Lia berjalan masuk ke dalam pagarnya dengan perasaan takut-takut, karena ia pulang telat sekali kali ini dari sekolah. Langit bahkan kini telah berubah menjadi gelap. Padahal mamahnya telah memperingatkannya semalam. Lia malah terus mengikuti kemauan Jeni dan bujukan Reno."Assalamu'alaikum ...," ucap Lia memberi salam dengan suara pelan dengan perasaan was-was sambil membuka pintu.
"Waalaikumsalam."
"Eh, suara ini?" kaget Lia
"Devan?"
Lia tersentak kaget ketika melihat siapa yang menjawab salamnya, yang ternyata adalah Devan. Dimana Devan saat ini sedang berdiri dihadapannya sambil melipat kedua tangannya di dada dengan tatapan datar ke arahnya.
"Baru pulang?" tanya Devan menaikkan satu alisnya.
"Iya, emang kenapa? Dan ngapain kamu di sini malam-malam di rumahku?" tanya balik Lia dengan nada nyolot.
"Ayu!" pekik mamahnya yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa cemilan dengan ekspresi murka ke arah Lia.
Lia nampak menunduk takut sambil meremas ujung bajunya. Siap-siap dah kena Omelan pedes lagi.
"Dari mana saja kamu, ha?! Tahu tidak ini udah jam berapa? Devan dari tadi udah pulang tadi sore, lah kamu baru pulang jam segini, ini udah malam, Ayu! Mau jadi apa kamu, ha?!" geram mamahnya dengan wajah merah padam.
"M-maaf, Mah. Lia habis kerja kelompok," elak Lia berbohong.
"Halah, kerja kelompok terus alasan kamu. Emang kerja kelompok harus tiap hari kah?!" kesal mamahnya.
"Udah, Tant. Mungkin Lia bener?" bela Devan yang tidak tega melihat Lia diomeli mamahnya.
"Hufft, yasudah." Mamah Lia menghela nafas berat mengatur emosinya akibat ulah putrinya.
"Oh, iya. Mulai hari ini Devan akan mengajarimu belajar di rumah dan kamu tidak boleh kemana-mana!" titah mamahnya dengan ekspresi serius.
"Ha! Apa, Mah? Devan mengajariku belajar?" kaget Lia sambil melotot kaget.
"Iyah, biar kamu bisa memperbaiki nilai-nilai mines kamu," tegas mamahnya.
Lia menghela nafas lalu menatap Devan pasrah sedangkan Devan hanya memasang wajah malas.
"Gimana aku bisa move on kalau gini," gerutu Lia di dalam hatinya.
"Yasudah, kalian belajarlah yang rajin! Mamah ke dapur dulu memasak," ucap mamah Lia sambil berlalu pergi.
"Iya, Mah."
"Iya, Tant."
Kini tinggal Lia dan Devan berdua, sejenak mereka saling menatap lalu buru-buru membuang pandangan masing-masing ke samping sambil berdehem kikuk.
"Hmm, kita mau belajar dimana?" tanya Devan sambil menggaruk tengkuknya.
"Di kamarku, bukuku atas di atas semua," jawab Lia sambil berjalan naik ke tangga menuju kamarnya.
"Baiklah," balas Devan sambil mengekor di belakang Lia.
Tak lama kemudian mereka pun sampai di atas, Devan menghentikan langkahnya ketika melewati bekas kamarnya dulu dimana banyak kenangan lucu dan manis di sana.
"Boleh aku masuk?" tanya Devan.
"Ya silahkan, lagian aku juga mau ganti baju dulu," balas Lia.
Devan pun masuk bekas kamarnya dulu, sementara Lia berjalan menuju kamarnya untuk mengganti seragamnya yang bau apek sudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupuku Pacar Onlineku
Roman pour AdolescentsSatu tahun lebih pacaran online pas ketemu ternyata sepupu sendiri (Sudah Tamat )#jan lupa vote😊