_Pov Lia_
Jam istirahat akhirnya berakhir, aku dan Devan segera beranjak pergi dari kantin. Selama aku pacaran dengannya aku tak pernah mengeluarkan uang jajanku sepeserpun. Aku sih sempat menolaknya tapi ia tetap memaksa, yaudah kalau itu maunya, lumayanlah uang jajanku bisa aku tabung buat beli skincare dari sekarang.
Saat aku hendak masuk ke dalam kelasku tiba-tiba Dita dari belakang menyenggol bahuku dengan kasar dan hampir saja membuatku jatuh kedepan tapi dengan sigap Devan memegangku. Tentu saja Dita sengaja melakukannya.
"Kamu gapapa 'kan Lia?" tanya Devan khawatir.
"Iya, aku gapapa kok, Van," jawabku sembari memegang bahuku yang sakit.
Dita terus berlalu masuk bersama teman-teman gengnya dan kemudian duduk di bangkunya tanpa niat untuk meminta maaf kepadaku. Tiba-tiba Devan menghampiri Dita dengan ekspresi kesal.
"Minta maaf ke Lia skarang!" pinta Devan dengan raut wajah kesel namun tak digubris oleh Dita.
Prak!
Devan tiba-tiba memukul meja Dita dengan kuat sehingga gadis itu tersentak kaget karena kesal yang sengaja pura-pura tuli.
"Aku bilang minta maaf ke Lia skarang!" Hardik Devan yang semakin kesel.
"Iya-iya, gw minta maaf sekarang," ucap Dita ketakutan.
Dita akhirnya menghampiriku dengan tatapan kesal. Hufft! Baru begini aja Devan udah marah apalagi kalau ia tahu sebenernya, kalau Dita menyiksaku dan mengancam ku tadi. Ingin rasanya mengadu, tapi aku takut jika Dinda sahabatku juga ikut dibully.
"Sorry, Lia. Gw ga sengaja tadi," ucap Dita yang ga tulus meminta maaf kepadaku.
"I-iya," jawabku.
"Awas aja, Lo ...," bisik Dita kepadaku dengan tatapan benci.
Devan kemudian menghampiriku sedangkan Dita kembali duduk ke bangkunya.
"Van, kenapa berlebihan begitu, sih?" tanyaku.
"Salah dia sendiri, kenapa ga minta maaf sama kamu meskipun ia tak sengaja. Ingat! aku paling benci lihat kamu di sakiti," jawabnya dengan tatapan serius.
"Hmm, yasudah. Kamu kembali ke kelasmu gih! Nanti guru kamu masuk."
"Okey, belajar yang rajin, yah!"
"Siap, Bos."
Devan pun pergi ke kelasnya, sedangkan aku berjalan ke kursiku. Saat aku melewati bangku Dita, terlihat ia menatapku dengan sinis.
"Woy, Lia darimana aja, Lo?" tanya teman-temanku yang baru saja masuk ke kelas.
"Hmm, biasalah," balasku yang kini duduk di bangkuku.
Aku benar-benar penasaran siapa yang menyuruh Dita dan teman-teman gengnya. Kenapa harus pacarku yang ia sukai, bukankah di sekolah ini masih banyak cowok lain selain Devan. Orang ini benar-benar gila, dan jahat. Aku harus bagaimana menghadapi penyiksaan mereka.
Bel sekolah akhirnya berbunyi, aku dan teman-temanku berpisah di parkiran. Devan belum keluar juga dari kelasnya sehingga aku harus menunggunya.
Dita dan teman-teman gengnya tiba-tiba menghampiriku dan sepertinya mereka akan menyiksaku lagi. Ya Tuhan, aku benar-benar tamat hari ini.
"Kok sendirian? Pacarnya belum keluar, yah?" tanya Dita sambil menyentuh pipiku.
"Kamu mau apa lagi?" tanyaku ketakutan.
"Bukannya Lo sudah tahu, apa yang akan kami lakukan."
"Kumohon! Jangan ganggu aku!"
"Hahaha, kita hanya bersenang-senang sebentar, Sayang. Teman-teman ... seret gadis sialan ini ke belakang!"
![](https://img.wattpad.com/cover/260093762-288-k267684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupuku Pacar Onlineku
Teen FictionSatu tahun lebih pacaran online pas ketemu ternyata sepupu sendiri (Sudah Tamat )#jan lupa vote😊