Lamaran

1.2K 134 19
                                    

Seorang wanita dengan rambut dicepol menyusuri lorong yang didominasi warna putih.

"Suster Bokutoo~"

Sapa seorang anak kecil dengan pakaian khusus pasien berada di depannya.

Wanita itu tersenyum pada anak itu.

"Kamu sendirian di sini?"

Anak itu menggeleng, ia lalu menunjuk seorang gadis dengan surai cerah yang kemerahan tengah berlari kecil dengan wajah pucat menuju mereka.

Gadis itu juga memakai pakaian rumah sakit, lengan kirinya dipakaikan gips untuk patah tulang.

"Kakak itu tidak sengaja menelan cacing yang ku temukan di taman."

"Hah??"

Bokuto nee-chan kembali menatap gadis yang ia kenali.

Air mata menggenang dari iris madunya.

"Bokuto-saaaan! Tolong Akuuu--"

"Natsu! Jangan lari!"

Dibelakang gadis itu, ada seorang lelaki yang mengejarnya dengan rupa yang hampir sama.

"Apa yang terjadi di sini?"

Sebelum si kakak beradik Hinata muncul di hadapan Bokuto nee-chan, mereka sedang berada di taman untuk sekedar mencari udara.

Natsu masuk rumah sakit karena tidak sengaja mematahkan lengannya, akibat jatuh bersepeda di jalan turunan gunung yang dulu biasanya Shoyo lalui.

Hari ini, Shoyo datang berkunjung dan mengajak Natsu keluar dari kamarnya.

Saat mereka di luar, mereka tidak sengaja berpapasan dengan anak kecil yang tengah bermain di tanah.

Natsu pun dengan gemas ikut bermain dengan anak itu, tapi tidak ada yang menduga ketika anak itu menggali dan mulut nlNatsu terbuka...

Seekor makhluk lunak berwarna pink ikut terserok dan muncul di udara.

Kelanjutannya ya seperti yang bisa kalian lihat.

"Kau sudah merasa baikan?"

Natsu hanya mengangguk tanda mengiyakan, ia berbaring dengan lemah di kasurnya.

Baru saja memuntahkan makhluk itu.

"Sepertinya untuk ke depan aku tidak mau makan yakisoba."

Shoyo hanya mengangguk mengiyakan, ia perlahan-lahan menyembunyikan kantong plastik yang tadi ia bawa.

Iya, isinya yakisoba.

"Istirahatlah, aku yakin kau akan baik-baik saja." Ujar Bokuto nee-chan sambil memeriksa perut Natsu.

Shoyo hanya mengulum senyum, lagi.

Bokuto nee-chan tidak habis pikir dengan apa yang baru saja ia lalui, setelah mendengar rengekan Natsu ia segera berteriak meminta ruang operasi di kosongkan.

Namun, karena semua perlu proses... Bokuto nee-chan mengambil langkah cepat dengan memukul bagian ulu hati Natsu, dan membuatnya muntah.

Demi apapun, ini kekerasan.
Jadi jangan ditiru.

Tindakan itu berhasil membuat cacing yang ditelan Natsu keluar, hanya saja metodenya terlalu barbar.

Tersadar sesuatu, Bokuto nee-chan menoleh pada Shoyo.

"Bukannya kau sedang ada pertandingan?"

"Tadi pagi sih iya, kami tidak menduga akan memenangkan game dalam 2 kali putaran."

We are The Protagonists of The World 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang