20. Spesial Part

419 31 0
                                    

Gunawan : "Gue punya rencana supaya kita dapet hak sepenuhnya."

Randa : "Rencana apa nih btw?"

Gunawan : "Gue mau kalian, baperin temen-temennya Rara. Biar mereka jatuh cinta sama kalian."

Ridwan : "Maksudnya gimana nih? Kalo kita yang baper gimana?"

Gunawan : "Waktu lusa kemarin, kepala kampus kita bilang kalo sebuah grupband gaada kata pacaran. Nah yang gue mau, mereka gak bakal dapet hak sepenuhnya grupband itu."

Faul : "Ide bagus. Oke gue sepakat."

Ridwan : "Gue juga."

Hari : "Gaada rencana lain?"

Gunawan :"Enggak ada Hari. Ini satu-satunya."

Hari : "Gue rasa ini salah."

Gunawan : "Salah dimana sih?"

Hari : "Kita boleh rencanain yang baik, jangan gini."

Gunawan : "Rencana lo apa hah? Enggak ada kan."

Hari terdiam mati kutuk, seketika kepalanya menyuruh nya untuk menunduk.

Faul : "Udah ya, mungkin kita harus gini."

Hari mengikuti teman-temannya, dan menyetujui rencana itu.

***
Meli tampak kebingungan, tak ada kendaraan umum yang lewat satu pun. Mondar-mandir di depan cafe, sesekali melihat jam tangannya itu. Ada sebuah warung kecil di depan matanya.

"Gue ke sana aja deh." Tuturnya sembari menyebrangi trotoar jalan.

Warungnya begitu kecil, hanya orang-orang yang  mampir kesini biasanya seperti tukang ojek, dan pengemudi kendaraan roda kecil.

"Pak, saya beli air putih satu ya."

"Iya neng, harganya lima ribu."

"Nih pak uangnya."

Meli menenguk air putihnya itu, "Uhhh- segarnya."

Seorang pria pun datang, membawa seikat bunga namun kondisinya sedih dan berlinang air mata. Mobilnya telah terparkir di tepi jalan, mobil bermuatan empat orang itu berwarna merah mencolok.

Meli memandangi wajahnya.

Lalu pria itu memesan kopi hitam, duduk dan meratapi bunganya itu.

Meli bertanya, "kenapa mas?"

"Enggak, saya abis di tolak."

"Kok bisa mas, kenapa gak sama saya aja mas?"

Pria itu tak menjawabnya.

Berjam-jam meli bersimpuh di warung itu, masih belum ada kendaraan umum yang lewat.

"Udah lama, kok belum ada yang lewat ya."

"Mau di anter?" Tawaran pria itu, sembari mengambil uang untuk membayar kopi yang ia pesan tadi.

"Boleh sih mas." Meli menerima tawaran itu sembari tertawa  dan matanya berkedip-kedip.

"Nama mas siapa?"

BYOODE : CHASING STARS [HANGING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang