Bokuto-san

1.8K 184 5
                                    

"Sayang, kamu belum tidur?

Iris zamrud yang tadinya masih fokus pada tatanan huruf yang tersusun rapi dalam lembaran kertas, dialihkan ke arah sumber suara.

Suaminya sudah bersiap tidur di sampingnya.

"5 menit lagi."

"Ahhh, inilah mengapa aku merasa Keiji sangat mirip denganmu."

Nyonya Akaashi hanya tertawa, lalu menutup bukunya. Meletakkannya di meja bersamaan dengan kacamatanya.

"Tapi dia juga memiliki gen mu kan?"

Tuan Akaashi mencoba mengingat, lalu menggeleng.

"Dia seperti versi laki-laki dirimu."

"Keiji lebih kuat dariku, dia memiliki kekuatanmu."

"Kamu masih ingat saat pertama kali kita bertemu dengan menantu kita?"

Iris zamrud itu menengadah kearah jendela, di mana ada langit malam yang ditutupi awan.

Bulan yang bersinar pucat mengintip dari balik gumpalan awan, dengan sisi yang terpotong.

Sebentar lagi bulan purnama.

Meski guratan yang di makan usia terlihat, wajah wanita itu masih terlihat cantik. Senyumnya mengembang.

"Ya, aku tidak menyangka anak semata wayang kita akan mendapatkan matenya secepat itu."

Mate merupakan istilah yang dapat diartikan sebagai pasangan.

Dalam dunia ABOverse ini, ketika seseorang menemukan matenya mereka akan terus bersama hingga mau memisahkan.

Karena itu, sangat jarang ada perselingkuhan terjadi.

"Humm, Keiji pulang dengan aroma orang lain di sekujur tubuhnya."

Scenting atau menandai seorang Beta/Omega yang disukai oleh seorang Alpha dengan aroma tubuhnya.

Entah dengan dekapan, atau sekedar berjalan bersama. Selama orang tersebut dekat dengan seorang Alpha, aroma tubuh si Alpha akan menempel padanya. Itu pun apabila si Alpha juga menginginkan/menyukai targetnya.

Nyonya Akaashi ikut membaringkan tubuhnya di kasur. Tuan Akaashi masih berbicara dengan mata terpejam.

"Esok hari setelah anak itu mengantarkan Keiji pulang, keluarganya mendatangi kita."

"Kejadian selanjutnya juga membuatku terkejut."

"Hu'um."

*****

Tepat saat Nyonya Akaashi ingin memasuki rumahnya sehabis membeli bahan makanan, ia mendapati 4 orang berdiri di depan rumahnya.

Surai putih abu dan sepasang mata emas.

Deg.

Nyonya Akaashi terhenti dari langkahnya. Entah kenapa bulu romanya berdiri.

Seorang wanita dengan rambut blonde terang yang dicepol menyadari kehadirannya, senyumnya mengembang.

"Akaashi-san? Ini aku yang tadi malam menelfonmu."

"Bokuto-san?"

Nyonya Akaashi kembali berjalan, menghalau rasa was-was yang menggerayangi hatinya. Ia melihat tiga orang lainnya, yang ia yakini sebagai anak dari wanita itu.

We are The Protagonists of The World 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang