30•Kencan

261 24 66
                                    


Jam pulang sekolah akhirnya telah tiba, Reno yang kini berstatus pacar Lia dengan semangat ia berjalan menuju ke kelas Lia untuk mengajaknya pulang bersama. Setibanya di sana, ia bertemu dengan Nando yang sepertinya punya tujuan sama dengannya.

"Ehem ... bocil cecungut! Ngapain kamu di depan kelas pacarku?" tanya Reno dengan suara terdengar kesal.

"Pacar? Nando ga salah denger nih?" Nando mendekatkan telinganya ke arah Reno karena tak percaya dengan ucapan Reno dengan ekspresi mengejek.

"Kamu ga salah denger Nando," ucap Jeni yang baru-baru saja keluar dari kelasnya bersama teman-teman yang lain termasuk Lia."Iyakan, Lia?" sambungnya.

"I-iya," jawab Lia sambil mengangguk membuat Nando nampak terkejut mendengarnya.

"Tuh kan, jadi ... mulai sekarang aku minta kamu bocil cecengut ga usah deketin pacar aku lagi!" tegas Reno sambil merangkul pundak Lia membuat Nando mendengkus kesal, lalu berlalu pergi dengan hati yang kini patah.

"Ayo sayang!" ajak Reno sambil menggandeng tangan Lia menuju parkiran, dan seperti biasa temen-temen yang lain akan menggoda pasangan baru ini.

"Ciee ... ciee ... ciee," seru mereka.

Tak lama kemudian Reno dan Lia akhirnya sampai di parkiran, Lia pun naik ke motor Reno sambil berpegangan pada bahu Reno.

"Hmm ...." Reno berdehem seperti memberikan isyarat ke Lia, tapi Lia nampak tidak peka.

"Kenapa, Ren?" tanya Lia dengan dahi mengerut.

"Hmm, kita 'kan udah pacaran tuh sekarang. Jadi, kamu bisa ga pegangannya jangan di bahu terus," jelas Reno.

"Mmm, baiklah ..." balas Lia dengan ekspresi tidak nyaman dan perlahan mulai melilitkan kedua tangannya ke pinggang Reno.

Reno tersenyum tipis dan mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang keluar dari parkiran sekolah. Dan sialnya Devan melihat kemesraan mereka lagi, di mana ia baru saja keluar dari kelasnya bersama Doni.

"Sabar yah, Bro," ucap Doni sambil menepuk pundak Devan agar tabah.

***
Malam pun telah tiba, Jeni tiba-tiba datang bertamu ke rumah Lia. Tidak biasanya Jeni datang ke rumah Lia pada jam segini, pasti ada maksud tersembunyi dibalik kedatangannya, apalagi ia datang sendiri sambil membawa kue coklat.

Mamah Lia pun menyambut kedatangan Jeni dengan ramah dan tak lupa mempersilahkannya duduk sebelum memanggil Lia turun ke bawah.

"Ayu! Turun, Nak! Temen kamu datang, nih!" panggil mamahya.

Lia yang nampak sibuk mengerjakan pr-nya kini terusik dengan panggilan mamahya di bawah.

"Iya, Mah. Sebentar!" sahut Lia sambil berdiri dari kursinya." Siapa sih, malam-malam begini bertamu?" gerutu Lia keluar dari kamarnya.

Turunlah Lia ke ruang tamu dan melihat Jeni yang kini duduk di sofa sambil tersenyum ke arahnya. Lia pun membalas senyuman sahabatnya itu meski di dalam hati ia bertanya-tanya apa maksud kedatangan sahabatnya ini.

"Jeni? Kamu rupanya. Aku pikir siapa?" ucap Lia sambil berjalan menghampiri Jeni dan kemudian duduk di sebelah Jeni.

"Hehehe, iya. Sorry gw ga sempet chat kamu dulu sebelum datang ke sini," balas Jeni cengengesan.

"Kalau gitu Tante tinggal ke dalam dulu, yah," pamit mamah Lia ke dapur.

"Iya, Tant," balas Jeni.

"Hmm, memangnya ada apa? Sampai kamu repot-repot datang malam begini, sambil bawa kue coklat segala lagi," tanya Lia sambil mencicipi kue yang di bawa Jeni.

Sepupuku Pacar OnlinekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang