Katakan!!?

1.5K 116 8
                                    

"Kamu ingin lampunya dimatikan?"

"Hu'um, pakai lampu tidur saja."

Bokuto cemberut tidak setuju.

"Kalau remang-remang kamu tidak bisa melihatku dengan jelas kan?"

"Kou, jangan berpikir aku berkhayal tengah bersetubuh dengan orang lain saat bersamamu karena kondisi mataku yang buruk."

Menjawab kekhawatirannya, dengan terpaksa Bokuto menuruti keinginan Akaashi untuk mematikan lampu terang.

Kini mereka berdua berada di kamar dengan cahaya lampu tidur, setidaknya cukup terang untuk mereka berdua saling melihat.

Sesi mandi berlalu dengan cepat, karena keduanya sudah tidak sabar untuk bergumul di ranjang.

Meski hari masih sore, keduanya stuju untuk menutup gorden lebih awal. Membuat sebagian ruangan menjadi gelap, kecuali kamar mereka yang terlihat remang-remang.

"Lagian, kenapa lampu tidur?"

"Saat aku berada di bawahmu, wajahmu terlihat menyilaukan karena cahaya lampu."

"Ohh, jadi karena itu kamu sering menutup mata saat kita melakukan seks?"

Akaashi ingin menjawab tapi ia memilih untuk diam, bukan karena lampu ia menutup mata.

Itu karena Bokuto yang terlalu seksi.

Jika ia terus menatap kekasihnya saat di ranjang, Akaashi takut mulutnya akan terus meracau agar Bokuto tidak berhenti.

"T-tunggu..."

Cegat Akaashi saat Bokuto meraih pinggulnya.

"Kenapa lagi?"

"Jangan terlalu kasar, kamu akan menyakiti bayinya."

"Memangnya aku pernah bersikap kasar?"

Perempatan imajiner muncul di kepala Akaashi, bisa-bisanya Bokuto lupa bagaimana dirinya ketika melakukan hubungan badan.

"Memangnya siapa lagi ingin menyerang prostat ku?"

"Cuma akuuu~"

Bokuto mengeratkan tangannya pada Akaashi, membuat sang istri semakin menempel padanya.

"Jika ada yang menyentuhmu, dia akan berurusan denganku." Bisik Bokuto pelan.

Akaashi meneguk ludah, Bokuto sangat posesif akan dirinya. Tentunya dia juga suka sisi Bokuto yang ini.

"Kalau begitu, buat aku mendesahkan namamu malam ini."

Akaashi merangkulkan kedua tangannya pada leher Bokuto, mengecup bibir suaminya pelan.

"Kou."

Entah Akaashi melihat atau tidak, Bokuto tersenyum lebar dengan sikap Akaashi yang terlihat menggemaskan.

"Mmh~"

Bibir keduanya bertaut, saling mengulum satu sama lain.

Bokuto meraih tengkuk Akaashi, meminta akses masuk. Akaashi menurut, ia membuka bibirnya dan membiarkan lidah Bokuto masuk.

"Nh~ Mmhu~"

Akaashi menggeliat, lidahnya diajak berdansa. Apa lagi ketika Bokuto dengan sengaja mempermainkan lidahnya, sesekali menghisap dan menggigit.

Seiring dengan tubuh Akaashi yang diajak untuk berbaring, ditindih oleh Bokuto.

Tangan Bokuto bergerak ke arah bawah, mengelus tubuh istrinya. Akaashi reflek merenggangkan kedua kakinya, membuka paha sebisa yang ia mampu.

We are The Protagonists of The World 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang