22• Reno

251 22 0
                                    


***
Pagi-pagi Jeni sudah datang ke rumah Lia dengan pakaian olahraga yang nampak kece. Hari ini ia akan mengajak Lia untuk Joging bersama di dekat taman. Ini adalah rencananya agar Sahabatnya itu bisa melupakan kesedihannya dengan kesibukan sehat setiap hari, misal dengan mengajaknya joging.

Tok ... tok ... tok ....

Jeni mengotok pintu rumah Lia, dimana pintu rumahnya masih tertutup rapat."Assalamualaikum." serunya.

Ceklek!

Mamah Lia akhirnya membukakan pintunya dengan wajah masih muka bantal."Waalaikumsalam," jawabnya.

"Nak Jeni, pagi-pagi begini ada keperluan apa?" tanya mamah Lia sambil menguap.

"Hehehe, maaf Tante! Jeni cuma mau ngajak Lia joging Tante," jawab Jeni cengengesan.

"Ooo ... tapi Lianya masih belum bangun, Nak. Mmm ...  atau begini saja kamu yang aja yang  bangunin Lia, yah," saran mama Lia.

"Oke, Tante."

Jeni akhirnya masuk ke dalam rumah Lia setelah dipersilahkan masuk oleh mamah Lia yang nampaknya masih ngantuk. Ia pun segera naik menuju kamar Lia dengan menaiki anak tangga.

"Pintu kamarnya ga kekunci, langsung masuk saja, deh. Percuma ngetok kagak bakal direspon," monolognya pada diri sendiri.

Ceklek!

Jeni membuka kamar Lia dan melihat Sahabatnya kini masih tidur berbalut selimut berwarna coklat. Perlahan kakinya melangkah masuk ke dalam kamar sahabatnya itu dan langsung melompat ke atas tubuh Lia. Hap!

"Bangun, woy!" teriak Jeni yang kini memeluk tubuh Lia.

"Eungh ... apaan, sih, Jen. Berat tahu!" keluh Lia karena diganggu oleh Jeni.

"Bangun! Ayok kita pergi joging!" ajak Jeni sambil berusaha membuka selimut Lia.

"Aaa ... Jen, aku ga mood, nih. Masih ngantuk!" tolak Lia yang tak mau membuka selimutnya.

"Iii ... ga boleh males begitu! Ayok buka selimut Lo!" kekeh Jeni berusaha menarik selimut Lia, dan ia pun berhasil membuka selimut Lia secara paksa. Dan dilihatnya mata Lia kini bengkak karena habis menangis semalam gara-gara habis telponan sama Devan.

"Kamu habis nangis lagi sampe mata lo bengkak begitu?" tanya Jeni.

"Aaa ... tahu ah," rengek Lia dan kembali menarik selimutnya menutupi wajahnya yang bengkak.

"Hadeh, pasti karena Devan lagi, nih. Hufft ... ayok bangun! Kita pergi joging sekarang, anggap aja Lo cari pengalihan. Jangan seperti ini terus! Cinta bukan segalanya 'kan? Kenapa lo jadi kacau begini? Tuh lihat, tubuh Lo jadi gemutan." Jeni beralih posisi menjadi duduk di samping Lia.

"Terserah, aaa ... kamu mana tahu rasanya sakit hati ditinggal tunangan sama pacar."

"Bukan begitu, tapi seenggaknya Lo berubah dong! Isi hari Lo dengan kegiatan yang bermanfaat. Bekerja, belajar, olahraga, atau cari pacar baru eh ... hobi baru maksudnya."

"Hufft ... cerewet!"

Lia akhirnya membuka selimutnya dan beralih posisi menjadi duduk dengan rambut kini acak-acakan.

"Ihk, lihat diri Lo di cermin! Macam gembel!" ejek Jeni.

Lia melirik dirinya di cermin dan melihat pantulan dirinya begitu menyedihkan sekali.

Jeni segera turun dari ranjang dan beralih membuka lemari kamar Lia untuk mencari pakaian olahraga untuk Lia. Setelah menemukan baju olahraga, ia pun memberikan kepada Lia dan menyuruhnya untuk segera memakainya.

Sepupuku Pacar OnlinekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang