Milk Accident

1.4K 95 38
                                    

"Anak Bokuto sudah lahir."

Umum Sakusa di tengah ruangan, mengingat Bokuto mengirimi pesan kepada semua orang dan tidak semua orang sedang memegang ponsel mereka saat itu...

Sakusa yakin rekan-rekannya yang tengah sibuk dengan urusan dapur seperti memasak, bermalas-malasan depan TV, ataupun memainkan game ini tidak tahu mengenai Bokuto.

"Aku jadi paman!"

"Kau jadi paman!"

"Dan kita jadi paman!"

Sorak soray membahana mengisi Dorm MSBY Black Jackals, sekarang mereka punya ponakan.

"Meian-san, kapan kita akan mengunjungi mereka?"

Meian tersenyum lebar pada Hinata.

"Hari ini!"

Dan mereka berbondong-bondong pergi keluar menuju bus, mengingat bus yang biasanya mengantar mereka ini termasuk transportasi pribadi.

Meninggalkan Sakusa yang masih memperhatikan ponselnya.

Mengecek hadiah yang cocok untuk diberikan pada ibu yang baru selesai operasi atau bayi yang baru lahir.

Setelah memakan waktu hampir 2 jam, mereka sampai di Tokyo.

"Apakah bayinya akan seperti Koutaro-san atau Keiji-san?" Hinata berandai-andai.

"Yang pasti tidak bodoh seperti ayahnya."

Sahut Atsumu ketus, meski begitu, ia membawa kotak yang cukup besar--berisi keperluan bayi yang cukup banyak.

Sakusa yang tahu ruangannya berjalan di depan, dan ketika ia berada di ambang pintu, ia membukanya.

Dan seperkian detik kemudian menutup pintu, lalu berbalik pergi.

"Eh? Kenapa? Salah ruangan?"

"Tidak, hanya--"

Sakusa hanya berjalan mundur dengan mata memicing, entah apa yang ia gumamkan dari balik maskernya.

GRATAK! Pintu kamar dibuka dari dalam, menampilkan Bokuto dengan keringat bercucuran dan rambut acak-acakan.

"O-ohh! Kalian datang disaat yang tepat!"

Te. Pat.

Mereka sedikit merasa bersalah pada Sakusa yang melihat entah apa yang terjadi di dalam ruangan itu sebelum kemunculan Bokuto.

Karena beberapa saat yang lalu...

"Biarkan aku yang melakukannya!" Rengek Bokuto sambil menggendong bayi mereka.

Akaashi sedang menarik sisi putingnya ke kanan ke kiri, mencoba mengeluarkan putingnya setelah beberapa saat yang lalu mengompres payudaranya dengan handuk hangat.

"Tidak, Kou."

Sebenarnya Akaashi sedang merasa kesal, karena bayi mereka terlihat lebih ingin menyusu pada Bokuto dibandingkan dirinya.

Bayi mereka terlihat menggesek-gesekkan wajahnya pada dada Bokuto yang menyembul dari pakaiannya, apa lagi Bokuto memiliki puting dibandingkan dirinya.

Meski itu sekecil biji ketumbar.

"Hahhh... aku cape..."

Air mata Akaashi menggenang karena usahanya tidak membuahkan hasil.

Matanya memelas pada Bokuto.

"Kan? Apa ku bilang." Bokuto tersenyum penuh kemenangan.

"Dibanding pijat, ku rasa hisapan lebih berpengaruh padamu."

We are The Protagonists of The World 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang