#Part_17 ( Bertemu calon tunangan Devan )

365 18 1
                                    


***
Setelah Devan pindah ke rumah barunya, Lia merasa kosong di rumahnya sendiri. Ruang tv terasa suram, tak ada lagi teman untuk menonton bersama. Ruang makan pun juga sama, tak ada lagi injakan kaki di bawah meja. Lia bener-bener kesepian di rumahnya tanpa sepupunya.

Lia memasuki kamar yang pernah Devan tempati, yang kini telah kosong. Matanya ia edarkan ke seluruh penjuru ruangan. Lalu terfokus ke kasur Devan yang masih dengan seprai yang sama. Ia mengingat kembali momen menegangkan bersama Devan, ketika dirinya hampir saja tercyduk oleh Ibu Devan.

Lia melangkahkan kakinya menuju kasur Devan dan merebahkan tubuh mungilnya di atasnya.lalu melihat gelang couple-nya dengan Devan. Setelah itu ia memejamkan matanya sambil menikmati bau parfum Devan yang masih menetap di ruangan ini.

"Ayu ...!" panggil mamahnya di bawah, membuat Lia seketika membuka mata.

"Iya, Mah!" sahut Lia sembari bangun dari kasur Devan.

"Makan malam, Nak!" seru mamahnya.

"Oh, iya, Mah."

Lia kemudian berjalan keluar dari kamar Devan dan segera turun ke bawah menuju meja makan untuk makan malam. Di sana sudah ada Mamah dan papahnya yang sudah mengambil nasi dan lauk pauk ke atas piringnya.

Lia pun duduk di kursinya dan menatap kursi di depannya yang kini sudah kosong. Tak ada lagi senyuman dan candaan Devan di meja makan.

"Kok, malah melamun sih, Nak? Ayo makan!" ucap mamahnya membuyarkan lamunannya.

"I-iya, Mah," jawab Lia dan segera mengambil nasi dan beberapa lauk pauk yang telah di masak mamahnya.

"Baru aja beberapa jam, aku udah rindu aja sama Devan. Hufft ... kira-kira dia udah makan ga, yah?" monolog Lia dalam hati.

Setelah Lia selesai sarapan ia akhirnya segera menuju kamarnya dan mengambil hpnya di atas nakas. Lalu menelpon Devan.

Devan yang baru saja keluar dari kamar mandinya dengan handuk sampai pinggang, segera berlari mengambil hpnya yang kini berdering di atas kasur.

"Halo, Van!" sapa Lia di telpon.

"Iya, Sayang? Hmm, aku tebak kamu pasti rindu yah sama aku?" goda Devan di telpon sambil menggosok rambutnya yang basah.

"CK! Emang kamu ga rindu juga sama aku, ha!?" kesal Lia.

"Hahaha, tentu saja aku rindu, Sayang. Dan, mungkin malam ini aku ga akan bisa tidur nyenyak," ucap Devan yang masih sibuk menggosok rambutnya.

"Kenapa? Di sana ga nyaman, yah?" tanya Lia sambil mengerutkan keningnya.

"Bukan ... aku cuma belum terbiasa aja tidur, sebelum melihat wajah cantik sepupuku ini," jawab Devan yang terdengar menggombal.

"Hahaha, gombal. yaudah kita vc, yuk!" ajak Lia.

"Ayok!" Panggilan telepon pun kini beralih kepanggilan Vidio.

"Loh, kok kamu ga pake baju, sih?" tanya Lia yang nampak sedikit malu melihat dada bidang Devan di layar kaca Hpny.

"Hahaha, tadi aku habis mandi dan belum sempat pakai baju," jawab Devan

"Kamu mandi malam?"

"Mau gimana lagi, beres-beres barang pindahan rumah membuatku berkeringat."

"Hmm, jadi penasaran deh sama rumah baru kamu."

"Yaudah, kamu datang aja kesini lihat-lihat!"

"Maunya sih gitu. Tapi mamahku belum ngizinin aku ke rumahmu untuk sementara waktu dulu. Takut kalau aku ga bisa lupain kamu."

Sepupuku Pacar OnlinekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang