#Part_19 ( Berlibur )

253 18 2
                                    


***
Sampailah mereka di rumah Reno yang tidak terlalu besar maupun kecil. Reno pun turun dari motornya begitu pula dengan Devan dan Doni yang juga ikut turun dari mobilnya.

"Ini rumahmu?" tanya Doni yang masih setia memeluk bantal guling kesayangannya.

"Bukan, rumah tetangga!" jawab Reno bercanda sambil masuk ke dalam rumahnya.

"Loh ... katanya rumah tetangga kok malah masuk?" guman Doni yang percaya dengan omongan Reno.

"Stupid!" ucap Devan sambil ikut masuk ke dalam rumah Reno.

"Van ... tunggu!" Doni pun ikut mengekor di belakang Devan yang masih kebingungan.

Reno langsung saja membawa Devan dan Doni masuk ke dalam kamarnya tanpa meminta izin ke neneknya terlebih dahulu dikarenakan neneknya sudah tidur lebih awal. Reno tak ingin mengganggu Nenek kesayangannya itu.

Devan dan Doni kini nampak tercengang melihat kamar Reno yang berantakan ditambah bau kaos kaki menusuk hidung.

"Wah, kamarmu sungguh berantakan sekali ditambah bau. Binatang saja akan mati jika tidur di sini," celetuk Doni membuat Reno langsung menatapnya dengan tatapan sinis.

"Apa kau bilang? Yaudah, ga usah nginap di rumahku! Kalau cuma menghina," kesal Reno ke Doni. Sedangkan Devan terlihat sibuk memunguti pakaian kotor yang berserakan di atas kasur Reno.

"Hehehe, canda kok, Bro. Jangan usir kami, yah. Aku suka kok dengan kamar yang berantakan apalagi baunya estetik begini," bohong Doni cengengesan sambil merangkul bahu Reno agar Reno tidak mengusirnya.

"Terserah, deh. Aku mau ke belakang dulu, dan ingat kalian jangan berisik! Nenek aku punya riwayat penyakit jantung," tegas Reno mengingatkan.

"Siap, Bos."

Tiba-tiba Devan menemukan kolor Reno di bawah tumpukan pakaian kotor. Ia pun menunjukkannya ke Reno yang hendak keluar.

"Pfftt ... ternyata kau penggemar fanatik Doraemon sampe-sampe kau memiliki kolor Doraemon juga," ejek Devan sambil membimbit kolor Doraemon milik Reno.

Dengan sigap Reno merebut kolor Doraemonnya dari tangan Devan dengan ekspresi malu bercampur kesal."Jangan sembarangan menyentuh barang orang!" omelnya.

Devan hanya terkekeh melihat Reno kini nampak malu. Siapa suruh malas bersih-bersih kamar.

Reno kemudian keluar dari kamarnya untuk mengambil sesuatu. Sedangkan Devan dan Doni kini merebahkan tubuh mereka di atas kasur.

Tak lama kemudian, Reno akhirnya kembali dari belakang sambil membawa karpet.

"Kalian tidur di bawah pake karpet ini, karena aku ga bisa tidur kalau sempit," ucap Reno.

"Yaelah ... masa pake karpet, sih. Bisa-bisa punggung sakit," keluh Doni yang tidak biasa tidur tanpa kasur.

"Masih mending aku mengambil 'kan mu beginian, daripada aku membiarkan kalian tidur di lantai tak beralaskan apapun. Jadi kang numpang ga usah manja," nyinyir Reno.

"Sudah, Don. Hmm, sini karpetnya, Ren!" Devan pun mengambil karpet yang di bawah oleh Reno dan segera meletakkannya ke lantai. Baginya tidur dimana pun rasanya sama saja yang penting bukan jalanan.

Reno akhirnya naik ke atas ranjangnya untuk tidur sedangkan Devan dan Doni kini tidur di lantai beralaskan karpet.

"Menyebalkan, bener-bener tidak menghargai tamu," gerutu Doni sambil memeluk bantal guling kesayangannya yang ia bawa kabur dari rumahnya.

"Sudah, Don. Siapa suruh juga kabur dari rumah cuma gara-gara hal sepele," ucap Devan.

"Bagimu itu sepele, tapi bagiku itu telah melukai hatiku. Coba kamu pikir, aku sudah bersusah payah main game dari rank Warrior sampai ke rank Mythic dan sebentar lagi  aku akan menuju rank Mythic Glory dimana rank itu adalah rank tertinggi dalam Mobile legendsku," jelas Doni dengan ekspresi serius membuat Devan menguap beberapa kali.

Sepupuku Pacar OnlinekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang