Happy Birthday Present

1.8K 154 1
                                    

Hanya selang beberapa bulan setelah Kamp Musim Panas berlalu. Melewati hari di mana Bokuto mengamuk setiap kali ada yang mencoba menyentuh Akaashi yang sedang terkena Heat musim panas.

Hari itu, 20 September 2011.

Di musim gugur di mana semilir angin selalu berhembus, aroma Alpha Bokuto menguar.

Akaashi jatuh terduduk.

Membuat orang-orang yang tadinya berkerumun untuk Bokuto, teralihkan pada Akaashi. Mereka yang tadinya ingin merayakan ulang tahun Bokuto, dibuat panik oleh Setter Kelas 1 mereka.

Nafasnya tercekat, wajahnya memerah, bulir transparan juga menggenang.

Feromon Bokuto membuat Akaashi Heat.

.
.
.

"Mmmh~"

Akaashi hanya memejamkan matanya ketika Bokuto mengecup pipinya, mendekap tubuhnya dari belakang.

Tadinya, tanpa memperdulikan kue dan ucapan selamat. Bokuto segera berlari dan membawa Akaashi pergi, meninggalkan semua orang.

Namun, Akaashi bersikeras bahwa Bokuto harus merayakan ulang tahunnya bersama yang lain.

"Kaashi, saat ini kamu prioritasku."

Akaashi tidak bisa membantah lagi, mereka pergi ke ruang UKS di saat yang lainnya melakukan kegiatan Klub.

Sebenarnya Bokuto hampir meledak.

Aroma manis yang tipis menggelitik hidungnya berulang kali.

Mengingat ini bukan jadwal Akaashi biasanya mengalami Heat, maka feromon yang keluar tidak terlalu kuat.

Aromanya cukup untuk menggoda batas kesabaran Bokuto.

Kecupan bibir itu perlahan turun ke garis rahang Akaashi, dengan iris emas yang terus memperhatikan.

"Mmh~ Bokuto-san~"

Akaashi mencoba mendorong Bokuto menjauh saat bibir itu mengecup tengkuknya.

Bokuto sama sekali tidak bergeming, ia menjilat tengkuk Akaashi yang memanas.

Bekas gigitan yang pernah ia tinggalkan sudah memudar.

Gigitan yang ia lakukan ketika Akaashi mengalami Heat saat tidur dulu.

Bibir itu sekali lagi mengecup permukaan kulit Akaashi, dan tangan yang mengelus sekujur tubuh Akaashi dengan lembut.

"Kaashi..." Suara serak dan nafas berat.

Iris emas itu menggelap, menarik Akaashi untuk berbaring bersamanya di atas kasur pasien.

Buff.

Membuat keduanya saling membelakangi.

"Mmh~"

Erangan sekali lagi keluar saat ia merasakan sesuatu yang menggesek di antara bokongnya, Akaashi menggeliat, membuat bokongnya semakin menekan tonjolan di balik celana Bokuto.

Feromon Bokuto membuat Akaashi seperti ini, sedangkan feromon Akaashi membuat Bokuto juga seperti ini.

"Mmh! Ngh!"

Akaashi menutup mulutnya saat Bokuto menggigit tengkuknya, sesekali menjilat dan menggigitnya lagi.

Meninggalkan bekas kemerahan dan jejak basah.

Bokuto mendekatkan wajahnya, kembali mencium pipi Akaashi.

Beranjak bangun.

Akaashi yang merasakan dekapan Bokuto sudah tidak ada, menolehkan kepalanya.

We are The Protagonists of The World 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang