"Jujur ... aku sakit, sedih, marah, lihat kamu dekat sama cowok lain. Aku cemburu, Lia!" tutur Devan yang masih setia memeluk Lia.
Sedangkan Lia yang mendengarnya malah menjadi kesal. Langsung saja ia melepaskan pelukan Devan darinya dan berbalik menghadapnya.
"Kamu pikir, cuma kamu aja yang cemburu, ha?! Aku juga, Van! Cemburu lihat kamu perhatian sama cewek lain, hiks ...," teriak Lia di iringi oleh isak tangisnya sambil memukul dada bidang Devan.
Sontak saja, Devan langsung mendekap tubuh mungil Lia ke dalam pelukannya. Menyembunyikan wajah gadis itu, seraya mengelus lembut rambutnya. Air matanya juga ikut jatuh.
"Maafkan aku, sayang ... aku sungguh menyesal. Aku janji, mulai saat ini, aku ga akan pernah melepaskanmu lagi ...," lirih Devan sambil mencium puncak kepala Lia.
Hati Lia menjadi luluh, ia pun membalas pelukan Devan akhirnya. Sedangkan Devan mempererat pelukannya sembari tersenyum lega.
"Kamu pasti bohong? Kamu 'kan jahat ...," lirih Lia dalam pelukan Devan.
"Sumpah sayang, aku ga akan menjadi pengecut lagi, aku akan berjuang demi hubungan kita. Kumohon percayalah!beri aku satu kesempatan lagi," ucap Devan.
"Baiklah ...."
Kini mereka sudah duduk di sebuah kursi yang berada di tepi sungai, sambil menatap indahnya sungai. Di mana Lia menyenderkan kepalanya di bahu Devan dan tak lupa saling berpegangan tangan.
"Haruskah kita memberitahu hubungan kita kepada orang tua kita, Sayang?" tanya Devan tiba-tiba di tengah asiknya menikmati indahnya sungai.
"Hmm, aku pikir untuk saat ini, sebaiknya jangan dulu, Van. Aku tahu, kalau kamu juga belum siap untuk memberitahu mereka," jawab Lia seraya menatap wajah Devan.
Devan hanya mengangguk sambil tersenyum. Lia pun membalasnya dengan senyuman manis. Hingga Devan menjadi gemes dan berakhir mencubit hidung minimalis Lia.
"Dasar pesek!"
"Tapi sayang 'kan? Hehehe," tanya Lia sambil terkekeh.
"Sayang banget, sampe pengen nikahin sekarang," goda Devan hingga membuat pipi Lia mirip kepiting rebus.
"Ish, sekolah dulu tahu, baru nikah," sahut Lia malu-malu kucing membuat Devan semakin gemas.
"Pulang yuk! Nanti mamah kamu nanti nyariin, abis kita udah lama di sini," ajak Devan.
"Yaudah deh."
Mereka pun pulang ke rumah dengan hati berbunga-bunga. Tanpa di suruh Lia sudah memeluk erat pinggang Devan. Terukir senyum di wajah mereka masing-masing.
Akhirnya mereka sampai di rumah dengan selamat, Lia turun ke motor Devan dengan hati-hati dan melepaskan helemnya dari kepalanya begitu pun dengan Devan.Sebelum masuk tak lupa Lia tersenyum manis ke Devan.
"Ini rahasia, ya!" bisik Lia seraya menempelkan jari telunjuknya di bibir tipisnya.
"Okey, Sayangku ..." Devan mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum manis.
Masuklah Lia ke dalam rumahnya di ikuti oleh Devan di belakang. Mamah Lia pun, kini menghampiri mereka sambil membawa lipatan baju.
"Kalian kok telat banget pulangnya?" tanya mama Lia.
"Lia ada kelas tambahan tadi, Mah."
"Bank motor Devan kena paku di jalan."
Degh!
Jawab mereka bersamaan dengan jawaban yang berbeda, membuat mereka saling menatap satu sama lain.
"Jawaban mana yang bener? Tambahan kelas atau Bank motor yang kena paku, hmm?" tanya mamah Lia bingung ples curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupuku Pacar Onlineku
Novela JuvenilSatu tahun lebih pacaran online pas ketemu ternyata sepupu sendiri (Sudah Tamat )#jan lupa vote😊