Semua karena hormon!

2K 195 10
                                    

"Bokuto-san, bagaimana rasanya menjadi calon ayah?"

"Hmm? Sama seperti denganmu biasanya."

Binar pada mata Hinata sirna, berganti dengan alis yang mengernyit kebingungan.

Kini, Bokuto yang sudah tenang berada di kamarnya dengan Hinata.

Dorm tim MSBY Black Jackals ini memiliki beberapa kamar, di mana satu kamar di tempati oleh dua orang.

Hinata yang ingin berbincang layaknya anak gadis ketika sedang tidur bersama, sepertinya gagal karena Bokuto.

"Bokkun, Hinata bukan anakmu." Komentar Atsumu.

"Ehhh? Tapi rasanya mirip???"

"Ketika ia hamil, kapan kamu menyadarinya?"

Tak ada yang menduga jika Sakusa ikut berkumpul di kamar itu.

Mengingat hanya Bokuto yang sudah menikah dan masih bolak-balik Dorm, para pemuda yang belum menikah tentu penasaran dengan kehidupan istimewa itu.

Martabak enak nih, wkk.

Bokuto melipat kedua tangannya di dada, wajahnya mengerut karena berpikir keras.

"Oh, ya! Keiji jadi lebih bernafsu untuk mengeluarkan sperma ku setiap kali kami-"

"APAPAPAPAPAP!"

Potong Atsumu cepat seraya menutup kedua kuping Hinata.

"Selain ketika kalian melakukan itu."

Titah Sakusa seraya mengambil langkah mundur, seakan tahu bagaimana betapa kotornya Bokuto di atas ranjang.

Dalam artian tidak memakai kondom dan membuat cairan mereka belepotan kemana-mana.

Dan Bokuto kembali mengerutkan wajahnya.

Bokuto kembali bersorak dan menepukkan kepalan tangan kanannya di atas tangan kirinya.

"Ya, Ji jadi aneh selama 2 minggu."
.
.
.

Bokuto hanya beranggapan bahwa Akaashi mulai memiliki kebiasaan aneh, karena tidak biasanya istrinya melakukan hal seperti itu.

Minggu pertama, Akaashi selalu mencium pakaian Bokuto yang baru saja ia letakkan di keranjang kotor. Tidak jarang kejadian itu dipergoki oleh Bokuto.

"Oh, Tuhan..." - Sakusa.

Akaashi yang selalu tidur larut, tiba-tiba saja lebih sering tidur lebih awal dengan alasan ingin tidur bersama Bokuto.

"Gemasnya~" - Hinata.

Walau di pagi harinya ketika Bokuto ingin bermanja-manja, Akaashi tiba-tiba menjadi badmood tidak jelas.

Kalau tidak ada di kasur, pasti selalu berada di kamar mandi akibat mual.

Tentunya, karena perut kosong, hanya ada air yang keluar.

Tidak jarang juga pagi itu, Akaashi sudah berada di dapur mereka. Makan lebih awal dari biasanya.

Jumlah porsi makan Akaashi juga jadi lebih banyak, bahkan lebih banyak dari Bokuto.

"Mereka berdua memang suka makan."
- Atsumu.

Bahkan, Akaashi menjadi sering makan di larut malam... hingga dini hari.

"Kou... aku lapar."

"Ji, ini jam 3 pagi."

Membuat Bokuto bangun lebih awal dan menyiapkan makanan untuk Akaashi, jika tidak istrinya akan menangis.

We are The Protagonists of The World 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang