#part_5 (menyebalkan)

810 48 0
                                    

_pov Devan_

Upacara hari ini sangatlah panas, hingga berulangkali kuseka keringatku agar tidak turun ke mataku. Aku sesekali melirik ke arah Lia yang berada di barisan paling belakang. Aku yakin dia pasti kepanasan.

Bruk!

Cewek di sebelahku mendadak pingsan, apa ini? Kenapa tidak ada yang ingin menolongnya.

"Lihat! Cewek sombong itu pingsan," seru teman di sebelahku dan tak berniat menolong.

"Ahk, sial! Ada apa dengan mereka? Bukannya menolong malah diliatin saja, sedangkan petugas PMR malah sibuk mengobrol. Hufft ... apa boleh buat," gumanku seraya berjongkok, lalu perlahan kugendong cewek ini.

"Wah, siapa cowok ganteng yang menggendong Bella? Dih, bisa-bisanya dia menggendong cewek sombong itu, kalau aku sih ogah banget."

"Astaga, baru kali ini aku melihat pangeran di sekolah kita."

"Andai aku yang disana, hoaaa."

Aku berjalan keluar dari barisan kelasku seraya menggendong cewek pingsan ini, dan saat ini pula aku menjadi bahan perhatian mereka. Geli sekali rasanya mendengar hinaan dan kekaguman mereka, bukannya menolong malah banyak banyak bacot.

Untunglah ada tukang sapu di sekolah ini yang memberi tahuku di mana letak ruang UKS. Maklum saja aku siswa baru di sini. Setelah kubaringkan cewek ini ke brangkar dan memanggil penjaga UKS, aku pun segera kembali kebarisan, namun setelah tiba di sana, upacara malah sudah selesai.

Di kelas, sebagai murid pindahan, aku di minta oleh bapak guru untuk memperkenalkan diriku pada teman-teman kelasku.

"Halo, kenalkan! Nama saya Devan Lian Mahendra, pindahan dari SMA the international school of Kuala lumpur. terima kasih," Aku sedikit tersenyum agar terlihat ramah.

"Bagus, silahkan Devan duduk di bangku yang kosong! Dan teman-teman sekalian, silahkan beri tepuk tangan untuk penyambutan teman baru kita!" ucap bapak guru seraya ikut bertepuk tangan.

Aku kemudian duduk di bangku kelas paling belakang, baguslah tidak terlalu mencolok.

Jam istirahat telah tiba, aku bersiap-siap ke kantin. Perutku dari tadi sudah minta di isi. Ketika aku keluar kelas, tiba-tiba saja cewek yang aku tolong tadi datang menghampiriku, sepertinya baru keluar dari UKS.

"Hei, kamu 'kan yang membawaku tadi ke UKS?" tanya cewek itu.

"Iya ... kuharap kamu ga salah paham atas tindakanku menolongmu tadi, dan lagi pula, kita sepertinya adalah teman satu kelas," ucapku kepadanya.

"Hmm, tentu saja. Oh, iya ... kenalkan namaku Bella falesya, kalau nama kamu?" tanyanya seraya mengancungkan tangannya kepadaku, mengajakku berkenalan.

"Devan Lian Mahendra, panggil saja Devan!" Aku menerima jabatan tangannya tanpa tersenyum.

Degh!

"Lia?"

Tanpa sengaja Lia melihat kami berjabat tangan. Entah sejak kapan ia berdiri di sana. Spontan saja segera kuakhiri jabat tanganku dengan Bella. Tatapannya terlihat sedih kepadaku sebelum ia pergi. Apakah dia cemburu? Kalau iya, aku senang, itu berarti dia masih mencintaiku.

"Hello, Devan! Kamu lihat siapa?" tanya Bella sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku.

"Eh, ga lihat siapa-siapa kok. Hmm, kalau gitu aku duluan ke kantin ya, bel," pamitku, tapi tiba-tiba lenganku malah di tahan olehnya.

"Kalau gitu, kita barengan aja, Van! Aku juga mau ke kantin kok. Dan sebagai bentuk terima kasihku ... hari ini, aku bakal traktir kamu sepuasnya," ucapnya seraya tersenyum kepadaku.

Sepupuku Pacar OnlinekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang