidak ingin lari lagi, Aku.. akan menerima semuanya, terimakasih karena telah memberitahuku semua ini, pasti berat untukmu selama ini."
Wang Yibo lagi-lagi di buat lemah oleh Xiao Zhan, lelaki itu lagi-lagi harus mengeluarkan air matanya.
Xiao Zhan memeluk Wang Yibo.
"Menangis lah, menangis lah sepuasnya mu, dibandingkan aku, selama ini kamu lah yang paling tersisa, maaf karena aku selalu merasa satu-satunya orang yang tersakiti di dunia ini, padahal selain aku, masih ada lagi yang lebih menderita. Maaf karena aku tidak pernah memahami mu.""Hikss.." Wang Yibo semakin mengeratkan pelukannya, dan menangis sekeras-kerasnya dalam pelukan sang istri.
Hari itu wang Yibo menceritakan semuanya pada Xiao Zhan tanpa melewatkan sedikitpun. Dia bercerita tentang bagaimana ia salah mengenali orang, bagaimana dia dan Sean melakukan hal itu dan bagaimana dia melakukan hal buruk agar Xiao Zhan menyalahkannya.
Mendengar semua hal itu, Xiao Zhan dan sama sekali tidak memarahinya, namun lelaki itu kadang sedikit tertawa saat Wang Yibo merasa gugup dalam bercerita. Dia tidak pernah tahu kalau hubungan Sean dan Yibo ternyata seperti itu, dia selalu berpikir kalau mereka adalah pasangan sempura yang saling mencintai, namun ternyata cerita di balik kisah cinta itu adalah dirinya sendiri.
"Sekarang aku merasa benar-benar bersyukur karena telah di lahirkan kembali, kalau tidak aku mungkin akan menyesal seumur hidupku." Kata Zhan sambil menatap langit yang biru.
"Tidak.. kamu mungkin akan merasa senang dan terbebas karena saat itu kamu selalu ingin menghilang, tapi aku.. akulah yang akan menyesal seumur hidupmu karena tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan hal ini padamu.. Terimakasih Karena sudah kembali."
Yibo menggenggam tangan Xiao Zhan dan Zhan menyambutnya dengan senang hati.
"Jangan pernah melepaskan genggaman ini." Kata Zhan.
Yibo mengangkat tangan keduanya dan mengecup punggung tangan Zhan.
"Tidak akan.. aku berjanji akan memberikan sisa hidupku padamu, Karen itu gunakan aku sesuka hatimu istriku."
Xiao Zhan tersipu malu mendengar perkataan itu.
"Kalau begitu mulai saat ini, berikan seluruh cintamu untukku suamiku.."
Keduanya saling bertatapan dan tersenyum.. kemudian, entah siapa yang memulai, tapi bibir keduanya sudah menempel satu sama lain. Mereka berciuman dengan lembut dan penuh cinta untuk pertama kalinya.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (YIZHAN/END 🦁🐰)
RomanceMenjalani pernikahan kontrak yang begitu menyedihkan. Pemuda bernama Xiao Zhan itu hanya ingin kebebasan. awalnya dia mencintai lelaki itu, bahkan dia tidak masalah jika harus menikahi pria yang sama sekali tidak mencintainya itu. Tetapi suaminya...