32. Overthingking

325 28 0
                                    

Putri membaringkan tubuhnya. Dia baik-baik saja, matanya menatap lurus ke langit-langit kamar. menenangkan pikirannya, cukup lelah raganya rasanya ingin membasuhi air hangat di seluruh badannya.

"Gimana ya, biar gue dapetin hari seutuhnya gitu." Pikir putri sembari memukul-mukul tembok di sampingnya itu dengan ketukan tangannya.

Nia yang baru saja selesai mandi,
"Kenapa lu?" Handuk yang masih di atas kepalanya itu.

"Enggak kenapa-kenapa." Kata Putri yang menggerakkan dua kakinya itu.

"Lu gamandi? Udah siang nih."

"Mager gue sih."

"Cantik cantik jarang mandi, entar lo mau di kutuk jadi siluman."

"Sewot amat—!"

Karena kondisinya masih pergantian pagi ke siang, aulia membuka jendela dan mematikan  pendingin ruangan. Lebih baik, angin sepoi-sepoi yang masuk ke dalam kamarnya itu. Dan, mulai memilah beberapa sampah sisa makanan di balkon kamar.

Aulia memandang indahnya kota jakarta, langitnya begitu biru. Pandangan matanya mulai fokus ke satu arah.

"Jirayut? Dia udah pulang?" Tuturnya yang memegang kantung plastik sampah yang ia pungut barusan.

Putri mengambil handuk yang menggantung di pagar balkon, "Wey, ngapain lu bengong?"

"Liat, itu jirayut udah pulang?"

"Lah, iya."

Aulia mulai memainkan ekspresi penasarannya,
"Bodo amat sih, eh tapi si rara kan ada di depan kampus 'kan?"

Putri pun membalasnya, "Iya di depan lagi nungguin paket, dah ah gue mau mandi. Kalo di ajak ngobrol sama lu, gak mandi-mandi malah ngegibah."

"Nyerocos terus bu kek kompor meleduk."

"Rara mana sih?" Tanya Nia yang berjalan kearah balkon.

"Kan di depan, lagi nungguin paket."

"Oh," berhenti sebentar, lalu melanjutkan pembicaraannya lagi, "Itu rara kan? Kok di situ ada jirayut?"

"Gue juga bingung, dahlah biarin aja."

***
Jirayut ingin bertanya kepada seseorang yang berjalan mendekatnya, "Mbak, tau kampus universitas.." Belum selesai bicaranya.

"Ji-ra-yut?" Rara memangilnya mengeja.

Jirayut membalikan posisi badannya.

"Kamu gausah malu, kita kan sahabat." Rayu Rara.

Jirayut tersenyum malu, menunduk dan berkata, "Hmm— maafin aku ya."

"Engga usah minta maaf, kamu gasalah kok. Aku yang salah"

"Yok sekarang kita ke asrama yok. Mae dah nunggu kamu."

BYOODE : CHASING STARS [HANGING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang